Generasi Ekspektasi – Rasa takut adalah sebuah perihal yang normal untuk dirasakan, lantaran merupakan bagian dari emosi yang menjadikan diri kita sebagai manusia. Namun, rasa takut yang berlebih dapat membikin diri menjadi mundur, melewatkan kesempatan yang harusnya bisa didapat, mengecilkan diri, dan lain sebagainya. Memang bakal banyak muncul ketakutan bakal masa depan yang tidak pasti.
Ketakutan bakal menjadi rasa yang sering Anda temukan ketika menginjak umur 20 ke atas. Ketakutan paling besar masyarakat adalah menemukan dirinya kandas dalam hidup akibat terlalu sering takut mengambil akibat dan menghadapi kegagalan yang membikin down. Banyak dari kita yang kemudian menunda untuk memulai kembali perjalanan dengan dalih menunggu momen yang tepat, walaupun Anda sebetulnya tahu bahwa kamulah yang bisa menciptakan momentum yang tepat itu. Kamu mungkin sering membohongi diri dengan berkata, “Tidak apa-apa jika hidupku biasa saja, tidak mempunyai tujuan dan ambisi,” untuk berlindung dari ketakutanmu sendiri.
Buku Generasi Ekspektasi karya Bilal Faranov bakal membahas tentang generasi muda dan segala ketakutannya. Buku ini mempunyai total 268 laman ini diterbitkan oleh Penerbit Bukune pada 20 September 2024. Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu, para anak muda yang sedang menghadapi krisis kehidupan dan pencarian jati diri. Sedikit info tentang kitab ini sudah Gramin rangkum. Semoga bisa menjadi gambaran lebih komplit yang meyakinkan Anda untuk mendapatkan kitab Generasi Ekspektasi ini. Selamat membaca, Grameds!
Profil Bilal Faranov – Penulis Buku Generasi Ekspektasi
Bilal Faranov adalah seorang penulis sekaligus pembuat asal Indonesia yang mempunyai segudang talenta dan pengalaman. Selain doyan berlari, dia juga aktif membikin podcast, dan menariknya, Bilal fasih berkata Inggris serta Jepang. Sebagai lulusan Universitas Almuslim di bidang International Relations and Affairs, dia telah mengukir perjalanan pendidikan yang inspiratif, termasuk mengikuti program pertukaran pelajar di Nagoya University, Jepang, pada tahun 2018 hingga 2019. Perjalanannya ini membentuk pandangan dunia yang kerap tercermin dalam karya-karyanya.
Di luar kepenulisan, Bilal mempunyai pengalaman kerja yang beragam. Ia pernah menjabat sebagai Video Journalist di The Jakarta Post (November 2019 – Maret 2020), Manager di PT Urban Synergy Group (Juli 2020 – September 2021), hingga menjadi Managing Director di APTD Indonesia (September 2021 – Desember 2022). Kini, sejak Agustus 2023, dia aktif sebagai Host di Suara Berkelas (SE.KELAS), sebuah platform yang merepresentasikan pandangan-pandangan bergengsi dan bernilai.
Bagi yang mau mengenal lebih dekat sosok inspiratif ini, Bilal kerap berbagi kegiatan dan pemikirannya melalui akun IG pribadinya, @bilalfaranov. Di sana, kalian dapat memandang sisi imajinatif dan profesionalnya sekaligus mengikuti perjalanan hidupnya yang penuh warna.
Sinopsis Buku Generasi Ekspektasi
Sebagai bagian dari Gen Z yang tengah menghadapi quarter-life crisis, saya sadar bahwa mengambil akibat adalah salah satu investasi terbaik di usia 20-an. Keberanian untuk menghadapi kegagalan sebelum meraih sukses, merasakan patah hati sebelum menemukan cinta sejati, dan menerima kritik sebelum mendapat apresiasi merupakan pelajaran krusial yang sering kali diabaikan. Namun, tak jarang, aku—dan mungkin banyak dari kita—justru merasa takut untuk mengambil risiko, cemas membikin keputusan yang keliru.
Di usia 22, saya pernah merasa tersesat, berdiri di persimpangan tanpa tahu arah mana yang kudu dipilih. Tekanan untuk mengikuti jalur “ideal” menurut masyarakat, seperti mengejar karier, jabatan, dan status sosial, terasa begitu besar. Namun, memandang banyak orang yang telah mengikuti jalur tersebut tapi akhirnya merasa jenuh alias menyerah, saya mulai bertanya-tanya: apakah jalan itu betul-betul untukku?
Ketika menginjak usia 25, saya mulai memahami bahwa masa-masa 20-an adalah waktu untuk mencari dan membangun jati diri. Idealisme sering muncul sebagai upaya untuk menetapkan nilai-nilai dan prinsip hidup yang mau kita pegang. Aku belajar pentingnya melepaskan ekspektasi orang lain dan konsentrasi pada perjalanan diri sendiri. Kesalahan dan kegagalan rupanya lebih berbobot sebagai pembimbing daripada keberhasilan instan.
Saat ini, saya belajar untuk lebih bijak memanfaatkan waktu, menghargai momen berbareng orang-orang tercinta, dan berupaya menghindari penyesalan di kemudian hari. Dialog dengan diri sendiri sering menjadi tantangan terbesar, tetapi saya percaya bahwa setiap proses yang kita lalui mempersiapkan kita untuk hal-hal luar biasa di masa depan. Kita mungkin tak perlu mengubah dunia, tetapi mengubah diri sendiri adalah langkah pertama yang paling berarti. Melalui kitab ini, saya mau berbagi pemikiran dan pengalaman hidup yang membentukku hingga kini.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Generasi Ekspektasi
Pros & Cons
Pros
- Membahas rumor yang sering dibahas.
- Permasalahan yang relate dengan para pembaca.
- Ditulis berasas pengalaman pribadi penulis.
- Narasi yang dibangun dengan diksi indah.
- Mudah untuk dimengerti.
- Memberikan pengesahan kepada para pembaca.
Cons
- Tidak terdapat solusi yang konkrit dalam kitab ini.
Kelebihan Buku Generasi Ekspektasi
Buku ini membahas salah satu rumor yang tak pernah lekang oleh waktu, ialah quarter-life crisis—sebuah fase yang nyaris setiap generasi rasakan, tak terkecuali Gen Z. Permasalahan ini terasa sangat relevan dengan pengalaman pembaca, khususnya mereka yang berada di usia 20-an. Dengan style narasi yang penuh kehangatan, penulis sukses menyentuh inti dari keresahan yang banyak dirasakan oleh kaum muda saat ini: tekanan sosial, kebingungan menentukan arah hidup, hingga ketakutan bakal kegagalan. Tak heran jika pembaca merasa seperti sedang bercermin, tertampar oleh realitas yang tertuang dalam setiap paragrafnya.
Menariknya lagi, kitab ini tidak hanya membahas masalah secara teoritis. Penulis berbagi pengalaman pribadi, menghadirkan kisah-kisah nyata yang penuh kejujuran dan keberanian. Pendekatan ini membikin cerita terasa otentik dan menggugah, lantaran pembaca diajak masuk ke dalam perjalanan hidup yang nyata—bukan sekadar abstraksi alias nasihat kosong. Dengan pilihan diksi yang bagus namun tetap mudah dipahami, penulis sukses menciptakan narasi yang memikat dan menyentuh hati. Kata-kata yang dirangkai penuh emosi menjadikan kitab ini tak sekadar bacaan, tetapi kawan bagi siapa saja yang sedang berada di persimpangan hidup.
Lebih dari itu, kitab Generasi Ekspektasi ini tidak terkesan menggurui. Alih-alih memberi solusi instan alias tuntutan, penulis menyajikan cerita yang penuh empati. Setiap kalimatnya seperti pengingat lembut bahwa tidak apa-apa merasa tersesat alias gagal, lantaran itu adalah bagian dari proses bertumbuh. Buku ini memberikan pengesahan yang sering kali dibutuhkan pembaca—bahwa kebingungan, ketakutan, alias apalagi kesedihan adalah perihal yang wajar dirasakan. Dengan langkah ini, pembaca tidak hanya merasa dipahami, tetapi juga dikuatkan untuk melangkah maju.
Kekurangan Buku Generasi Ekspektasi
Salah satu kelemahan yang mungkin dirasakan pembaca dari buku Generasi Ekspektasi adalah kurangnya solusi konkret untuk menghadapi quarter-life crisis. Buku ini tidak menyediakan tips alias strategi praktis yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih, fokusnya lebih pada eksplorasi perasaan, refleksi mendalam atas pengalaman, dan memberikan pengesahan emosi yang sering dialami di usia 20-an.
Bagi pembaca yang mencari pedoman langkah demi langkah untuk mengatasi kebingungan alias tekanan hidup di fase ini, pendekatan kitab yang lebih berkarakter introspektif ini mungkin terasa kurang memuaskan. Namun, bagi mereka yang mau memahami dan menerima emosi mereka, Generasi Ekspektasi bisa menjadi kawan perjalanan yang relevan dan penuh makna.
Penutup
Quarter-life crisis adalah kejadian universal yang kerap dialami oleh banyak orang di beragam bagian dunia. Fase ini bisa terasa menakutkan dan membingungkan, terutama ketika kita merasa kudu menghadapinya seorang diri. Namun, kitab ini datang seperti seorang sahabat yang selalu ada, menawarkan bahu untuk bersandar, dan mengingatkan bahwa kita tidak sendirian.
Jika kalian sedang merasa tersesat, takut melangkah, alias terjebak dalam tekanan hidup yang begitu berat, kitab ini bisa menjadi tempat berlabuh sementara. Melalui setiap halaman, penulis membujuk kita untuk menerima emosi kita apa adanya, menghadapi ketakutan tanpa terburu-buru, dan memahami bahwa proses ini adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup. Mari hadapi fase quarter-life crisis bersama-sama, dengan kitab ini sebagai kawan perjalanan yang penuh pengertian.
Grameds, itu dia ulasan kitab Generasi Ekspektasi karya Bilal Faranov. Yuk segera dapatkan kitab Generasi Ekspektasi ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan info terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Jurnal Inspirasi: Learning to Live, Living to Learn
Buku ini bakal menjadi kawan baik yang memberikan banyak inspirasi, terutama bagi anak 20-an. Tentang menghadapi rasa insecure, self-doubt, cemas, dan masalah hidup lain yang wajar dirasakan saat beranjak dewasa. Kamu bakal memakai kacamata baru dalam memandang kehidupan saat membacanya. Masalah hidup bukan sekadar untuk dipecahkan, tetapi mengisi fase pembelajaran. We grow through our problems.
Kamu bakal disuguhi beragam realita kehidupan kompleks yang dibungkus dengan penjelasan ringan, jenaka dan mudah dipahami bagi siapa pun. Semua cerita menarik yang dialami fase 20-an ada di dalam kitab ini.
Setelah membacanya, Anda bakal menghirup segarnya perspektif baru mengenai peranan krusial keluarga, pertemanan, hingga mimpi-mimpi yang selama ini terkubur. Tak ada salahnya kembali menggali mimpi itu bersama. Karena, mimpi yang membikin kita semangat menjalani hidup. Selamat membaca, dan selamat mencicipi manis pahit menjadi orang dewasa.
101 Langkah Mengatasi Insecure
Hidup di era yang serba sigap dan penuh persaingan seperti saat ini membikin kita kerap merasa tidak cukup baik, tidak cukup berharga, alias tidak bisa bersaing. Rasa tidak kondusif alias insecure ini bisa muncul dalam beragam bentuk, mulai dari merasa tidak cukup kompeten di sekolah alias tempat kerja, kurang percaya diri dalam pertemanan, alias merasa resah dengan pencapaian pribadi.
Buku ini sengaja dihadirkan untuk membantu siapa pun yang merasa terjebak dalam insecurity. Di dalamnya memuat 101 langkah praktis yang mudah diikuti untuk melawan insecurity, mulai dari teknik-teknik sederhana yang bisa langsung diterapkan, hingga pendekatan yang lebih mendalam untuk memahami akar dari insecurity yang dirasakan. Materi yang beragam ini diharapkan bisa memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi masing-masing pembaca.
Life Reset: Bertumbuh Dimulai dari Sini
Pembahasan dalam kitab ini dikemas dalam lima bagian, termasuk juga tambahan bagian worksheet dan rekomendasi buku. Untuk memulai perjalanan yang terjal, Anda perlu belajar mengampuni diri dulu agar siap menghadapi rintangan ke depannya.
Bagian 1: Memaafkan Diri Sendiri bakal menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu Anda bereskan dulu. Setelah sukses mengampuni diri, mungkin Anda bakal menghadapi keraguan dalam dirimu ketika bakal memulai melangkah. Bagian 2: Selesaikan Hal-Hal yang Mengganggu bakal membantu Anda menguraikan satu per satu keraguan dalam diri yang belum didapatkan jawabannya. Kalau Anda sudah siap memulai perjalananmu, mulailah dengan mencintai diri sendiri dan mempraktikkan self-love dan self-care. Bagian 3: Self-Love bakal menjelaskan gimana Anda juga perlu mencintai dirimu sendiri. Tidak selalu mengutamakan orang lain. Siapkan diri lebih dulu, cintai diri lebih dulu agar bisa mencintai orang lain dengan baik.
Bagian 4: Self-Care bakal membantu Anda menguraikan caranya satu per satu. Setelah mencintai diri sendiri, juga perlu merawat diri sendiri. Sebab jika tidak Anda yang peduli dengan dirimu sendiri, siapa lagi? Setelah sukses menjaga dan merawat diri, saatnya Anda memulai petualangan yang lebih jauh. Bagian 5: A Guide to be A Better Version of Yourself bakal menemani diri Anda menuju tujuan hidup yang selama ini Anda impikan. Versi dirimu yang lebih baik setelah mengalami perjalanan dan perubahan.
Sumber:
- https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://id.linkedin.com/in/bilalfaranov&ved=2ahUKEwiqoLqPz_6JAxUwwjgGHQA1ObUQFnoECB4QAQ&usg=AOvVaw1WDuLkiIsrtK0uTu0CBrme