KincaiMedia, JAKARTA -- Sebagai seorang sahabat yang ajam---non-Arab---kealiman Salman al-Farisi diakui para sahabat. Dia merupakan salah satu sahabat tercerdas Rasulullah. Kisah Salman diriwayatkan oleh Imam Ja’far Shadiq dari ayah dan kakek-kakeknya.
Suatu hari, Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabatnya. Kebetulan ada Salman di sana. “Siapakah di antara kalian yang berpuasa sepanjang waktu?” Kemudian Salman menjawab. “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya kembali kepada mereka para sahabat, “Siapakah di antara kalian yang melaksanakan shalat sepanjang malam?” Salman kembali menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Ketigakalinya Rasulullah bertanya, “Siapakah di antara kalian yang mengkhatamkan Alquran ketiga kalinya?” Salman menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.”
Kemudian, salah seorang sahabat Rasulullah menjadi marah dan berkata. “Ya, Rasulullah, Salman adalah seorang Persia yang mau menyombongkan diri dan memperlihatkan keunggulannya atas kami, sedangkan kami adalah orang-orang Quraisy.”
Sahabat tersebut mempersoalkan jawaban Salman dan menuduhnya berbohong. Seketika Rasulullah menegur orang itu. “Diamlah engkau wahai fulan. Berapa banyak hikmah Luqmanul Hakim yang kau miliki? Tanyakan kepadanya dan dia bakal menjelaskannya kepadamu.”
Kemudian, sahabat itu langsung bertanya kepada Salman al-Farisi. “Wahai Abu Adillah. Engkau telah mengaku bahwa engkau berpuasa sepanjang waktu, bukan?” Salman pun mengaku, dia memang berbicara seperti itu. Kemudian sahabat itu mengungkapkan telah memandang Salman makan pada sebagian besar waktu.
Lalu, Salman pun menjawab, dia berpuasa tiga hari dalam sebulan lantaran Allah yang Mahaagung dan Mahamulia berfirman, “Siapa pun yang melakukan suatu kebaikan kebaikan, dia bakal diganjar sepuluh kali lipat.” Salman pun menggabungan puasa Sya’ban dan puasa Ramadhan yang seolah-olah berpuasa sepanjang waktu.