Mengenal Pemeriksaan Kesehatan Balita Seperti Posyandu Ala Jepang

May 02, 2025 11:40 AM - 2 minggu yang lalu 19175

Memantau kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak secara rutin itu sangat penting, Bunda. Di Indonesia, kita punya Posyandu yang menjadi tempat pelayanan kesehatan untuk pemantauan tumbuh kembang balita. Nah, di Jepang juga ada sistem serupa yang tidak kalah tertib dan lengkap, apalagi sudah jadi bagian dari pelayanan wajib bagi setiap anak di sana.

Pemeriksaan ini dilakukan rutin oleh pemerintah kota di Jepang, dan setiap family bakal menerima pemberitahuan resmi saat waktu pemeriksaan tiba. Pemeriksaan ini tidak hanya konsentrasi pada kesehatan fisik, tapi juga memantau kesehatan mental anak dan kesejahteraan ibu, lho.

Bunda, Yuk, simak info selengkapnya seputar pelayanan kesehatan di Jepang. Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk pengembangan jasa Posyandu di sekitar kita.

Layanan kesehatan di Jepang

Melansir Expatica, Jepang mempunyai tingkat kematian anak balita terendah ketujuh di dunia. Bahkan UNICEF menempatkannya sebagai negara terbaik untuk kesehatan bentuk anak, dengan argumen rendahnya tingkat kematian anak dan obesitas.

Berbeda dengan banyak negara lain yang punya sistem master umum, Jepang tidak mempunyai sistem tersebut. Di Jepang, anak-anak yang mau memeriksakan kesehatannya dapat langsung datang ke master pediatrik, ialah master yang melayani anak (小児科クリニック, shoni-ka kurinikku).

Nah, jika anak sakit ringan dan butuh perawatan yang rutin, orang tua di Jepang tidak membawanya langsung ke rumah sakit besar melainkan membawanya ke klinik master anak, Bunda. Dokter anak di Jepang melakukan pemeriksaan yang menangani semua keluhan kesehatan anak seperti demam, batuk, imunisasi, alias masalah tumbuh kembang hingga mereka berumur 16 tahun, lho.

Jadwal pemeriksaan kesehatan anak

Melansir dari City of Yokohama, pemeriksaan kesehatan anak di Jepang dilakukan secara berkala pada usia empat bulan, 18 bulan (1,6 tahun), dan tiga tahun. Pemeriksaan ini dilakukan di pusat kesehatan masyarakat (hoken jo) dan biasanya berkarakter kelompok, di mana orang tua datang berbareng bayi alias balitanya sesuai agenda yang ditentukan.

Nah, Bunda disarankan untuk mengikuti rekomendasi pemeriksaan ini sesuai dengan umur Si Kecil. Hal ini dikarenakan dapat memberikan Bunda kesempatan untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan dapat berkonsultasi mengenai pengasuhan anak. 

Selama melakukan pemeriksaan, Bunda bakal ditanyai gimana keseharian Si Kecil. Oleh lantaran itu, krusial untuk Bunda sebagai orang terdekat alias family lain yang mengetahui keseharian Si Kecil mendampingi saat pemeriksaan.

Buku catatan kesehatan anak (Boshi Kenko Techo)

Sejak masa kehamilan, setiap ibu di Jepang bakal menerima Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Boshi Kenko Techo) . Buku ini jadi catatan krusial tumbuh kembang Si Kecil mulai dari kehamilan, kelahiran, imunisasi, hingga hasil pemeriksaan kesehatan.

Setiap kali anak memeriksakan diri ke master alias ikut imunisasi, kitab ini kudu dibawa, lantaran memudahkan master dan orang tua menggabungkan perkembangan anak dari waktu ke waktu.

Melansir laman City of Yokohama, Khusus di Kotanya, anak juga bisa mendapat tiga kali pemeriksaan kesehatan cuma-cuma hingga usia 12 bulan di akomodasi medis yang ditunjuk. Tiket pemeriksaannya Bunda bisa temukan langsung di dalam kitab tersebut. Pemeriksaannya gratis, tapi jika Si Kecil butuh perawatan lebih lanjut, biayanya ditanggung sendiri, ya.

Dukungan finansial dan aksesnya

Anak-anak dapat mengakses sistem jasa kesehatan publik Jepang melalui asuransi kesehatan orang tua mereka, Bunda. Sebanyak 70 persen biaya kesehatan ditanggung oleh asuransi. Tapi unik bagi anak yang berumur di bawah enam tahun, bakal ditanggung sebanyak 80 persen, lho.

Salah satu kekuatan sistem ini adalah adanya sertifikat subsidi medis anak (kodomo iryo-hi josei) yang diberikan oleh pemerintah. Sertifikat ini membebaskan orang tua dari pembayaran biaya kesehatan untuk anak hingga usia 18 tahun (hingga 31 Maret setelah ulang tahun ke-18). Jadi, jasa kesehatan anak di Jepang nyaris sepenuhnya gratis.

Untuk jasa kesehatan vaksinasi tentunya bakal dikenakan biaya. Namun, pusat kesehatan setempat (保健所, hoken jo ) bakal mengirimi Bunda voucher vaksinasi (予防接種券, yobo sesshu ken). Seperti halnya sertifikat perawatan kesehatan gratis, sertifikat ini menanggung biaya pengobatannya, Bunda.

