Orang Indonesia Banyak Makan Plastik, Terbanyak Dari Barang Rumah Tangga Ini!

Mar 13, 2025 06:40 AM - 1 minggu yang lalu 14504

Jakarta -

Mikroplastik telah menyebar begitu luas sehingga susah dilacak, terutama pada barang-barang rumah tangga. Partikel mini ini berasal dari plastik lebih besar yang terurai dan dikaitkan dengan masalah kesehatan, seperti serangan jantung, kesuburan, dan kanker.

Studi terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling banyak mengonsumsi mikroplastik di bumi dari total 109 negara.

Laporan yang dipublikasikan Environmental Science & Technology ini mengungkap bahwa Indonesia berbareng dua negara Asia Tenggara lainnya, ialah Malaysia dan Filipina menduduki ranking teratas dalam daftar konsumsi mikroplastik per kapita global.

Penilaian Tengah Semester

Dilansir dari laman CNBC Indonesia, para peneliti menemukan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Jumlah konsumsi tersebut sebagian besar dari air, seperti makanan laut.

“(Jumlah di Indonesia) Lebih banyak dibandingkan negara lain dengan sebagian besar partikel plastik berasal dari sumber air seperti makanan laut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan konsumsi mikroplastik harian sebesar 59 kali lipat dari 1990 hingga 2018,” tulis laporan tersebut.

Barang rumah tangga yang mengandung mikroplastik

Mikroplastik telah terbukti menyebabkan sejumlah masalah dalam tubuh manusia. Mikroplastik yang ditemukan dalam pembuluh darah telah dikaitkan dengan peningkatan akibat serangan jantung, stroke, dan kematian.

Untuk itu, Bunda perlu menghindari beberapa peralatan rumah tangga berikut ini yang mengandung mikroplastik:

1. Peralatan masak anti lengket

Dilansir dari laman Cnet, sebuah studi menemukan bahwa peralatan masak plastik dan anti lengket melepaskan mikroplasti ke dalam makanan selama memasak, sehingga meningkatkan paparan seseorang terhadap polutan yang berpotensi rawan ini.

Peneliti Australia memperkirakan bahwa peralatan masak berlapis teflon mengandung ribuan, mungkin jutaan, partikel mikroplastik, sementara retakan pada wajan dapat berfaedah paparan terhadap lebih dari dua juta partikel mikroplastik.

2. Wadah makanan plastik

Wadah plastik dapat dengan mudah menambahkan mikroplastik ke dalam makanan saat dipanaskan alias dicuci. Satu studi menemukan bahwa semua wadah plastik yang dapat digunakan kembali yang biasanya digunakan oleh restoran mengandung mikroplastik.

3. Peralatan dapur plastik

Penelitian menunjukkan bahwa peralatan makan plastik melepaskan mikroplastik ke dalam makanan, terutama jika digunakan untuk makanan yang panas.

Saat menyantap makanan tersebut, Bunda juga menyantap mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh dan aliran darah.

4. Kantong teh

Saat menyeduh teh, kantong teh terkena suhu yang sangat tinggi yang dapat melepaskan mikroplastiknya.

Mikroplastik ini berasal dari polipropilena, komponen utama dalam pembuangan kantong teh. Para peneliti di University of Barcelona, Spanyol, menemukan bahwa miliaran partikel mikroplastik dan nanoplastik dilepaskan dari satu kantong teh untuk setiap milimeter air yang terendam di dalamnya.

5. Rempah-rempah tertentu

Botol garam, paprika, alias lada milik Bunda di dapur bisa saja penuh dengan mikroplastik, tergantung pada langkah pengemasannya.

Banyak rempah-rempah saat ini menggunakan bungkusan plastik, yang mengkhawatirkan lantaran sebuah penelitian baru-baru ini menemukan mikroplastik di semua wadah yang diuji. Hal ini dapat mengakibatkan kontaminasi makanan, sesuatu yang telah meningkat dalam beberapa dasawarsa terakhir.

6. Sedotan plastik

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sedotan plastik melepaskan mikroplastik dan nanoplastik. Mikroplastik tersebut kemudian dapat terhirup secara langsung ke dalam tubuh.

Nah, itulah studi mengenai orang Indonesia paling banyak yang mengonsumsi mikroplastik hingga barang-barang rumah tangga yang perlu dihindari. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Selengkapnya