Buka puasa Ramadhan dengan kurma (ilustrasi).
KincaiMedia, Tidak lama lagi umat Islam bakal memasuki bulan Ramadhan 1446 Hijriyah. Sebagaimana diketahui, ibadah puasa saat bulan Ramadhan wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Terlebih, jika tidak ada halangan uzur yang dibolehkan dalam aliran kepercayaan Islam.
Muncul pertanyaan, jika ada orang yang meninggal dan tetap mempunyai utang puasa Ramadhan, apa yang kudu dilakukan mahir warisnya?
KH Isnan Ansory Lc pada laman Rumah Fiqih menjelaskan, di antara pandangan ustadz yang disepakati mengenai ibadah-ibadah yang dapat dilakukan secara adaa' (artinya dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan) dan qadha (dilaksanakan di luar waktu yang telah ditentukan) adalah ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk setiap langkah ibadah.
Terkait puasa Ramadhan, ustadz sepakat bahwa waktu pelaksanaannya secara adaa’ adalah pada waktu yang telah ditentukan dalam Alquran dan As-Sunnah ialah pada bulan Ramadhan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang kewenangan dan yang batil). Oleh lantaran itu, siapa di antara Anda datang (di tempat tinggalnya alias bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit alias dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah Anda mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar Anda bersyukur. (QS Al-Baqarah Ayat 185)
Sedangkan jika ibadah puasa ini dilakukan dengan langkah qadha’ (jika terdapat uzur syar’i sehingga tidak dapat melaksanakan puasa secara adaa’. Misalnya musafir, sakit, haidh, nifas, batal lantaran sebab-sebab tertentu) maka dapat dilakukan pada waktu yang diinginkan karena tanggungjawab mengqadha’ puasa Ramadhan bukan didasarkan atas alfaur (ketergesaan) namun atas dasar at tarakhy, boleh ditunda hingga waktu yang diingini. Kewajiban qadha’ ini merupakan tanggungjawab yang berkarakter muwassa’ alias mempunyai waktu yang panjang. (Qawa’id Al Ahkam, Shahih Fiqih As-Sunnah).