Microsoft Larang Karyawan Gunakan Deepseek Ai, Ini Alasannya

May 10, 2025 07:07 PM - 1 minggu yang lalu 9246

Kincai Media – Dalam sidang Senat Amerika Serikat, Wakil Ketua dan Presiden Microsoft Brad Smith mengungkapkan kebijakan tegas perusahaan terhadap aplikasi kepintaran buatan asal China, DeepSeek. “Di Microsoft, kami tidak mengizinkan tenaga kerja kami menggunakan aplikasi DeepSeek,” tegas Smith, seperti dikutip TechCrunch (8/5). Larangan ini menambah daftar panjang pembatasan dunia terhadap DeepSeek, sekaligus menandai pertama kalinya Microsoft secara terbuka menyatakan sikapnya.

Keamanan Data dan Propaganda Jadi Alasan Utama

Smith menjelaskan, keputusan ini didasari kekhawatiran bakal akibat penyimpanan informasi di China dan potensi bias propaganda dalam jawaban yang diberikan DeepSeek. Kebijakan privasi DeepSeek memang menyatakan bahwa informasi pengguna disimpan di server dalam daerah China, yang tunduk pada norma setempat—termasuk tanggungjawab kerja sama dengan badan intelijen negara. “Kami juga cemas dengan kemungkinan konten yang disensor alias dipengaruhi kepentingan tertentu,” tambah Smith.

Meski demikian, Microsoft tetap menyediakan model R1 milik DeepSeek di jasa cloud Azure. Menariknya, model ini telah melalui modifikasi internal Microsoft untuk “menghilangkan pengaruh samping berbahaya”, meski perincian teknisnya tidak dijelaskan lebih lanjut. Hal ini menunjukkan nuansa kompleks dalam hubungan teknologi antara AS dan China—di satu sisi ada pembatasan, di sisi lain ada kerjasama terbatas.

Dilema Open Source dan Risiko yang Tetap Mengintai

Sebagai platform open source, DeepSeek sebenarnya memungkinkan pengguna mengunduh modelnya dan menjalankannya di server sendiri tanpa mengirim informasi ke China. Namun, Smith menegaskan bahwa ini tidak sepenuhnya menghilangkan risiko, terutama mengenai potensi penyebaran narasi tertentu alias kelemahan keamanan dalam kode. “Kami kudu ekstra hati-hati lantaran AI bukan hanya soal teknologi, tapi juga nilai-nilai yang dibawanya,” ujarnya.

Kebijakan Microsoft ini kontras dengan sikapnya terhadap pesaing lain seperti Perplexity yang tetap tersedia di Windows App Store. Namun, aplikasi milik Google—rival utama Microsoft—seperti Chrome dan Gemini justru tidak ditemukan di toko aplikasi Windows. Detail ini mengundang pertanyaan: sejauh mana pembatasan ini murni didasari argumen keamanan, dan seberapa besar pengaruh persaingan bisnis?

Langkah Microsoft dalam Peta Persaingan AI Global

Larangan terhadap DeepSeek terjadi di tengah persaingan sengit Microsoft dengan OpenAI dan Google di pasar AI. Sebagai pemilik Copilot—produk langsung saingan DeepSeek—keputusan ini bisa dilihat sebagai strategi upaya sekaligus respons atas tekanan politik AS terhadap teknologi China. Sebelumnya, beberapa negara seperti Korea Selatan telah memblokir DeepSeek, sementara pemerintah AS juga berencana melarangnya di perangkat pemerintah.

Analis teknologi memandang ini sebagai babak baru dalam perang teknologi AS-China. “Ini bukan sekadar masalah aplikasi, tapi pertarungan pengaruh di era AI,” kata seorang pengamat yang enggan disebutkan namanya. Dengan DeepSeek terus mengembangkan model baru seperti yang dilaporkan Kincai Media sebelumnya, ketegangan ini diprediksi bakal semakin memanas.

Pertanyaan besarnya: akankah langkah Microsoft ini diikuti perusahaan teknologi Barat lainnya? Dan gimana China bakal merespons pembatasan yang semakin ketat terhadap produk teknologinya? Jawabannya mungkin bakal menentukan peta persaingan AI dalam beberapa tahun mendatang.

Selengkapnya