Pemberian Asi Bantu Meningkatkan Dna Bayi, Ini Fakta Menarik Hasil Studi!

Dec 05, 2024 08:40 AM - 1 bulan yang lalu 53606

Jakarta -

ASI memberikan sejuta faedah bagi bayi sehingga menyusuinya sejak lahir sangatlah direkomendasikan. Simak kebenaran menariknya lebih lanjut yuk.

Berbicara ASI dan susu formula, selalu ada argumen kenapa ASI lebih baik daripada susu formula apa pun. Para intelektual pun telah menyatakan bahwa ASI dapat meningkatkan kegunaan gen bayi dengan langkah yang melindungi mereka dari penyakit.

Hal tersebut seperti ditemukan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The American Journal of Physiology, Gastrointestinal and Liver Physiology mengemukakan bahwa ASI dapat meningkatkan kegunaan gen bayi dengan langkah melindungi bayi dari penyakit.

Fakta ASI bantu meningkatkan DNA bayi

Para peneliti di the University of Illinois menemukan bahwa makanan pertama bayi memengaruhi ekspresi gen mereka dan memberikan kemungkinan sistem gimana ASI dapat memengaruhi kesehatan bayi, seperti dikutip dari laman Times of India.

Para intelektual telah lama melaporkan bahwa ASI adalah yang terbaik. Bayi yang diberi ASI mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, lebih sedikit alergi, dan mungkin lebih tahan terhadap penyakit kronis, seperti asma, gangguan pencernaan, dan mungkin glukosuria (tipe I dan II) serta obesitas.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa makanan pertama bayi memengaruhi ekspresi gennya, serta memberikan kemungkinan sistem gimana ASI memengaruhi kesehatan. (Ekspresi gen adalah proses petunjuk dalam gen digunakan untuk mensintesis produk gen fungsional, sebagian besar protein. Ketika gen diekspresikan, seolah-olah gen tersebut dihidupkan).

"Gen sangat sensitif terhadap nutrisi," kata peneliti studi Sharon Donovan dari the University of Illinois. "Dan sekarang kita mempunyai gen yang dapat menjelaskan banyak pengamatan klinis tentang perbedaan bayi yang diberi ASI dan yang diberi susu formula."

Dengan menggunakan teknik noninvasif yang baru, para peneliti membandingkan 10 bayi berumur 3 bulan yang diberi susu formula dengan 12 bayi yang diberi ASI pada usia yang sama. Memanfaatkan pengelupasan alami sel-sel usus selama proses pencernaan, para peneliti mencari tanda-tanda ekspresi gen, dalam corak RNA pembawa pesan, dalam kotoran bayi.

ASI dan susu formula mempunyai pengaruh yang berbeda pada sedikitnya 146 gen, menurut para peneliti. Sebagian besar gen yang ditingkatkan oleh ASI mendorong perkembangan sigap usus dan sistem kekebalan tubuh, kata Donovan kepada LiveScience.

"Saat lahir, bayi itu keluar dari lingkungan yang terlindungi dengan baik, dengan semuanya terurus," kata Donovan, ke bumi yang penuh dengan kuman dan nutrisi kudu diperoleh dari usus yang tetap baru. Semakin sigap saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh bayi bekerja, semakin sehat anak tersebut.

Beberapa gen yang dipengaruhi secara positif oleh ASI melindungi dari 'usus bocor', suatu kelainan saat partikel asing memasuki aliran darah melalui tembok usus, kata Donovan. Usus bocor dianggap meningkatkan akibat alergi dan penyakit radang, seperti asma, radang usus besar, dan penyakit Crohn, yang semuanya mungkin mempunyai tingkat yang lebih tinggi di antara bayi yang diberi susu formula, menurut penelitian sebelumnya.

ASI dan susu formula kemungkinan memengaruhi ekspresi gen dalam satu dari dua cara, kata Donovan. Mereka dapat mengubah faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk mendekode DNA menjadi corak aktifnya. Atau mereka dapat mempunyai pengaruh epigenetik, dengan spiral DNA dilipat ulang, membikin gen tertentu lebih alias yang kurang tersedia untuk digunakan.

Yang terakhir (epigenetik) biasanya, tetapi tidak selalu, permanen dan, jika ini adalah sistem yang digunakan, itu mungkin menjelaskan kenapa ASI dapat mempunyai faedah kesehatan seumur hidup.

"ASI berevolusi untuk memberi makan bayi manusia, dan mengandung sejumlah komponen bioaktif," kata Donovan, seperti hormon, aspek pertumbuhan, dan serat yang melimpah.

"Susu sapi (bahan utama dalam susu formula) berevolusi untuk memberi makan anak sapi," lanjut Donovan. Komposisinya jauh berbeda dengan susu manusia, dan komponen bioaktifnya sering kali hancur selama pemrosesan, katanya.

Tentu saja, produsen terus berupaya mengubah susu formula agar lebih mirip dengan ASI. "Namun, meskipun orang telah menyusui bayi selama ribuan tahun, kami (para ilmuwan) tetap kudu banyak belajar," kata Donovan.

Nah, mengingat sungguh besarnya faedah ASI, pastikan Bunda juga selalu antusias untuk membersamai Si Kecil dan terus mengASIhi ya, Bunda. Semoga informasinya membantu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya