Jakarta -
Ada beragam penyakit yang dapat menyerang anak-anak, Bunda. Salah satu penyakit anak-anak yang menular dan sering terjadi, ialah gondongan.
Setelah vaksinnya tersedia pada tahun 1967, jumlah kasusnya pun berkurang secara signifikan. Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jangkitan virus. Infeksi ini biasanya menyerang kelenjar parotis.
Kelenjar parotis sendiri berfaedah untuk memproduksi air liur. Jika tidak diatasi, virus ini bakal menyebar ke orang lain melalui percikan ludah maupun cairan yang keluar baik dari mulut maupun hidung.
Apa itu gondongan?
Menurut mahir kesehatan anak dari Toronto's Hospital for Sick Children, Julia Orkin, penyakit gondongan alias dikenal dengan mumps adalah pembengkakan di daerah leher yang disebabkan jangkitan virus pada kelenjar parotis. Virus tersebar melalui air liur alias cairan yang keluar dari hidung.
"Ini adalah kelenjar mini yang ada di bagian depan dan bawah telinga. Kelenjar ini biasanya memproduksi air liur dan sangat mungkin terinfeksi virus," ujar dr. Julia dikutip dari Today's Parent.
Penyakit ini bisa menular dengan sigap melalui udara saat anak yang terinfeksi bersin maupun menggunakan peralatan makan yang sama dengan anak alias orang lain.
Penyebab gondongan pada anak
Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa gondongan ini disebabkan oleh jangkitan virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia, menetap, berkembang biak, dan menyebabkan peradangan serta pembengkakan pada kelenjar parotis.
Selain percikan lendir alias air liur ketika batik dan bersin, penyebaran virus juga mudah terjadi ketika:
- Melakukan kontak langsung dengan penderita
- Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lampau menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
- Penyebaran ketika mengobrol alias berbincang dengan penderita
Faktor akibat gondongan
Terdapat beberapa aspek yang bisa meningkatkan akibat seseorang menderita gondongan. Berikut ini deretannya dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id:
- Belum mendapat vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
- Berusia 2-12 tahun
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, alias sedang dalam pengobatan kemoterapi
- Tinggal alias berjalan ke daerah yang mempunyai banyak kasus gondongan
Gejala gondongan pada anak
Kemenkes RI menjelaskan bahwa indikasi gondongan umumnya baru bisa terlihat pada 12-25 hari setelah virus menginfeksi tubuh Si Kecil. Gondongan sendiri ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan indikasi penyakit infeksi.
Berikut ini beberapa deret indikasi yang mungkin terlihat saat anak menderita gondongan:
- Pipi bengkak, bisa satu alias kedua sisi
- Nyeri saat mengunyah dan menelan makanan
- Demam hingga 39 derajat celcius
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri perut
- Mudah lelah
- Hilang nafsu makan
Lebih lanjut, beberapa anak yang menderita gondongan bisa jadi mengalami indikasi yang lebih ringan alias menyerupai indikasi pilek. Beberapa di antara apalagi tidak mengalami indikasi apa pun, Bunda.
Perawatan di rumah untuk anak yang mengalami gondongan
Ilustrasi Anak Gondongan/Foto: Getty Images/iStockphoto/kool99
Terdapat beberapa pengobatan rumahan yang bisa Bunda berikan pada anak ketika mereka mengalami gondongan. Berikut tipsnya dikutip dari laman Mayo Clinic:
1. Istirahat cukup
Infeksi yang terjadi bisa membikin Si Kecil merasa capek dan letih. Cara terbaik untuk mengatasi perihal ini adalah beristirahat selama anak mengalami jangkitan dan juga masa pemulihan setelahnya.
Selain itu, kebutuhan cairan Si Kecil juga kudu terpenuhi. Bukan tanpa alasan, jangkitan ini menyebabkan dehidrasi sehingga perlu cairan berlebih khususnya air mineral.
2. Buat anak nyaman
Ketika kelenjar Si Kecil bengkak, mungkin mereka bakal merasakan nyeri alias ketidaknyamanan pada wajah dan leher bagian bawah. Menggunakan selimut lembut dan menghindari tekanan pada area yang bengkak bisa membantu menjaga kenyamanannya.
3. Kompres dingin
Jika anak merasakan kelegaan dari nyeri otot alias kelenjar bengkak dengan mengoleskan sesuatu yang dingin pada area tersebut, Bunda dapat mempertimbangkan untuk membeli kompres dingin pada area yang nyeri. Lakukan pengompresan dengan perlahan, ya.
4. Isolasi untuk cegah penularan
Penting untuk mengisolasi Si Kecil selama sakit untuk mencegah penyebaran infeksi. Hindari kontak dengan teman-temannya hingga setidaknya lima hari setelah kelenjar ludah membengkak, Bunda.
5. Beri obat demam
Jika anak mengalami demam, Bunda bisa berikan obat penurun demam seperti ibuprofen. Gunakan sesuai petunjuk pada bungkusan maupun saran dari dokter.
Tidak hanya itu, Bunda juga bisa berikan ramuan herbal seperti teh hijau yang kaya bakal antioksidan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Meski begitu, pastikan Bunda memilih teh yang bebas kafein, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)