Pembeda Manusia Yang Berpuasa Saat Dibangkitkan Dari Kubur, Bau Mulutnya

Mar 20, 2025 05:38 AM - 1 bulan yang lalu 46660

5 langkah mengurangi aroma mulut saat berpuasa. (ilustrasi)

KincaiMedia, Orang yang berpuasa mempunyai kemuliaan di mata Allah SWT. Dalam salah satu sabda Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa aroma mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT lebih disukai daripada wangi minyak kasturi.

Diantara para pendapat ulama, ada yang menafsirkan, saat terjadi hari Kiamat, manusia dibangkitkan dari kubur. Ketika dibangkitkan, mulut manusia yang berpuasa tercium harum.

Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dalam Kitab Fadhilah Ramadhan menjelaskan, aroma mulut lantaran lapar orang yang berpuasa, lebih disukai Allah SWT daripada wangi minyak kasturi. Para pensyarah hadits mengutarakan beberapa pendapat mengenai maksud lafadz tersebut.

Menurut Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah, ada tiga penafsiran yang diunggulkan. 

Penafsiran pertama, di akhirat, Allah SWT bakal mengganti aroma mulut orang yang berpuasa tersebut dengan keharuman yang lebih wangi dan lebih segar daripada wangi minyak kasturi. Maksud penafsiran ini sudah jelas, dan tidak jauh dari makna hadits di atas. Penafsiran demikian juga terdapat dalam Kitab Durrul Mantsur. Riwayat yang ada dalam Kitab Durrul Mantsur itu, sebagai pendukung penafsiran ini. 

Penafsiran kedua, pada Hari Kiamat, saat manusia dibangkitkan dari kubur, ciri-ciri orang yang berpuasa adalah aroma wangi yang bakal keluar dari mulut mereka, yang keharumannya melampaui wangi minyak kasturi. 

Penafsiran ketiga, menurut pendapat saya yang serba kurang ini, penafsiran yang lebih baik dari kedua penafsiran di atas adalah bahwa ketika di bumi ini, aroma mulut orang yang berpuasa lebih disukai oleh Allah SWT daripada wangi minyak kasturi. Hal ini menunjukkan hubungan kasih sayang antara Allah SWT dan hamba-Nya yang sedang berpuasa. 

"Kita mengetahui, meskipun aroma mulut orang yang sangat dicintai itu tidak enak, tetapi bagi yang mencintainya, aroma tersebut lebih wangi daripada ribuan minyak wangi," demikian dituliskan Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dalam Kitab Fadhilah Ramadhan.

Selengkapnya