Pola Asuh Ini Bisa Bikin Anak Bahagia Dan Sukses, Ini Kata Studi

Dec 06, 2024 06:50 PM - 1 bulan yang lalu 59855

Pola asuh merupakan langkah yang digunakan orang tua dalam membimbing alias mendisiplinkan anak. Tentunya, setiap orang tua mempunyai jenis pola asuh anak yang berbeda satu sama lain.

Namun, kudu diingat bahwa pola asuh memberikan akibat yang besar bagi perkembangan karakter anak. Untuk itu, Ayah dan Bunda perlu menerapkan style parenting yang tepat agar Si Kecil tumbuh senang dan sukses di masa depan.

Lantas apakah ada pola asuh terbaik yang wajib orang tua terapkan? Simak penjelasan dari beragam studi berikut ini, Bun!

Jenis-jenis pola asuh anak

Melansir dari Mayo Clinic, ada empat jenis utama pola asuh yang dapat diterapkan orang tua dalam keluarga. 

1. Otoritatif

Pola asuh otoritatif seringkali disebut sebagai style parenting yang paling ideal dalam membimbing anak. Otoritatif merupakan style pengasuhan yang menggabungkan kebebasan dan batasan.

Orang tua otoritatif memberikan angan alias ekspektasi yang cukup tinggi terhadap pencapaian anak. Meskipun begitu, mereka juga menyediakan ruang komunikasi dan support terhadap apa yang diperlukan oleh anak.

Berikut contoh perilaku orang tua dan anak yang hidup di lingkungan otoritatif:

  • Memberikan daftar pekerjaan rumah dan anak memilih yang sekiranya mau dijadikan tanggung jawabnya
  • Mendukung minat anak dengan memenuhi kebutuhannya
  • Menanggapi sikap anak dengan setara dan konsisten andaikan terjadi pelanggaran patokan alias ekspektasi yang tidak terpenuhi.

Nah, biasanya anak yang dibimbing di bawah didikan otoritatif bakal terbentuk menjadi karakter yang ceria, percaya diri, pandai bersosialiasi, dan pandai mengontrol emosi. Selain itu, mereka juga tumbuh dengan daya produktivitas dan keahlian problem solving yang relatif tinggi.

2. Permisif

Pola asuh permisif biasanya menerapkan style pengasuhan yang menghasilkan anak yang berkarakter manja, Bunda. Hal ini dikarenakan orang tua permisif mengedepankan kenyamanan anak layaknya teman. Mereka senantiasa menuruti kemauan anak tanpa memberi batas yang tegas.

Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Belinda Agustya, S.Psi., M.Psi., Psikolog, anak yang diasuh dengan parenting ini condong tumbuh sebagai anak yang susah dikontrol. Apabila orang tua tidak memenuhi keinginannya, anak bakal mudah tantrum dan susah sekali menerima kekecewaan.

Berikut contoh perilaku orang tua yang menerapkan pola asuh permisif:

  • Seringkali mengabulkan permintaan anak demi membuatnya senang 
  • Jarang menegur dan memberikan pengertian terhadap kesalahan yang diperbuat anak
  • Tidak alias rendah dalam memberikan tuntutan kepada anak

Alhasil, anak yang lahir dalam family permisif bakal tumbuh menjadi sosok kurang bertanggung jawab, susah mengelola emosi, dan tidak peka terhadap situasi sekitar.

3. Otoriter

Gaya pengasuhan otoriter merupakan pola didik yang ditandai dengan orang tua yang penuh tuntutan tetapi tidak memberikan daya tanggap pada anaknya. Orang tua otoriter apalagi tidak mempunyai elastisitas terhadap kesalahan anak.

Sikap keras dari style pengasuhan satu ini apalagi seringkali berujung dengan bentakan dan balasan fisik. Akibatnya, anak di bawah didikan otoriter bakal tumbuh dengan rasa takut terhadap hukuman. Mereka apalagi bakal tidak percaya diri dan kesulitan untuk bisa membikin keputusan sendiri.

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya bakal bersikap:

  • Membatasi kebebasan beranggapan anak
  • Hanya melakukan komunikasi satu arah
  • Seringkali memberikan balasan untuk mendisiplinkan anak

4. Neglectful 

Gaya pengasuhan neglectful merupakan pola asuh yang paling tidak ideal untuk diterapkan. Metode didik satu ini ditandai dengan tidak adanya batas apalagi kasih sayang dari orang tua pada anak.

Penerapan style asuh ini seringkali terjadi lantaran adanya kekurangan dalam aspek ekonomi alias psikologis orang tua. Mereka kerap abai dalam memenuhkan apa yang anak butuhkan, apalagi enggan untuk terlibat dalam kehidupan anak.

Pola asuh neglectful memengaruhi sikap anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah percaya dengan orang lain. Mereka juga condong mengalami keterlambatan kognitif dan susah bersosialisasi dengan kawan sebayanya.

Studi ungkap suportif adalah kunci pola asuh jadikan anak bahagia

Untuk mengetahui pola asuh mana sajakah yang baik untuk anak, sekelompok guru besar melakukan penelitian terhadap 5000 wanita dan laki-laki Jepang. Melalui survey, penelitian ini menanyakan responden mengenai kenangan masa mini dan hubungan sehari-hari mereka dengan orang tuanya. 

Mengutip laporan di laman Inc., terdapat beberapa jenis pola asuh yang dipercayai dapat mendorong anak tumbuh senang dan sukses, lho Bunda.

Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang dengan pola asuh anak yang suportif alias otoritatif, mengaku tumbuh sebagai pekerja dengan penghasilan yang mumpuni, sukses secara akademis, dan tingkat kebahagiaan yang tinggi. 

Dilansir Psychology Today, orang tua yang suportif memberi kesempatan kepada anak-anak mereka dengan langkah mendorong mereka mengembangkan kepercayaan diri dan nilai diri. 

Di sisi lain, orang tua yang menggabungkan pola asuh ketat tetapi penuh perhatian positif, biasanya bakal membentuk karakter anak yang tidak terlalu bahagia. Namun, mereka bakal sukses secara akademik dan finansial.

Menurut Moms, untuk menjadi orang tua yang suportif, Ayah dan Bunda dapat menerapkan berikut:

  • Memberikan kebebasan pada anak atas minat alias kegiatan yang dia sukai
  • Menetapkan batas yang tegas seputar keselamatan, kesehatan, dan nilai-nilai keluarga
  • Membuka ruang komunikasi untuk anak menyuarakan pemikirannya
  • Memberikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahan alias kekecewaan

Nah, itulah beberapa tips pola asuh yang dapat membentuk anak tumbuh senang dan sukses di kemudian hari, Bun. Semoga info ini membantu, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya