Perjuangan Sahabat Nabi Yang Disabilitas Netra

Apr 08, 2025 04:45 PM - 1 minggu yang lalu 12978

Kincai Media , JAKARTA -- Abdullah bin Ummi Maktum hanyalah laki-laki biasa dari Makkah. Kedua matanya buta sejak kecil. Tidak banyak yang diketahui dari sosok ini sebelum masa kehadiran Islam. Namanya mulai tercatat dalam sejarah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi di kota kelahirannya.

Waktu itu, Rasulullah SAW kerap membuka majelis pengetahuan di kediaman Ibnu al-Arqam. Yang datang dari pelbagai golongan, mulai dari kaum ayah hingga saudagar rekan jual beli Nabi SAW.

Orang-orang lemah, seperti Ibnu Ummi Maktum datang secara diam-diam ke rumah Ibnu al-Arqam untuk mendengar penuturan Rasulullah, sosok yang sejak belia sudah bergelar al-Amin (orang paling terpercaya).

Seperti dinarasikan dalam kitab Shuwar min Siyar ash-Shahabiyyat (2015) karya Abdul Hamid as-Suhaibani, Ibnu Ummi Maktum begitu terpesona mendengarkan ayat suci Alquran yang disampaikan Nabi Muhammad dalam majelis tersebut.

Firman Allah langsung turun ke hatinya dan memberikan ketenangan dalam diri laki-laki buta itu. Ibnu Ummi Maktum merupakan salah satu yang pertama-tama memeluk Islam sebelum Nabi melakukan dakwah secara terang-terangan.

Pada akhirnya kondisi Makkah betul-betul tidak kondusif untuk penyebaran risalah Islam. Kaum kafir Quraisy sangat semena-mena membatasi kewenangan penduduk Makkah yang telah menjadi Muslim. Saat itulah, Allah telah mengizinkan Rasulullah mengadakan hijrah. Apalagi, sejumlah utusan dari Yastrib (nama Madinah sebelumnya) sudah mendatangi Rasulullah dan melakukan sumpah setia (baiat).

Ibnu Ummi Maktum berserta istri dan anaknya termasuk golongan Muslim Makkah yang beranjak ke Yastrib sebelum hijrahnya Rasulullah SAW. Di Madinah, Ibnu Ummi Maktum lebih dikenal dengan nama Abdullah bin Qais.

Ibnu Ummi Maktum mencintai Rasulullah melampaui diri dan keluarganya. Tapi, sosok sahabat Nabi ini cukup mengemuka setelah sebuah kejadian yang menjadi konteks turunnya surah Abasa ayat 1-4.

Menurut Ibnu Katsir, beberapa mahir tafsir Alquran menyebut bahwa suatu hari Rasulullah sedang berbincang dengan salah seorang pemuka Quraisy yang diharapkan beranjak kepercayaan kepada Islam.

Saat itu, tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum masuk ke dalam ruangan dan bertanya kepada Nabi ihwal Islam. Lelaki buta itu tak tahu dengan siapa Rasullulah sedang berbicara, sehingga dia mengusulkan pertanyaannya berulang kali.

Sekilas, Rasulullah menampakkan wajah masam di hadapan Ibnu Ummi Maktum dan beralih darinya untuk meneruskan pembicaraan dengan pemuka Quraisy tersebut. Maka, turunlah firman Allah SWT, surah Abasa ayat 1-4:

Dia (Muhammad) bermuka masam dan beralih lantaran telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu, barangkali dia mau membersihkan dirinya (dari dosa) alias dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lampau pengajaran itu memberi faedah kepadanya?

Sesudah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW menjumpai lagi Ibnu Ummi Maktum dan memeluknya dengan hangat.

Selengkapnya