Panasonic Phk 10.000 Karyawan: Efisiensi Atau Pertanda Krisis?

May 09, 2025 11:09 PM - 2 minggu yang lalu 17805

Bayangkan bekerja selama bertahun-tahun di perusahaan ternama, tiba-tiba berita PHK massal menghampiri. Itulah realitas yang dihadapi 10.000 tenaga kerja Panasonic di seluruh dunia. Dalam hitungan bulan, mereka kudu mencari pekerjaan baru—sebuah keputusan yang disebut perusahaan sebagai “restrukturisasi strategis”. Tapi benarkah ini sekadar efisiensi, alias pertanda krisis yang lebih dalam?

Panasonic, raksasa elektronik asal Jepang yang pernah mendominasi pasar global, sekarang menghadapi tantangan berat. Pertumbuhan pasar kendaraan listrik (EV) yang melambat dan penurunan keuntungan di sektor AC menjadi dua pemicu utama keputusan drastis ini. Padahal, perusahaan ini adalah salah satu pemasok utama baterai untuk Tesla—salah satu merek EV paling berpengaruh di dunia.

Langkah Panasonic ini bukan yang pertama di industri teknologi. Beberapa bulan lalu, Intel juga mengumumkan PHK 20% karyawannya, sementara Automattic melakukan perihal serupa dengan memangkas 16% tenaga kerja. Apakah ini menjadi tren baru di bumi korporasi?

Dampak Global dan Strategi Bertahan

Dari total 10.000 tenaga kerja yang bakal di-PHK, separuhnya berasal dari Jepang dan separuhnya lagi tersebar di beragam negara. Panasonic memperkirakan biaya restrukturisasi ini mencapai 130 miliar yen (sekitar $900 juta). Angka yang fantastis, tapi perusahaan menyatakan ini investasi jangka panjang untuk mencapai sasaran untung operasional 600 miliar yen ($4 miliar) pada tahun 2027.

Kantor pusat Panasonic di Jepang

“Kami bakal mengevaluasi ulang efisiensi operasional di setiap grup perusahaan, terutama di departemen penjualan dan non-produksi,” bunyi pernyataan resmi Panasonic. Artinya, posisi-posisi yang dianggap tidak langsung berkontribusi pada produksi bakal menjadi sasaran utama.

Masa Depan Bisnis Konsumen Panasonic

Yang menarik, Panasonic secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk meninggalkan sektor TV jika kinerjanya terus mengecewakan. Padahal, baru tahun lampau mereka kembali ke pasar AS setelah tidakhadir selama satu dekade. Ini menunjukkan sungguh kompetitifnya pasar elektronik konsumen saat ini.

Di tengah gejolak ini, aplikasi seperti GAWE mungkin menjadi solusi bagi para tenaga kerja yang terkena PHK untuk mencari pekerjaan sambilan sembari menunggu kesempatan tetap. Namun tentu saja, ini bukan solusi jangka panjang bagi tenaga kerja profesional.

Pertanyaan besarnya: apakah langkah Panasonic ini bakal menjadi contoh bagi perusahaan teknologi lain? Atau justru menjadi peringatan bahwa apalagi raksasa sekalipun bisa terjungkal jika tak beradaptasi dengan perubahan pasar? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Selengkapnya