ILUSTRASI Waktu.
Kincai Media , JAKARTA -- Di antara keistimewaan Nabi Muhammad SAW adalah selalu menghargai waktu. Untuk menerapkan prinsip itu, beliau terbiasa melangkah dengan agak cepat.
Pernah suatu hari, Abu Hurairah menirukan langkah Rasulullah SAW melangkah pada saat mengantarkan jenazah seseorang.
Apabila dia melangkah dengan langkah biasa, maka Rasulullah SAW pasti mendahuluinya. Namun, andaikan dia melangkah dengan separuh lari, barulah Abu Hurairah dapat berbarengan alias mendahului Rasulullah.
Rasulullah SAW juga selalu menghormati waktu orang lain. Sebagai contoh, beliau tidak suka mengakhiri perjalanannya pada malam hari. Beliau mengupayakan agar memulai perjalanan pada pagi hari. Dengan begitu, ketika beliau tiba, maka para penunggu rumah tak bakal terganggu waktu istirahatnya.
Dalam banyak ayat Alquran, Allah SWT menyinggung tentang waktu. Allah juga berjanji demi masa dalam surah al-Ashr ayat 1. Pada surah tersebut, Alllah SWT menekankan sungguh pentingnya menghargai waktu. Manusia hendaknya mengetahui prinsip waktu dengan selalu beramal saleh. Allah juga menjanjikan keberuntungan besar bagi mereka yang mengamalkannya.
Perintah menghargai waktu lainnya adalah tersirat dalam waktu-waktu shalat yang telah Allah SWT tentukan. Selain merupakan corak tanggungjawab paling asasi, shalat dapat pula menjadi media pembelajaran bagi umat Muslim untuk menghargai dan menepatinya.
Melalaikannya berfaedah gugur ibadah shalatnya dan berdosa. Pepatah Arab mengatakan, ”Waktu ibaratkan pedang yang andaikan kita tidak menggunakannya dengan baik maka celakalah kita.”
Syaikh Ibnu Qoyyim berkata, "Kehilangan waktu itu lebih susah daripada kematian, lantaran kehilangan waktu membuatmu jauh dari Allah dan hari akhir, sementara kematian membuatmu jauh dari kehidupan bumi dan penghuninya saja."