Radang Sendi: Penyebab, Gejala, Dan Cara Pengobatannya

Feb 02, 2025 12:04 AM - 1 minggu yang lalu 10828

Radang sendi adalah kondisi yang menyebabkan peradangan pada sendi, yang umumnya disertai dengan rasa nyeri, pembengkakan, dan keterbatasan gerakan.

Radang sendi dapat berakibat kepada satu alias beberapa sendi dalam tubuh dan sering menjadi masalah yang membatasi kegiatan sehari-hari. 

Kondisi ini lebih umum ditemukan pada orang dewasa dan condong bertambah parah seiring bertambahnya usia,meski bisa juga dialami oleh orang yang lebih muda, apalagi anak-anak.

Terkadang, radang sendi dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, alias aspek genetik. Memahami gejala, penyebab, serta jenis-jenisnya sangat krusial untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Yuk, jadwalkan konsultasi Anda dengan master ahli Patella melalui WA di nomor  0811-8124-2022. Atau, Anda bisa langsung  mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.

Apa Itu Radang Sendi?

Radang sendi, alias dalam istilah medis disebut arthritis, adalah kondisi yang merujuk pada peradangan pada sendi-sendi tubuh, yang berfaedah menghubungkan tulang dan memungkinkan gerakan. 

Kondisi ini bisa terjadi pada satu alias lebih sendi, dan sering mengarah pada gejala-gejala tertentu, seperti rasa sakit, pembengkakan, kekakuan, dan berkurangnya rentang gerak.

Ada banyak jenis radang sendi, dengan yang paling umum adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. 

  • Osteoarthritis terjadi ketika pelindung kartilago pada sendi menipis.
  • Rheumatoid arthritis adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat. 

Radang sendi dapat memengaruhi sendi apa pun, tetapi biasanya lebih sering terjadi pada sendi yang menanggung beban tubuh, seperti lutut, pinggul, dan punggung bawah. Penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari aspek penuaan, cedera, hingga kondisi autoimun. 

Meskipun tidak ada obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan radang sendi, pengobatan yang tepat dapat membantu mengelola gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pencegahan juga sangat krusial untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Radang sendi pada lutut

Radang sendi pada dengkul merupakan salah satu kondisi yang paling umum, terutama pada orang yang lebih tua, meskipun bisa terjadi pada segala usia.

Lutut adalah sendi yang sangat rentan terhadap radang lantaran perannya yang krusial dalam menopang berat tubuh dan melakukan banyak aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berlari, dan membungkuk.

Berikut adalah beberapa kondisi mengenai radang sendi yang dapat memengaruhi lutut:

  • Osteoartritis (OA) pada lutut: Osteoartritis adalah jenis radang sendi yang paling umum terjadi pada lutut. OA terjadi ketika lapisan pelindung (kartilago) yang menutupi ujung tulang mulai menipis dan rusak seiring waktu.
  • Rheumatoid Arthritis (RA) pada lutut: Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi, termasuk lutut.
  • Gout pada lutut: Gout disebabkan oleh penumpukan kristal masam urat di dalam sendi. 
  • Pseudogout pada lutut: Pseudogout mirip dengan gout, tetapi disebabkan oleh penumpukan kristal kalsium pirofosfat di dalam sendi.
  • Bursitis pada lutut: Bursitis adalah peradangan pada kantung cairan (bursa) yang membantu mengurangi gesekan antara tulang dan jaringan lunak di sekitar sendi.
  • Cedera ligamen alias meniskus pada lutut: Cedera pada ligamen alias meniskus di lutut, seperti robekan ligamen anterior cruciate (ACL) alias meniskus, dapat menyebabkan indikasi tertentu, misalnya rasa nyeri, pembengkakan, dan kekakuan. 

