KincaiMedia, JAKARTA— Setiap kali kita mendengar kisah-kisah tentang tokoh-tokoh terkemuka dalam sejarah Islam, narasi yang diajarkan kepada kita selalu menyoroti para sahabat laki-laki dan para ustadz laki-laki, membuatnya tampak seolah-olah para wanita tersembunyi, terselubung dari masyarakat.
Kita berasumsi bahwa mereka selalu berada di rumah, di mana mereka semestinya berada (seperti yang diberitahukan kepada kami), menjauh dari mata publik.
Tapi ternyata, permata dari para wanita yang memainkan peran dalam masyarakat, apalagi pada masa RasullulahSAW, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa Islam memberikan keahlian kepada para wanita untuk berperan.
Namun kisah-kisah mereka selalu tersembunyi, tersimpan dalam buku-buku berkata Arab, tidak diterjemahkan ke dalam beragam bahasa. Mengapa nama mereka terhapus dari kurikulum Islam kita?
Sejarah Islam penuh dengan wanita yang menggunakan hak-hak yang diberikan Tuhan untuk bekerja, melayani, dan terlibat penuh dalam masyarakat. Penghapusan nama-nama ini dari sejarah telah menyebabkan hak-hak ini dicabut darinya, yang mengarah pada penganiayaan dan pemanfaatan terhadap separuh umat Islam.
Berikut ini sejumlah tokoh wanita dahsyat dalam sejarah Islam yang jarang terungkap ke publik:
Pertama, Syifaa binti Abdullah. Wanita pandai yang kuat yang ditunjuk Umar bin Khattab RA sebagai polisi wanita di seluruh pasar di Madinah. Dia melangkah berkeliling dengan tongkatnya, menjaga perdamaian dan menegur mereka yang melanggar norma transaksi upaya syariah.
Bayangkan itu. Seorang wanita yang begitu berilmu tentang syariah, sehingga dia dipilih dari semua sahabat yang lain untuk menjadi polisi laki-laki dan perempuan.
BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?
Bahkan, ketika Umar memutuskan untuk menunjuk polisi lain untuk pasar Makkah, seorang wanita lain, Samra' binti Nuhayk dipilih sebagai orang yang paling cocok untuk pekerjaan itu. Para wanita ini dilihat berasas kualifikasi mereka, pengetahuan mereka tentang syariah, bukan jenis kelamin mereka.
Kedua, Nushaybah binti Ka’ab. Dia adalah pejuang wanita yang dengan berani memihak Nabi Muhammad SAW dalam beberapa pertempuran. Orang yang dikatakan oleh Nabi SAW tentangnya di Uhud, "Setiap kali saya menoleh ke kanan dan ke kiri, saya memandang dia bertempur di depanku."