Mertua Bikin Sakit Hati! Selalu Marah Dan Menyalahkan Setiap Kali Aku Hamil

Feb 17, 2025 04:10 PM - 1 bulan yang lalu 20142

Jakarta -

#HaiBunda, saya rasanya kok sering kali mendengar banyak keluhan dari para Bunda tentang mertua mereka. Tak disangka, perihal itu malah saya rasakan sendiri kini. Bisa dibilang mertuaku super duper nyebelin banget Bun!

Dua minggu sebelum saya dan suami menikah, mertua meneleponku. Tanpa basa basi, dia minta pernikahanku untuk dibatalkan, sedangkan saya sudah bayar DP mulai dari hiasan hingga katering. Pada waktu itu, saya mengiyakan dengan syarat dia kudu mengganti rugi uangku yang udah dibayar untuk DP. Meski begitu, setelah melalui beragam diskusi, akhirnya kami tetap melanjutkan pernikahan.

Singkat cerita, saya pun mengandung tak lama setelah menikah. Bukannya merasa senang lantaran bakal segera mendapatkan cucu, mertuaku malah berbicara nyinyir, "Baru juga nikah, udah ngomongin mengandung aja, ntar aja kalo udah setahun baru punya anak." Ya maaf Bunda.. saat itu saya sangat merasa sakit hati!

Dalam hati saya berpikir, "Punya anak salah, enggak punya anak lebih salah..."

Tak hanya itu, tiap akhir bulan saat gajian tiba, mertua selalu menelepon suamiku dan memintanya untuk mampir ke rumahnya. Selalu seperti itu setiap bulannya. Gaji suamiku sebesar Rp5 juta, tapi dia selalu memberiku nominal yang tidak pasti setiap bulannya. Kadang saya menerima Rp1,5 juta hingga Rp1,8 juta.

Pada 2021, saya kebobolan dan mengandung anak kedua saat anak pertamaku tetap 1 tahun. Saat itu, mertuaku marah. Ia berkata, "Anak tetap kecil, ekonomi juga susah malah nambah anak lagi, udah tau lagi kekurangan uang." Aku berupaya tutup kuping dengan sikapnya dan berupaya konsentrasi menjalani kehamilan.

Anak keduaku pun lahir pada Juli, tapi di akhir Desember 2022 suamiku terkena PHK.. Setelah suami tak punya pekerjaan, mertua sudah tak pernah lagi menelepon dan memintanya untuk datang ke rumahnya.

Tak berdiam diri, saya pun langsung mencari kerja dan Alhamdulillah diterima di sebuah perusahaan. Setahun bekerja, saya mengandung lagi anak ketiga. Aku dan suami memang sepakat tidak menggunakan perangkat kontrasepsi.

Saat mengetahuinya, mertuaku tambah murka. Ia marah lantaran saya mengandung saat suamiku tetap berstatus pengangguran.

Padahal saya sengaja tidak memberitahunya dulu lantaran saya tau gimana reaksinya. Entah dari mana dia akhirnya mengetahui perihal tersebut. Tiba-tiba dia meneleponku sembari menangis, "Pusing tau enggak dengar Anda mengandung lagi, langsung sakit kepala, udah tau papanya lagi nganggur, ngapain punya anak lagi?!"

Ada pula kalimatnya yang secara enggak langsung meminta saya buat menggugurkan kandungan aku. Jahat banget Bunda! Padahal selama ini dia jarang sekali membantu kami, apalagi nyaris tidak pernah.. Lalu kenapa dia merasa pusing dan marah saat tahu saya hamil?

Tak pernah rasanya saya mendengar kata ucapan syukur dari mulutnya atas apa yang udah kita dapatkan (yaitu anak).. Padahal cucunya hanya dari saya saja.

Belum lagi sekarang dia sering sekali membandingkan suami dengan adiknya yang sekarang sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Sejak adik iparku sekarang memberinya duit yang lumayan banyak, mertua kerap kali menyindir suamiku apalagi saat di depan banyak orang. "Nih kayak adek lu dong ngasih gue duit banyak, lu mana pernah begini ke gue?"

Aku bingung Bunda, kenapa dia mengukur anak-anaknya dari duit yang diberikan. Kenapa dia juga seperti tak bisa berterima kasih atas dan selalu mau menang sendiri...

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik bakal mendapat bingkisan menarik dari HaiBunda.

(pri/pri)

Selengkapnya