Nabi Hud Dan Azab Kaum A'ad

Mar 11, 2025 10:18 PM - 1 minggu yang lalu 16435

KincaiMedia, MADINAH -- Kisah hidup Nabi Hud AS mengenai erat dengan balasan yang menimpa kaum A’ad akibat kedurhakaan mereka kepada Allah SWT. Disebutkan, Nabi Hud AS adalah cucu Nabi Nuh AS alias keturunan dari Sam bin Nuh yang berasal dari suku ‘Ad. Suku ini hidup di jazirah Arab, di tempat berjulukan Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut, antara Yaman dan Oman.

Menurut catatan sejarah, kaum ‘Ad merupakan salah satu suku tertua sesudah kaum Nabi Nuh AS. Kaum ‘Ad juga tidak mengenal Allah SWT sebagai Tuhannya, seperti kaum Nabi Nuh AS. Mereka membikin patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar serta disembah sebagai tuhan.

Kaum ‘Ad hidup sangat makmur. Mereka mempunyai peradaban yang tinggi dan unggul dalam bagian pertanian lantaran air yang melimpah. Mereka juga mempunyai kekayaan dan hewan ternak yang banyak. Tempat mereka juga menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang bagus dan mata air.

Upaya keras Nabi Hud AS dalam berceramah dan membujuk umatnya, kaum ‘Ad, untuk kembali ke jalan yang betul diabadikan Allah SWT dalam Alquran surah Hud ayat 50-52. Allah SWT berfirman, “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) kerabat mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaum-ku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) Kamu hanyalah mengada-ada’.” (QS Hud [11]:50).

Upaya keras Nabi Hud AS dalam berceramah juga diabadikan oleh Allah SWT dalam surat Asy-Syu’ara ayat 128-135. Allah SWT berfirman, “Apakah Anda mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati? Dan Anda membikin benteng-benteng dengan angan Anda hidup kekal? Dan andaikan Anda menyiksa maka Anda lakukan secara sadis dan bengis. Maka bertakwalah kepada Alah dan taatlah kepadaku.” (QS Asy Syu’ara [26]: 128-135)

Dalam Tafsierul Quranil Adziem karya Ibnu Katsir, sebagaimana dikutip Sholahuddin Hamid dalam bukunya, Kisah-Kisah Islami, disebutkan kaum ‘Ad betul-betul tidak mau beriman. Mereka tidak mau berakhir melakukan durhaka dan jahat serta melakukan apa saja yang mereka kehendaki. Sifat takabur kaum ‘Ad sudah demikian hebatnya sehingga tidak dapat diubah oleh siapa pun.

Saking hebatnya sifat ingkar mereka, Allah SWT memberikan laknat berupa langit dan awan yang hitam pekat. Melihat keadaan yang begitu ganjil, mereka semua keluar rumah untuk memandang awan itu. Akhirnya mereka berkata, “Itulah awan panjang, menandakan sejenak lagi hujan bakal turun untuk menyiram tanah tanaman kita, memberi minum kepada binatang-binatang ternak kita.”

Nabi Hud AS lampau berbicara kepada mereka, “Itu bukan awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin samun yang bakal menewaskan Anda semua, angin yang penuh dengan siksa yang sepedih-pedihnya.”

Kemudian, angin luar biasa itu berembus luar biasa hebatnya. Binatang ternak mereka yang sedang berkeliaran di padang terbang berhamburan. Yang mini dan yang besar terbang meninggi ke angkasa.

Allah SWT mengabadikan kisah balasan terhadap kaum ‘Ad dalam Alquran surah al-Haqqah ayat 6-8. Allah SWT Berfirman, “Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin.  Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka Anda memandang kaum ‘Ad pada waktu itu meninggal bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah Anda memandang seorang pun yang tetap tersisa di antara mereka?” (QS al-Haqqah [69]: 6-8).

Adapun Nabi Hud AS dan pengikut-pengikutnya tetap saja di rumah mereka tanpa merasakan sedikit pun ancaman angin ribut yang luar biasa itu. Setelah peristiwa tersebut, Nabi Hud AS pindah dari negeri kaum ‘Ad lantaran sudah rusak binasa. Nabi Hud AS dan pengikutnya pindah ke daerah Hadramaut dan tinggal di sana hingga wafat.

sumber : Dok Republika

Selengkapnya