Review Buku The Way Of Peace Karya James Allen

Dec 02, 2024 09:51 AM - 5 bulan yang lalu 202298

The Way of Peace – adalah sebuah kitab New Thought yang ditulis oleh James Allen. arya James Allen. Walaupun Allen lebih dikenal lantaran karyanya yang berjudul As a Man Thinketh, kitab The Way of Peace yang terbit pada tahun 1907 ini sebenarnya memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang hubungan penulis dengan Gerakan New Thought. Dalam kitab ini, Allen merujuk pada ajaran-ajaran kepercayaan Kristen, Buddha, dan Hindu.

The Way of Peace

Secara garis besar, kitab ini adalah risalah yang menyoroti pentingnya meditasi sebagai “jalan menuju keilahian.” Allen mengungkapkan bahwa apa yang kita renungkan bakal membentuk diri kita. Jika seseorang bersemadi pada hal-hal yang egois dan merendahkan, lambat laun dia bakal menjadi pribadi yang egois dan merendahkan. Sebaliknya, jika meditasi difokuskan pada hal-hal yang murni dan tidak egois, maka seseorang bakal berkembang menjadi sosok yang murni dan tidak egois.

Buku The Way of Peace sekarang telah tersedia dalam jenis Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Second Hope pada 4 September 2024. Buku ini mempunyai 88 halaman. Gramin sudah menyiapkan ulasan spesial untuk kitab ini, jadi jangan lewatkan informasinya, Grameds!

Profil James Allen – Penulis Buku The Way of Peace

James Allen (28 November 1864 – 24 Januari 1912) adalah seorang penulis makulat asal Inggris yang dikenal luas lantaran karya-karyanya yang inspiratif. Ia merupakan pelopor dalam aktivitas swadaya dan makulat praktis yang menekankan kekuatan pikiran dalam membentuk kehidupan seseorang. Buku Allen yang paling terkenal, As a Man Thinketh, diterbitkan pada tahun 1902 dan telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak penulis motivasi dan pengembangan diri hingga hari ini. Karya ini terus diproduksi secara massal dan dihormati sebagai fondasi pemikiran inspirasional modern.

The Way of Peace

Lahir di Leicester, Inggris, dalam family kelas pekerja, James Allen adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ibunya buta huruf, sementara ayahnya, William, bekerja sebagai perajut di pabrik tekstil. Kehidupan Allen berubah drastis pada tahun 1879 ketika ayahnya meninggalkan Inggris menuju Amerika, berupaya mencari pekerjaan dan membangun kehidupan baru bagi family mereka. Namun, ayahnya meninggal hanya dua hari setelah tiba di Amerika, diduga menjadi korban perampokan dan pembunuhan. Kehilangan ini membawa akibat besar bagi family Allen, memaksa James yang saat itu berumur 15 tahun untuk meninggalkan sekolah dan bekerja demi membantu keluarganya yang menghadapi krisis ekonomi.

Perjalanan hidup Allen diwarnai oleh perjuangan keras sebelum akhirnya dia menemukan panggilan hidupnya sebagai penulis. Selama tahun 1890-an, dia bekerja sebagai sekretaris pribadi dan penjual perangkat tulis di beragam perusahaan manufaktur Inggris. Pada tahun 1893, dia pindah ke London dan kemudian ke Wales Selatan, mencoba beragam pekerjaan, termasuk sebagai jurnalis. Di sana, dia berjumpa Lily Louisa Oram, yang dinikahinya pada tahun 1895. Kariernya sebagai penulis mulai berkembang pada tahun 1898 ketika dia bekerja untuk The Herald of the Golden Age, sebuah majalah yang memungkinkannya mengintegrasikan minat spiritual dan sosialnya. Pada periode ini, Allen memasuki masa produktif dengan menerbitkan kitab pertamanya, From Poverty to Power (1901).

Karya Allen yang paling terkenal, As a Man Thinketh (1903), ditulis berasas bagian Alkitab Amsal 23:7, “Seperti orang yang membikin kalkulasi dalam hatinya, demikianlah ia.” Buku mini ini membawa Allen ketenaran yang memperkuat hingga setelah kematiannya. Kesuksesan ini memungkinkan Allen meninggalkan pekerjaannya sebagai sekretaris untuk konsentrasi sepenuhnya pada menulis. Bersama keluarganya, dia pindah ke Ilfracombe, di mana dia menghabiskan sisa hidupnya menulis dan mengedit. Dalam sembilan tahun terakhir hidupnya, Allen menghasilkan 19 karya, termasuk beberapa kitab yang diterbitkan setelah kematiannya oleh istrinya, Lily Allen. Lily melanjutkan misi sastra suaminya dengan menerbitkan majalah The Epoch dan mengenang suaminya sebagai penulis yang hanya menulis hal-hal yang telah dia jalani dan buktikan dalam hidupnya. Pesan-pesan Allen terus hidup sebagai pedoman bagi banyak orang yang mencari kebahagiaan dan kesuksesan melalui penguasaan pikiran.

Sinopsis Buku The Way of Peace

The Way of Peace

Aku telah menemukan satu Hukum yang mendasari segalanya, ialah Hukum Cinta. Aku juga telah menemukan satu langkah hidup yang sejati, ialah kehidupan yang sepenuhnya selaras dengan Hukum Cinta itu sendiri. Selain itu, saya menyadari satu Kebenaran yang hakiki, ialah kebenaran yang berasal dari pikiran yang telah tulus menyerah dan hati yang tenteram dalam kepatuhan.

Dengan kesadaran ini, saya bermimpi untuk menulis sebuah buku. Sebuah karya yang bisa menjadi pedoman bagi siapa pun—baik yang kaya maupun miskin, terpelajar maupun tak terpelajar, mereka yang terfokus pada bumi maupun yang berorientasi pada akhirat. Buku ini kuimpikan sebagai perangkat yang membantu setiap orang menemukan dalam dirinya sumber sejati dari segala kesuksesan, kebahagiaan, pencapaian, dan kebenaran. Karena sejatinya, segala perihal yang kita cari ada di dalam diri kita sendiri, menunggu untuk ditemukan dan dijalani.

Buku ini terdiri dari tujuh bab:

  1. Kekuatan Meditasi
  2. Dua Guru, Diri dan Kebenaran
  3. Perolehan Kekuatan Spiritual
  4. Realisasi Cinta Tanpa Pamrih
  5. Memasuki Ketidakterbatasan
  6. Orang Suci, Orang Bijak, dan Juru Selamat, Hukum Pelayanan
  7. Perwujudan Kedamaian Sempurna.

Bab pertama juga berisi puisi, Bintang Kebijaksanaan, yang menangkap prinsip kitab tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Buku The Way of Peace

The Way of Peace

Pros & Cons

Pros

  • Intensitas yang cukup tinggi.
  • Penggunaan narasi yang lugas.
  • Dapat dijadikan bahan refleksi.
  • Memberikan pembelajaran yang berharga.
  • Hasil perpaduan dari aliran Buddha, Krishna, dan Yesus Kristus.
  • Hasil terjemahan yang baik.
  • Mudah untuk dicerna dan dimengerti. 

Kelebihan Buku The Way of Peace

The Way of Peace

Buku The Way of Peace karya James Allen merupakan salah satu karya yang menghadirkan intensitas yang cukup tinggi di setiap bagiannya. Dengan narasi yang lugas, Allen langsung menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tanpa bertele-tele sehingga membikin pembaca seolah-olah diajak berbincang langsung dengannya. Buku ini bukan hanya sekadar referensi ringan yang membikin pembaca terbuai, tetapi lebih seperti cermin yang memaksa kita untuk menilai kembali pola pikir dan tindakan sehari-hari. Allen tidak ragu menegur manusia atas kecenderungan mereka yang egois dan destruktif, sembari menawarkan solusi melalui meditasi dan penghapusan ego demi mencapai ketenangan batin.