Gejala Radang Sendi

Gejala radang sendi dapat bervariasi tergantung pada jenisnya yang dialami, namun umumnya melibatkan kombinasi rasa sakit, pembengkakan, dan gangguan pada aktivitas sendi. Beberapa indikasi utama yang sering dialami oleh penderita radang sendi antara lain:

1. Nyeri pada sendi

Nyeri adalah indikasi utama dari radang sendi. Rasa nyeri ini bisa datang dan pergi, alias bisa terus-menerus terasa. Pada osteoarthritis, nyeri biasanya terasa lebih kuat saat bergerak alias setelah lama tidak bergerak, seperti setelah bangun tidur alias setelah kegiatan fisik. Sedangkan pada rheumatoid arthritis, nyeri dapat terasa lebih intens dan sering terjadi pada pagi hari alias setelah beristirahat.

2. Pembengkakan pada sendi

Peradangan pada sendi dapat menyebabkan pembengkakan yang terlihat jelas. Pembengkakan ini terjadi lantaran cairan berlebih yang terkumpul di dalam sendi akibat peradangan. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sendi dan menyebabkan rasa tidak nyaman alias sakit.

3. Kekakuan pada sendi

Sendi yang meradang seringkali terasa kaku, terutama setelah periode tidak bergerak alias di pagi hari. Kekakuan ini bisa menghalang pergerakan normal sendi dan membikin kegiatan sehari-hari menjadi lebih susah dilakukan.

4. Penurunan rentang gerak

Penderita radang sendi sering mengalami penurunan keahlian untuk menggerakkan sendi secara penuh. Gerakan yang terbatas dapat memengaruhi kualitas hidup, seperti kesulitan dalam berjalan, menaiki tangga, alias melakukan pekerjaan rumah tangga.

5. Sensasi panas pada sendi

Sendi yang meradang sering kali terasa hangat alias panas saat disentuh. Ini adalah pengaruh dari peradangan yang terjadi di dalam sendi, yang menyebabkan peningkatan suhu lokal pada area tersebut.

6. Kelemahan otot

Dalam beberapa kasus yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kelemahan otot sekitar sendi yang terpengaruh. Otot bisa melemah akibat berkurangnya kegiatan bentuk lantaran rasa sakit alias kekakuan, yang pada gilirannya memperburuk keadaan sendi yang terinflamasi.

7. Gejala sistemik (pada sebagian penderita)

Pada kondisi seperti rheumatoid arthritis, indikasi sistemik juga bisa muncul, seperti demam, penurunan berat badan, dan kelelahan. Ini terjadi lantaran peradangan tidak hanya terbatas pada sendi tetapi juga dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya.

Gejala radang sendi bisa sangat mengganggu dan berakibat kepada kualitas hidup penderitanya. Oleh lantaran itu, mengenali indikasi sejak awal dan mendapatkan penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah kerusakan sendi yang lebih parah.

Penyebab Radang Sendi

Radang sendi, alias yang juga dikenal dengan istilah artritis, dapat disebabkan oleh beragam faktor. Penyebabnya bervariasi tergantung pada jenis radang sendi yang dialami, namun pada umumnya, kondisi ini terjadi akibat peradangan pada sendi yang disebabkan oleh aspek internal alias eksternal. 

Berikut adalah beberapa penyebab utama radang sendi:

1. Penuaan (osteoarthritis)

Salah satu penyebab paling umum dari radang sendi adalah penuaan, yang menyebabkan osteoarthritis. Pada osteoarthritis, lapisan pelindung tulang rawan yang ada di sendi mulai menipis seiring berjalannya waktu, sehingga tulang bakal bersenggolan langsung satu sama lain. 

Gesekan ini menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, dan kehilangan kegunaan sendi. Osteoarthritis sering terjadi pada sendi yang terbebani berat, seperti lutut, pinggul, dan jari tangan.

2. Reaksi autoimun (rheumatoid arthritis)

Pada kasus rheumatoid arthritis, tubuh secara keliru menyerang jaringan sehatnya sendiri, termasuk sendi. Ini adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat, menyebabkan peradangan kronis. 

Seiring waktu, peradangan ini dapat merusak jaringan sendi, tulang, dan apalagi organ tubuh lainnya. Rheumatoid arthritis sering menyerang sendi mini seperti jari tangan dan kaki.

3. Cedera alias trauma pada sendi

Cedera bentuk alias trauma pada sendi, seperti patah tulang alias cedera ligamen, dapat meningkatkan akibat seseorang mengalami radang sendi.

Pada beberapa kasus, trauma yang terjadi bertahun-tahun sebelumnya dapat menyebabkan perkembangan osteoarthritis di masa depan, akibat kerusakan pada struktur sendi yang tidak sembuh sempurna.

4. Infeksi pada sendi (artritis septik)

Artritis septik adalah radang sendi yang disebabkan oleh jangkitan bakteri, virus, alias jamur yang menyerang sendi. Infeksi ini dapat menyebar ke sendi melalui aliran darah alias melalui luka terbuka yang terkontaminasi. 

Gejala yang muncul pada artritis septik termasuk pembengkakan yang parah, demam, dan rasa sakit yang dahsyat pada sendi yang terinfeksi.

5. Faktor genetik alias keturunan

Genetika dapat berkedudukan krusial dalam perkembangan beberapa jenis radang sendi. Misalnya, orang yang mempunyai riwayat family dengan rheumatoid arthritis alias osteoarthritis lebih berisiko mengembangkan kondisi serupa. 

Beberapa kelainan genetik dapat memengaruhi gimana tubuh bereaksi terhadap peradangan, memperbesar kemungkinan seseorang mengalami radang sendi di kemudian hari.

6. Gaya hidup yang tidak sehat

Faktor style hidup, seperti kurangnya kegiatan bentuk dan obesitas, juga dapat meningkatkan akibat radang sendi. Berat badan yang berlebih memberi beban lebih pada sendi, terutama di dengkul dan pinggul, yang dapat mempercepat kerusakan tulang rawan dan menyebabkan osteoarthritis. 

Selain itu, kegiatan bentuk yang berlebihan alias cedera lantaran olahraga yang tidak terkontrol juga bisa meningkatkan akibat radang sendi.

7. Penyakit metabolik (gout)

Gout adalah jenis radang sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal masam urat dalam sendi. Kondisi ini sering terjadi pada jari kaki besar, tetapi bisa juga menyerang sendi lain seperti dengkul dan pergelangan kaki. 

Gout berasosiasi dengan kadar masam urat yang tinggi dalam darah, yang dapat disebabkan oleh diet tinggi purin (seperti makanan laut, daging merah, dan alkohol) alias gangguan metabolisme.

8. Faktor lingkungan

Paparan terhadap aspek lingkungan tertentu, seperti bahan kimia alias polusi, dapat berkontribusi pada peradangan sendi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap faktor-faktor ini dapat meningkatkan akibat radang sendi, terutama pada perseorangan yang sudah mempunyai aspek genetik alias kondisi medis tertentu.

9. Penyakit lainnya (psoriatic arthritis, lupus, dll.)

Beberapa penyakit autoimun alias kondisi inflamasi lainnya, seperti psoriatic arthritis (radang sendi yang mengenai dengan psoriasis) dan lupus, dapat menyebabkan radang sendi.

Kondisi ini sering melibatkan peradangan di sendi dan jaringan tubuh lainnya, menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan. Penyebabnya yang beragam ini mengindikasikan bahwa kondisi ini bisa timbul akibat beragam aspek yang saling berinteraksi.

Oleh lantaran itu, krusial untuk memahami penyebabnya secara lebih rinci agar penanganannya dapat disesuaikan dengan jenis radang sendi yang dialami.

Jenis-Jenis Radang Sendi

Radang sendi adalah kondisi yang bisa memengaruhi beragam sendi tubuh, dengan gejala-gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan kekakuan. Ada beragam jenis radang sendi, yang masing-masing mempunyai penyebab dan pengaruh yang berbeda terhadap tubuh. 

