KincaiMedia, JAKARTA -- Dalam menjalani kehidupan di bumi ini, seorang insan tak ayal lagi pernah mengalami rupa-rupa penyakit. Dalam perspektif Islam, adanya penyakit merupakan suatu tanda kemahakuasaan Allah SWT. Oleh lantaran itu, hanya kepada Dia kita semua bertawakal diri. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan penyakit selain Dia juga menurunkan penawarnya” (HR Bukhari). Orang yang beragama bakal bertawakal kepada Allah sembari berupaya untuk sembuh.
Berikut adalah beberapa hikmah di kembali penyakit.
Bersabar
Nabi SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman! Sungguh, segala urusannya merupakan kebaikan, dan ini tak bakal terjadi selain bagi orang mukmin. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia berterima kasih sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Jika dia mendapatkan kesusahan, ia bersabar sehingga itu menjadi kebaikan baginya” (HR Muslim).
Seorang Muslim hendaknya bersabar ketika sakit. Sebab, penyakit adalah satu ujian dari Allah SWT bagi hamba yang dipilih-Nya. Dengan bersabar, dia bakal berprasangka baik kepada Allah sehingga optimistis menjalani pengobatan.
Menghapus dosa-dosa
Bagi seorang Muslim, datangnya suatu penyakit dapat menjadi karena pemaafan atas beragam dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus-menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, apalagi sampai kesukaran yang menyusahkannya, melainkan bakal dihapuskan dengannya dosa-dosanya” (HR Muslim).
Dalam sabda lainnya disebutkan, Nabi SAW berpesan, “Janganlah engkau mencaci-maki penyakit demam lantaran sungguh (dengan penyakit itu) Allah bakal menghapuskan dosa-dosa anak Adam, sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.”
Penyakit mungkin datang sebagai corak rahmat kepada hamba-Nya yang terpilih. Seorang mukmin pun hendaknya berintrospeksi diri. Ingatlah firman-Nya dalam surah asy-Syuura ayat 30. Terjemahannya, “Dan musibah apa pun yang menimpa Anda adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah mengampuni banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”