Menjual Teman Sendiri

Mar 26, 2025 02:30 PM - 1 bulan yang lalu 38622

KincaiMedia, JAKARTA -- Para sahabat Nabi Muhammad SAW merupakan generasi Muslim yang paling utama. Mereka menyaksikan dan mengalami langsung keseharian berbareng Rasulullah SAW.

Di antara kalangan tersebut adalah seseorang yang berjulukan Nu’aiman bin Amr bin Rafa’ah. Dari semua sahabat Nabi SAW, dialah yang masyhur bakal sifat-sifatnya yang imajinatif dan jenaka.

Salah satu hal usil yang pernah dilakukannya adalah menjual kawan sendiri. Begini ceritanya.

Pada suatu ketika, Nu’aiman bin Amr turut serta dalam rombongan kafilah jual beli yang dipimpin Abu Bakar ash-Shiddiq.

Arak-arakan ini bergerak dari Madinah menuju Negeri Syam. Setelah meminta izin kepada Nabi SAW, maka berangkatlah mereka semua.

Perjalanan yang panjang dan melelahkan itu ditempuh dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian. Mereka nyaris tiba di titik tujuan. Pada siang itu, Abu Bakar memutuskan untuk mengistirahatkan timnya di dekat sebuah oasis.

Kemudian, ayahanda ummul mu'minin 'Aisyah itu mengabarkan kepada seorang sahabat yang menyertainya, ialah Suwaibith bin Harmalah. Abu Bakar hendak pergi sejenak ke pasar terdekat dari sumber mata air itu. Sebab, dirinya bakal membeli beragam kebutuhan pokok dan mengecek harga-harga komoditas lokal.

Oleh Abu Bakar, Suwaibith diminta untuk menjaga kereta yang berisi penuh makanan. Permintaan itu pun disanggupi.

Selang beberapa lama, Suwaibith memandang seorang personil rombongan mendekatinya. Dia adalah Nu’aiman bin Amr. Lelaki dari kalangan Anshar itu tampak banget letih dan lemas.

“Wahai Suwaibith, apa yang engkau lakukan di depan kereta perbekalan kita ini? Dan, di manakah Abu Bakar?” tanya Nu’aiman.

“Beliau pergi sejenak ke pasar dekat dari sini. Dan saya ditugaskan olehnya menjaga kereta ini,” jawab Suwaibith.

“Kalau begitu, berikanlah kepadaku sepotong roti dari perbekalan kita. Sungguh, saya sangat lapar,” pinta Nu’aiman.

“Tidak boleh! Aku kudu mendapatkan izin terlebih dulu dari Abu Bakar, pemimpin rombongan kita,” tegas Ibnu Harmalah.

Berkali-kali Nu’aiman meminta, tetapi permintaannya itu selalu ditolak. “Sungguh, engkau bakal kuberikan pelajaran,” katanya.

“Aku tidak takut!” ucap Suwaibith kepada Nu’aiman yang kemudian pergi menjauhinya.

Ternyata, diam-diam Nu’aiman pergi ke pasar. Tujuannya bukan mencari Abu Bakar, melainkan sekumpulan pedagang yang biasa membeli budak.

Kepada mereka, dia langsung berkata, “Wahai Saudara-saudara, saya hendak menjual budak. Harga normalnya 300 dirham, tetapi saya sangat butuh duit berapa pun saat ini. Kulepas untuk kalian hanya dengan 20 dirham, bagaimana?”

Tentu saja mereka menyanggupi. “Ini 20 dirham!” kata seorang dari mereka sembari menyalami tangan sahabat Nabi SAW ini, “Nah, sekarang di mana budak kau itu?”

“Ia ada di dekat oasis sana, memakai busana begini dan begitu. Namun, minta kalian perhatikan! Budak ini sering mengaku jika dirinya adalah orang merdeka,” jelas Nu’aiman.

Maka bergegaslah orang-orang ini ke tempat yang dimaksud. Begitu memandang Suwaibith, mereka langsung menyergapnya.

Selengkapnya