Berikut adalah beberapa jenis radang sendi yang paling umum:

1. Osteoarthritis (OA) 

Osteoarthritis adalah jenis radang sendi yang paling umum dan terjadi ketika lapisan pelindung tulang rawan pada sendi menipis, menyebabkan tulang bersenggolan langsung satu sama lain. Hal ini menimbulkan rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan pada sendi yang terkena. 

Osteoarthritis sering terjadi pada sendi yang lebih besar, seperti lutut, pinggul, dan tulang belakang. Penyebab utama dari osteoarthritis adalah penuaan, meskipun aspek genetik, cedera, dan obesitas juga dapat memperburuk kondisi ini.

2. Rheumatoid Arthritis (RA)

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat. Ini menyebabkan peradangan kronis pada sendi, terutama di tangan, pergelangan tangan, dan kaki. 

Rheumatoid arthritis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi jika tidak ditangani dengan tepat. Gejalanya termasuk nyeri sendi yang parah, pembengkakan, dan kelelahan. Selain itu, RA dapat berakibat kepada organ tubuh lainnya, seperti paru-paru dan jantung.

3. Psoriatic Arthritis

Psoriatic arthritis adalah jenis radang sendi yang mengenai dengan penyakit kulit psoriasis. Pada kondisi ini, sendi mengalami peradangan yang menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan, sementara kulit juga mengalami indikasi psoriasis, seperti bercak merah dan bersisik.

Psoriatic arthritis dapat memengaruhi beragam sendi, termasuk sendi tangan, kaki, dan tulang belakang.

4. Gout

Gout adalah jenis radang sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal masam urat dalam sendi. Ini menyebabkan rasa sakit yang sangat intens, terutama pada sendi jari kaki, lutut, dan pergelangan kaki. 

Gout biasanya berkembang lantaran tingginya kadar masam urat dalam darah, yang dapat disebabkan oleh aspek genetika, diet tinggi purin (seperti daging merah dan makanan laut), alias masalah ginjal. Serangan gout sering terjadi tiba-tiba, biasanya pada malam hari, dan dapat berjalan selama beberapa hari.

5. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus)

Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan pada banyak bagian tubuh, termasuk sendi. Meskipun lupus lebih dikenal dengan dampaknya pada kulit, ginjal, dan organ lainnya, sendi juga bisa terlibat. 

Gejala penyakit lupus meliputi nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan, yang sering kali disertai dengan ruam kulit dan kelelahan. Lupus lebih umum terjadi pada wanita muda.

6. Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis adalah jenis radang sendi yang terutama memengaruhi tulang belakang dan sendi sakroiliaka (di bagian bawah punggung). 

Penyakit ini dapat menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan peradangan, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan tulang belakang menjadi kaku akibat penggabungan tulang.

Ankylosing spondylitis lebih sering terjadi pada laki-laki muda dan mempunyai kecenderungan genetik.

7. Infectious Arthritis (Artritis Septik)

Artritis septik adalah jenis radang sendi yang terjadi akibat jangkitan bakteri, virus, alias jamur yang menyerang sendi. Infeksi ini dapat menyebar melalui darah alias melalui cedera langsung pada sendi. 

Gejala artritis septik termasuk nyeri sendi yang hebat, demam, dan pembengkakan. Sendi yang paling sering terinfeksi adalah lutut, pinggul, dan bahu.

8. Juvenile Arthritis

Juvenile arthritis adalah jenis radang sendi yang memengaruhi anak-anak dan remaja. Jenis ini berbeda dengan arthritis pada orang dewasa lantaran bisa memengaruhi perkembangan tulang dan sendi. 

Juvenile arthritis dapat menyebabkan peradangan kronis pada sendi, yang berpotensi mengganggu kegiatan anak dan memengaruhi pertumbuhannya. Tiga jenis utama juvenile arthritis adalah oligoarticular, polyarticular, dan systemic-onset.

9.Reactive Arthritis

Reactive arthritis adalah jenis radang sendi yang berkembang sebagai respons terhadap jangkitan di bagian lain tubuh, seperti saluran kemih, saluran pencernaan, alias jangkitan genital. 

Kondisi ini sering menyebabkan radang sendi di lutut, pergelangan kaki, dan tumit. Gejala lainnya mungkin termasuk mata merah dan jangkitan pada saluran kemih.

10. Bursitis

Bursitis adalah peradangan pada kantung cairan mini yang dikenal sebagai bursa, yang berfaedah sebagai alas di antara tulang, tendon, dan otot. Kondisi bursitis dapat terjadi di beragam bagian tubuh, termasuk bahu, lutut, dan pinggul. 

Aktivitas yang berulang, cedera, alias jangkitan dapat memicu bursitis, menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan keterbatasan gerakan.

11. Fibromyalgia

Meskipun bukan jenis radang sendi secara teknis, fibromyalgia menyebabkan indikasi yang mirip dengan radang sendi, termasuk rasa sakit dan kekakuan di otot dan sendi.

Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri yang menyebar di seluruh tubuh, disertai dengan kelelahan ekstrem, gangguan tidur, dan masalah kognitif.

Dengan beragam jenis radang sendi yang ada, krusial untuk memahami perbedaan indikasi dan penyebab setiap jenis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter bakal mendiagnosis jenisnya berasas pemeriksaan fisik, tes darah, pencitraan medis, dan riwayat kesehatan pasien.

Cara Mengobati Radang Sendi

Pengobatan radang sendi bermaksud untuk mengurangi gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan radang sendi, pengobatan dapat mencakup pendekatan nonbedah, medis, dan dalam beberapa kasus, bedah. 

Berikut adalah beragam metode pengobatan yang umum digunakan untuk menangani radang sendi:

Pengobatan nonbedah

Pengobatan Nonbedah: Ini mencakup penggunaan obat anti-inflamasi, analgesik, fisioterapi, serta penggunaan perangkat bantu untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kegunaan sendi. Pendekatan ini bermaksud untuk meredakan indikasi tanpa perlu melakukan prosedur bedah.

1. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID)

NSAID seperti ibuprofen dan naproxen digunakan untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan pembengkakan yang terjadi pada sendi.

Obat ini bisa diminum dalam corak tablet alias krim yang dioleskan langsung ke kulit. Mereka membantu meredakan indikasi sementara, namun tidak mengatasi penyebab radang sendi.

2. Analgesik (pereda nyeri)

Obat pereda nyeri seperti parasetamol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh radang sendi, terutama pada kasus osteoarthritis. Namun, obat ini tidak mengurangi peradangan seperti NSAID.

3. Kortikosteroid

Obat kortikosteroid seperti prednison dapat diberikan dalam corak pil alias injeksi untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Injeksi kortikosteroid sering digunakan untuk sendi tertentu yang terkena radang, seperti pada dengkul alias pinggul.

4. Terapi bentuk dan rehabilitasi

Fisioterapi sangat krusial untuk membantu memperbaiki kegunaan sendi yang terkena radang dan untuk meningkatkan fleksibilitas.

Terapi ini dapat mencakup latihan peregangan, penguatan otot, dan teknik mobilisasi sendi. Terapi bentuk membantu mengurangi nyeri, memperbaiki postur tubuh, dan meningkatkan rentang mobilitas sendi yang terpengaruh.

5. Penggunaan perangkat bantu (alat orthotik)

Untuk mengurangi beban pada sendi yang terpengaruh, perangkat bantu seperti orthotic (penyangga alias pelindung sendi) sering digunakan. Ini berfaedah untuk memperbaiki posisi sendi, mengurangi rasa sakit, dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

6. Kompres dingin alias hangat

Mengompres area sendi yang sakit dengan es batu (kompres dingin) dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan, sementara kompres hangat bisa meredakan kekakuan otot dan meningkatkan aliran darah. Penggunaan kompres ini bisa disesuaikan dengan jenis radang sendi yang diderita.

Pengobatan medis (farmakologi)

Obat-obatan seperti obat imunomodulator dan biologis dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan nyeri pada radang sendi, terutama untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis alias penyakit autoimun lainnya.

1. Obat Imunomodulator

Pada kasus radang sendi autoimun seperti rheumatoid arthritis (RA), obat imunomodulator alias pemasok biologis seperti methotrexate alias TNF inhibitors dapat digunakan untuk menekan sistem imun yang berlebihan dan mengurangi peradangan.

Obat-obat ini dapat membantu mengendalikan indikasi dan memperlambat kerusakan sendi yang lebih parah.

2. Obat biologis

Obat biologis adalah obat yang dibuat dari protein hidup yang menargetkan bagian spesifik dari sistem imun untuk mencegah peradangan yang terjadi pada rheumatoid arthritis dan penyakit autoimun lainnya. Beberapa contoh obat biologis adalah adalimumab dan etanercept.

Pengobatan dengan pembedahan

Untuk kasus radang sendi yang parah dan tidak merespons pengobatan lainnya, prosedur bedah seperti arthroscopy alias penggantian sendi dapat dipertimbangkan untuk menghilangkan kerusakan dan meningkatkan kegunaan sendi.

1. Arthroscopy (operasi sendi minim invasif)

Arthroscopy adalah prosedur bedah di mana master menggunakan instrumen mini yang dimasukkan melalui sayatan mini untuk memeriksa dan mengobati masalah di dalam sendi. 

Prosedur ini digunakan untuk membersihkan sendi dari jaringan yang rusak alias untuk memperbaiki ligamen alias tendon yang robek. Ini adalah pilihan untuk kasus-kasus radang sendi yang tidak membaik dengan pengobatan konservatif.

2. Pembedahan penggantian sendi

Pada kasus radang sendi yang sangat parah dan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi, seperti pada osteoarthritis lanjut, pembedahan penggantian sendi (artroplasti) bisa menjadi pilihan. 

Prosedur ini menggantikan sendi yang rusak dengan sendi buatan yang terbuat dari logam, plastik, alias keramik. Pembedahan penggantian sendi dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kegunaan sendi, terutama pada sendi lutut, pinggul, alias bahu.

3. Sinovektomi

Sinovektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat lapisan sinovial yang meradang dalam sendi. Hal ini digunakan terutama pada pasien dengan rheumatoid arthritis yang mempunyai peradangan sinovial yang kronis.

Pembedahan ini bermaksud untuk mengurangi peradangan dan kerusakan lebih lanjut pada sendi.

Terapi alternatif

Terapi seperti akupunktur dan suplemen herbal (misalnya glukosamin dan minyak ikan) dapat digunakan sebagai pendukung pengobatan konvensional untuk membantu meredakan nyeri dan memperbaiki kesehatan sendi

1. Akupunktur

Akupunktur adalah salah satu pengobatan pengganti yang dapat membantu meredakan nyeri akibat radang sendi. Proses ini melibatkan penyisipan jarum lembut pada titik-titik tertentu di tubuh untuk merangsang pengobatan dan mengurangi rasa sakit.

2. Suplemen herbal dan nutrisi

Beberapa suplemen herbal dan nutrisi, seperti glukosamin, kondroitin, dan minyak ikan (omega-3), dipercaya dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi.

Namun, sebelum mengonsumsi suplemen ini, krusial untuk berkonsultasi dengan master untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Perubahan style hidup

Mengadopsi style hidup sehat sangat krusial dalam pengobatan radang sendi. Mengelola berat badan, berolahraga secara teratur (seperti jalan kaki, berenang, alias yoga), dan makan makanan bergizi bisa membantu meringankan beban pada sendi yang terpengaruh dan mengurangi peradangan. 

Aktivitas bentuk yang teratur dapat meningkatkan kekuatan otot yang mendukung sendi, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan fleksibilitas.

Pencegahan Radang Sendi

Meskipun tidak semua kasus radang sendi dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi akibat alias memperlambat perkembangan kondisi ini.

Beberapa langkah pencegahan yang krusial meliputi:

  • Menjaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan memberikan beban lebih pada sendi, terutama sendi-sendi yang menahan beban seperti dengkul dan pinggul. Menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi tekanan pada sendi dan mencegah peradangan.
  • Olahraga teratur: Aktivitas bentuk yang teratur, seperti jalan cepat, berenang, alias yoga, dapat membantu menjaga elastisitas sendi dan memperkuat otot di sekitar sendi. Ini juga dapat mengurangi kemungkinan cedera sendi di masa depan.
  • Menghindari cedera: Cedera sendi, baik yang terjadi akibat olahraga alias kecelakaan, dapat meningkatkan akibat radang sendi di masa depan. Menggunakan pelindung sendi alias perangkat pelindung diri saat beraktivitas bentuk dapat membantu mencegah cedera.
  • Menerapkan pola makan sehat: Diet yang kaya bakal antioksidan dan masam lemak omega-3, seperti yang ditemukan pada ikan berlemak dan sayuran hijau, dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan sendi. Menghindari makanan yang dapat memperburuk peradangan, seperti makanan olahan alias berlemak, juga penting.
  • Menjaga postur tubuh yang baik: Postur tubuh yang buruk, terutama saat duduk alias berdiri terlalu lama, dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi tertentu, seperti sendi punggung alias lutut. Menggunakan teknik postur yang baik dapat mencegah stres berlebihan pada sendi.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat memperkecil akibat terkena radang sendi dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik dalam jangka panjang.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter Terkait Radang Sendi?

Jika Anda mengalami indikasi yang mencurigakan mengenai radang sendi, sangat krusial untuk segera berkonsultasi dengan master untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

Beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera antara lain:

  • Nyeri Sendi yang terus-menerus alias memburuk: Jika nyeri sendi yang Anda alami tidak mereda meskipun sudah beristirahat alias menggunakan obat pereda nyeri, alias jika nyeri semakin intens, ini bisa menjadi tanda adanya kondisi yang memburuk dan memerlukan perhatian medis.
  • Kekakuan alias pembengkakan sendi: Jika sendi Anda terasa kaku alias bengkak, terutama setelah beraktivitas, dan tidak bisa bergerak seperti biasa, ini bisa menjadi indikasi radang sendi. Pembengkakan yang disertai dengan rasa panas alias kemerahan juga patut diwaspadai.
  • Kesulitan bergerak alias menggunakan sendi: Jika Anda mulai mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sederhana, seperti berjalan, memegang benda, alias melenturkan sendi, ini bisa menunjukkan adanya kerusakan pada sendi yang memerlukan pertimbangan lebih lanjut.
  • Gejala yang memengaruhi lebih dari satu sendi: Radang sendi, seperti pada rheumatoid arthritis, bisa memengaruhi lebih dari satu sendi. Jika Anda merasa beberapa sendi mengalami indikasi yang sama, segera konsultasikan ke dokter.
  • Demam alias indikasi sistemik lainnya: Jika Anda juga mengalami demam, penurunan berat badan tanpa karena yang jelas, alias kelelahan ekstrem berbareng dengan indikasi sendi, bisa jadi itu tanda radang sendi yang disertai dengan komplikasi lain, seperti jangkitan alias penyakit autoimun.

Berkonsultasi dengan master lebih awal dapat membantu menghindari kerusakan sendi yang lebih parah dan memungkinkan pengobatan yang lebih efektif. 

Dokter bakal melakukan pemeriksaan bentuk dan tes diagnostik, seperti kajian darah alias pencitraan, untuk menentukan jenis radang sendi dan merencanakan pengobatan yang tepat.

Yuk, jadwalkan konsultasi Anda dengan master ahli Patella melalui WA di nomor  0811-8124-2022. Atau, Anda bisa langsung  mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.

Selengkapnya