Selain itu, untuk family asing alias masyarakat baru, sistem ini tetap ramah. Beberapa kota menyediakan jasa translator alias konselor berkata asing agar semua family bisa memahami kewenangan dan kewajibannya dalam memanfaatkan akomodasi ini.

Asuransi swasta juga menjadi support finansial worth it di Jepang

Selain mempunyai asuransi kesehatan nasional (NHI), banyak orang tua di Jepang juga mendaftarkan anak ke asuransi swasta untuk perlindungan tambahan. Asuransi ini membantu menutup biaya yang tidak dijamin oleh sistem nasional, seperti perawatan lanjutan, biaya rawat inap kelas khusus, tunjangan harian saat anak dirawat, dan penyakit serius alias prosedur mahal.

Meskipun premi bulanan dapat bervariasi, asuransi swasta dianggap berfaedah terutama dalam keadaan darurat alias anak yang mengalami penyakit tertentu, Bunda.

Fokus pada kesehatan mental anak

Jepang juga sangat memperhatikan kesehatan mental anak, Bunda. Melansir Expatica, UNICEF mengatakan bahwa Jepang sebagai negara terburuk kedua dalam perihal kesejahteraan mental anak di antara 38 negara yang disurvei. Salah satu rumor yang menonjol di sana adalah peningkatan jumlah gangguan makan di kalangan remaja.

Dalam merespon kondisi ini, pemerintah Jepang mulai menerapkan program uji coba di sekolah-sekolah, sebagai langkah awal untuk memperbaiki jasa dan pemantauan kesehatan mental anak secara menyeluruh di masa depan.

Di Jepang sendiri ada dua jalur jasa kesehatan mental yang bisa Bunda pilih. Layanan itu adalah ilmu jiwa (shinri gaku) yang berfokus pada terapi dan konseling namun tidak ditanggung oleh asuransi nasional dan psikiatri yang ditangani oleh master ahli dan ditanggung oleh asuransi kesehatan nasional.

Untuk memulai akses kedua jasa tersebut, langkah pertama yang disarankan adalah berkonsultasi ke master anak, yang nantinya mereka bakal memberikan rujukan ke psikolog alias psikiater tergantung kebutuhan anak.

Selain jasa publik tadi, di Jepang Bunda bisa juga menggunakan jasa Yorisoi Hotline yang merupakan jasa konsultasi cuma-cuma melalui telepon dalam Bahasa Inggris, untuk perseorangan yang mengalami tekanan emosional alias pikiran untuk bunuh diri. Ada juga Nippon Anorexia and Bulimia Association (NABA) sebuah Organisasi pendukung bagi remaja alias family yang mengalami gangguan makan seperti anoreksia alias bulimia.

Layanan vaksinasi dan klinik gigi anak

Melansir Expatica, anak-anak di Jepang juga bakal mendapatkan vaksinasi wajib seperti BCG, DTP-IPV, campak, rubella, dan hepatitis B. Semua diberikan secara cuma-cuma melalui kupon dari pemerintah daerah. Jika Bunda mau memberikan vaksin tambahan seperti flu musiman alias rotavirus, jasa tersebut tetap tersedia namun dengan biaya tersendiri.

Untuk perawatan gigi, anak-anak bisa mengakses jasa umum secara cuma-cuma dengan membawa kartu asuransi. Namun, jika anak memerlukan perawatan ortodontik seperti kawat gigi, biasanya kudu dilakukan di klinik ahli dan tidak ditanggung oleh asuransi nasional.

Program perawatan kesehatan preventif untuk anak-anak di Jepang

Jepang juga dikenal mempunyai beragam program pencegahan (preventif) untuk menjaga kesehatan anak sejak dini, Bunda. Pemerintah daerah biasanya mengelola pusat kegiatan anak, tempat Bunda dan Si Kecil bisa ikut beragam kegiatan seru seperti tari bayi dan kelas berenang, kegiatan seni dan kerajinan, dan sesi bermain.

Untuk anak-anak usia sekolah, pusat ini juga terbuka sebagai tempat bersosialisasi, beristirahat, dan menyalurkan daya sepulang sekolah. Fungsinya nyaris seperti posyandu dan taman bermain yang terorganisir.

Meski Jepang belum punya program nasional unik untuk masalah seperti obesitas anak, pola makan sehat dan menu makan siang sekolah yang bergizi dipercaya jadi rahasia anak-anak Jepang tetap sehat dan aktif.

Selain itu, ada juga Kodomo Shokudo ialah kantin anak yang dikelola relawan. Di sini, anak-anak dari family kurang bisa bisa makan cuma-cuma alias murah, sembari ikut belajar dan bermain berbareng dengan teman-teman yang lain. Dengan adanya program ini berfaedah merupakan corak nyata dari kepedulian masyarakat terhadap generasi baru di sana.

Bunda, demikianlah tulisan mengenai pelayanan kesehatan anak yang ada di Jepang. Yuk, kita belajar dari sistem Jepang dan terus dukung posyandu di sekitar kita jadi lebih maju dalam memberikan pelayanan untuk semua family tanpa terkecuali.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya