Orientalis Yahudi Kritik Hadis-hadis Yang Diriwayatkan Imam Muslim, Begini Kata Pakar

Dec 31, 2024 10:03 AM - 3 minggu yang lalu 29635

KincaiMedia, Bagi umat Islam, khususnya mereka yang pernah belajar pengetahuan hadis, pastilah mengetahui alias setidaknya pernah mendengar kitab al-Musnad ash-Shahih alias al-Jami' ash-Shahih, yang lebih dikenal dengan Shahih Muslim.

Kitab yang satu ini menempati kedudukan spesial dalam tradisi periwayatan hadis. Kitab ini pun dipercaya sebagai kitab sabda terbaik kedua setelah kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari.

Siapa gerangan pengarang kitab itu? Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Tahdzib at-Tahdzib menyebutkan, penulis kitab Shahih Muslim adalah seorang pedagang busana yang selama 15 tahun menghabiskan waktunya untuk menyusun dan meneliti sabda beserta riwayat-riwayatnya.

Meskipun kadar kesahihan hadis-hadis yang disusun oleh Imam Muslim itu telah diakui oleh sebagian besar ulama, perihal itu tidak membuatnya luput dari kritik tajam beragam kalangan.

Salah satu kritikus yang paling antusias adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Hungaria yang lahir dari family Yahudi pada 1850 M.

Menurut Mustafa Azami, Ignaz Goldziher barangkali orientalis pertama yang melakukan kajian tentang hadis. Baru setelahnya disusul oleh orientalis-orientalis lain, seperti Joseph Schacht (1902-1969), Sprenger, Dozy, J Horovitz, J Robson, S Mackensen Ruth, J Schaht, dan M Wensinck.

Ignaz Goldziher berpendapat, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh ulama-ulama Muslim klasik, termasuk Imam Muslim, diragukan autentitasnya sebagai sabda Nabi Muhammad SAW. Menurut Goldziher, metode studi sabda ustadz klasik sangat lemah lantaran lebih banyak menggunakan kritik sanad dan melupakan kritik matan.

Mengenai kritik dari orientalis ini, Ali Mustafa Yaqub dalam Kritik Hadis menjelaskan, ''Sebenarnya para ustadz sabda sudah menggunakan kritik matan. Hanya saja kritik matan yang dimaksud oleh Ignaz Goldziher berbeda dengan kritik matan yang dipakai oleh para ulama.''

Upaya orientalis menggoyahkan karya Imam Muslim lantaran pengaruh karya-karya beliau dalam tradisi keilmuan umat Islam. Di mata para orientalis, sosok Imam Muslim dan karya-karyanya adalah tembok yang melindungi umat Islam untuk tetap berada dalam koridor Sunah Nabawiyah sehingga mesti dirobohkan.

Meskipun Imam Muslim telah wafat ratusan tahun silam, tepatnya pada 24 Rajab 261 H, karya-karyanya tetap dibaca dan dipraktikkan oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Hadis-hadis yang beliau himpun, di antaranya, berfaedah untuk menjelaskan kandungan Alquran, memberikan keteladanan Rasulullah Saw, dan menetapkan hukum-hukum sesuai dengan hukum Allah SWT.

sumber : Pusat Data Republika

Selengkapnya