KincaiMedia, JAKARTA -- Ketika Imam Malik telah mencapai usai lanjut, reputasinya betul-betul telah mencapai cakrawala. Namun pada tahun-tahun terakhir beliau banyak menetap di dalam rumah.
Tidak keluar, selain jarang sekali. Beliau terpaksa mengambil seseorang yang bisa mengatur pertemuannya dengan manusia, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para khalifah.
Beliau merasa kesulitan untuk menolak kehadiran seseorang. Sementara beliau sendiri mempunyai banyak teman.
Beliau mendapatkan pelajaran dari seluruh kehidupannya di masa lampau seraya menyampaikan nasihat kepada salah seorang muridnya agar disebarkan di tengah-tengah manusia sepeninggal dirinya. Beliau mengatakan, "Hindarilah oleh kalian Riqqul Ahrar"
Muridnya bertanya, "Apa itu riqqul Ahrar?"
Beliau menjawab, "Banyak teman. Karena bola engkau adalah seorang qadhi (hakim), engkau bakal susah bertindak adil, alias engkau bakal dituduh tidak setara (karena memihak kawanmu). Dan, jika engkau seorang ulama, waktumu bakal lenyap untuk melayani mereka."
Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang ustadz besar dalam sejarah Islam, wafat di Madinah pada usia 87 tahun. Dia dikenang sebagai pelopor madzhab Maliki, seorang mahir fikih, dan perawi sabda yang berintegritas tinggi.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amir bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi al-Humairi. Imam Malik merupakan pemimpin dar Al-Hijrah. Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin Murrah dari suku Quraisy.
Imam Malik lahir pada tahun 93 H (712 M) di Madinah. Dia berasal dari family intelektual Yaman. Ayah dan kakeknya termasuk generasi Tabi'in dan sahabat Nabi Muhammad saw., yang membentuk karakter keilmuan beliau sejak kecil. Pendidikan awal Imam Malik dipenuhi nasihat untuk mendahulukan adab sebelum ilmu.
Dengan menimba pengetahuan dari 900 guru, di antaranya Abdurrahman bin Hurmuz dan Imam az-Zuhri, Imam Malik menjadi simbol keilmuan. Ia juga dikenal lantaran kitabnya yang monumental, al-Muwaththa’, yang menjadi rujukan utama dalam pengetahuan sabda dan fikih hingga kini. Khalifah Harun ar-Rasyid apalagi pernah mengusulkan agar kitab ini dijadikan pedoman norma resmi umat Islam.
sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab