Openai Bakal Kembangkan Ai Militer Untuk Pertahanan Udara

Dec 06, 2024 10:30 AM - 5 bulan yang lalu 174703

KincaiMedia, Jakarta – OpenAI telah menjalin kemitraan strategis dengan Anduril Industries, sebuah perusahaan rintisan di bagian pertahanan, untuk mengembangkan AI Militer yang dapat digunakan oleh Pentagon.

Tujuan utama dari kerjasama ini adalah meningkatkan sistem pertahanan militer Amerika Serikat terhadap ancaman serangan pesawat nirawak (drone) yang semakin canggih melalui teknologi AI buatan OpenAI. Kesepakatan ini menjadi sorotan lantaran mencerminkan pergeseran kebijakan OpenAI terhadap penggunaan teknologinya dalam sektor militer.

Meskipun OpenAI tetap melarang penggunaan modelnya untuk pengembangan alias pengoperasian senjata, perusahaan ini telah melunakkan beberapa larangannya sejak Januari 2024. Salah satu langkah signifikan adalah penghapusan larangan definitif mengenai pengintegrasian AI dalam operasi militer dan peperangan.

BACA JUGA:

  • Gegara Pelanggaran Hak Cipta, Koalisi Media Kanada Gugat OpenAI
  • Ngeri! OpenAI Tolak 250 Ribu Permintaan Deepfake untuk Pemilu AS

Kemitraan ini bermaksud untuk menggabungkan model AI canggih OpenAI seperti GPT-4 dengan perangkat lunak dan sistem militer yang dimiliki Anduril. Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi dan menetralkan pesawat nirawak yang dapat menakut-nakuti keamanan militer AS dan sekutunya.

Pentagon telah mengangkat beberapa teknologi Anduril, termasuk pencegat pesawat nirawak “Roadrunner” dan menara penjaga yang bisa mengganggu komunikasi drone. Dengan tambahan keahlian dari AI OpenAI, teknologi ini bakal ditingkatkan untuk membikin keputusan yang lebih sigap dan jeli dalam situasi darurat.

CEO Anduril, Brian Schimpf, menekankan pentingnya kemitraan ini untuk mengatasi ancaman udara yang semakin kompleks. “Kemitraan kami dengan OpenAI memungkinkan kami memanfaatkan skill mereka dalam AI untuk mengisi celah keahlian pertahanan udara di seluruh dunia,” ujarnya.

Selain meningkatkan pertahanan militer, kerjasama ini juga berorientasi pada mempertahankan kelebihan teknologi AS di tengah persaingan global, khususnya dengan Tiongkok yang juga gencar mengembangkan AI di sektor pertahanan. CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan bahwa OpenAI berkomitmen untuk mendukung teknologi yang mendukung nilai-nilai demokrasi.

“Kolaborasi kami dengan Anduril bakal memastikan bahwa teknologi OpenAI digunakan untuk melindungi personel militer AS dan mendukung keamanan nasional dengan langkah yang bertanggung jawab,” kata Altman.

Kemitraan ini menghadirkan tantangan besar, terutama mengenai etika penggunaan AI dalam konteks militer. OpenAI dan Anduril berjanji untuk memastikan pengembangan teknologi ini tetap bertanggung jawab, dengan tujuan utama melindungi kehidupan dan memastikan teknologi digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Anduril, yang didirikan oleh Palmer Luckey, pendiri Oculus Rift mempunyai rekam jejak dalam menciptakan teknologi pertahanan mutakhir seperti drone militer otonom dan kapal selam tanpa awak. Dengan support AI dari OpenAI, potensi teknologi ini untuk mendukung operasi militer yang lebih efisien dan kondusif semakin besar.

Kolaborasi antara OpenAI dan Anduril Industries menunjukkan gimana AI dapat digunakan untuk keperluan defensif, bukan ofensif. Dengan mengembangkan teknologi yang berfokus pada pertahanan, kemitraan ini membuka kesempatan untuk menciptakan ekosistem AI militer yang lebih etis dan bertanggung jawab.

BACA JUGA:

  • Elon Musk Tambahkan Nama Microsoft dalam Gugatan Terhadap OpenAI
  • OpenAI Kembangkan Chip Khusus untuk Tangani Beban Kerja AI

Ke depan, teknologi ini tidak hanya bakal menjadi aset krusial bagi militer AS tetapi juga menjadi referensi dunia untuk penggunaan AI dalam menjaga keamanan dan stabilitas internasional. OpenAI dan Anduril telah menetapkan standar baru untuk gimana teknologi AI dapat berkontribusi pada bumi yang lebih kondusif dan bebas.

Selengkapnya