Saudariku yang dirahmati oleh Allah ‘Azza wa Jalla, banyak kaum muslimin era sekarang yang merayakan Natal dan tahun baru. Mereka berbahagia merayakannya dengan saling mengucapkan selamat Natal dan juga berbagi bingkisan sebagai corak antusias mereka dalam merayakan Natal, begitu juga dalam merayakan tahun baru. Dalam Islam, banyak sekali dalil yang melarang umat Islam untuk ikut merayakan Natal dan tahun baru. Syariat melarang kaum muslimin untuk merayakan hari raya Natal lantaran menyerupai alias mengikuti kaum Nasrani. Hal ini dijelaskan di dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud, Al-Albany berbicara dalam Shahih Abu Dawud, ‘hasan shahih’)
Jika seseorang merayakan hari Natal, maka secara tidak langsung dia meyakini hari itu sebagai hari kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam. Di dalam Al-Quran surah Maryam, sudah dibahas tentang kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam,
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
“Maka Maryam mengandungnya, lampau dia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit lantaran bakal melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Dia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya saya meninggal sebelum ini, dan saya menjadi peralatan yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah Anda berduka hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu bakal menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 22-25)
Di dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam lahir pada musim kurma. Kurma adalah buah unik gurun dan kurma matang di musim panas, bukan di musim dingin. Musim panas diperkirakan di bulan Juni sampai Oktober; sedangkan hari Natal dirayakan pada bulan Desember. Padahal di daerah Arab, bulan Desember mengalami musim dingin, dan pada musim dingin, kurma tidak matang.
Di dalam Islam, kita juga tidak boleh merayakan tahun baru lantaran seremoni tersebut bukan termasuk seremoni Islam dan termasuk bid’ah. Bid’ah adalah suatu ibadah alias perbuatan yang dibuat-buat dan tidak didasari dari Al-Quran dan Sunah. Sehingga perbuatan tersebut dilarang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu ibadah yang bukan aliran kami, maka ibadah tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Perayaan tahun baru mempunyai banyak mudharat dalam segala sisi lantaran seremoni tahun baru mencerminkan sikap hedonisme dalam menyambut tahun baru dan menghabiskan waktu dalam perihal yang tidak berfaedah serta kemungkinan terjadi maksiat dalam merayakan tahun baru.
***
Penulis: Rahmadita Fajri Indra
Artikel KincaiMedia
Referensi:
Kapan Natal Sudah Dibicarakan dalam Al-Quran, ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, https://rumaysho.com/9866-kapan-natal-sudah-dibicarakan-dalam-al-quran.html
Mengenal Bid’ah (1), Diawali dengan Memahami Definisi Bid’ah, ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, https://rumaysho.com/885-mengenal-bidah-diawali-dengan-memahami-definisi-bidah.html