Salah satu kelebihan utama kitab ini adalah kemampuannya memberikan pembelajaran yang berbobot tentang kehidupan. Allen tidak hanya menyampaikan gagasan-gagasan yang abstrak, tetapi dia juga menghadirkan perpaduan yang unik dari aliran Buddha, Krishna, dan Yesus Kristus. Kombinasi ini menghasilkan pandangan yang toleran dan universal tentang kebenaran dan cinta, sehingga pesan-pesan dalam kitab ini relevan bagi pembaca dari beragam latar belakang.

Hasil terjemahan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Second Hope juga patut untuk diapresiasi. Bahasa yang digunakan tetap mudah dicerna dan dimengerti, tanpa kehilangan prinsip dan keelokan dari naskah aslinya. Buku ini adalah pilihan yang tepat bagi siapa saja yang mencari pedoman spiritual yang mendalam. Pesan klasiknya yang bagus dan penuh makna dapat memberikan perspektif baru tentang kehidupan sehingga menjadikan kitab ini sebagai referensi yang menginspirasi.

Kekurangan Buku The Way of Peace

The Way of Peace

Salah satu kekurangan dari kitab ini yang mungkin dirasakan oleh beberapa pembaca adalah pendekatannya yang dianggap terlalu mengandalkan filosofi Buddhisme, dengan kesan bahwa kitab ini berupaya secara lembut membentuk Kekristenan menjadi serupa dengan Buddhisme. Penilaian ini tentu berkarakter subjektif, lantaran tidak semua pembaca bakal memandang alias merasakan perihal yang sama. Bagi sebagian orang, perpaduan ini mungkin terasa menarik dan relevan, tetapi bagi yang lain, bisa saja dianggap kurang menghormati keaslian dari masing-masing tradisi agama.

Kesan ini juga dapat muncul lantaran penekanan narasi yang lebih condong pada prinsip-prinsip Buddhisme, sehingga pembaca yang mempunyai latar belakang religius tertentu mungkin merasa pesan kitab ini kurang seimbang alias terlalu memihak pada satu perspektif pandang. Namun demikian, krusial untuk diingat bahwa pengalaman membaca berkarakter individual dan dipengaruhi oleh kepercayaan serta perspektif pandang individu. Apa yang bagi sebagian orang terasa seperti penggabungan yang harmonis, bisa dirasakan oleh orang lain sebagai upaya untuk mendominasi satu tradisi dengan tradisi lain.

Pesan Moral Buku The Way of Peace

The Way of Peace

Pesan moral yang dapat diambil dari kitab ini adalah bahwa kebenaran sejati sebenarnya sangat sederhana: kasih, kedamaian, dan keberadaan yang selaras dengan sesama. Dalam kehidupan yang sering dipenuhi konflik, rasa bersalah, dan perdebatan tentang apa yang benar, kitab ini mengingatkan kita bahwa kedamaian sejati dapat tercapai tanpa kudu melibatkan rasa bersalah alias penderitaan. Tidak ada dosa dalam berjuang demi cinta, selama perjuangan itu dilakukan dengan niat murni dan hati yang tulus.

Kita sering terjebak dalam perdebatan tanpa akhir tentang siapa yang betul alias salah, namun kitab ini menawarkan pandangan yang lebih reflektif: berhentilah berkompetisi untuk membuktikan kebenaran, dan mulailah hidup dalam kasih. Kedamaian bukanlah sesuatu yang kudu dipaksakan alias dipertentangkan, melainkan sesuatu yang datang ketika kita melepaskan ego dan menerima perbedaan. Dengan menempatkan cinta sebagai inti dari segala hubungan, kita dapat menciptakan kedamaian yang autentik, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.

Pesan ini menantang kita untuk merenungkan langkah kita menjalani hidup sehari-hari. Apakah kita terlalu sibuk memperjuangkan sesuatu yang kita anggap benar, hingga melupakan kedamaian yang bisa diperoleh dengan melepaskan pertikaian? Buku ini membujuk pembaca untuk beranjak dari bentrok menuju penerimaan, dari perdebatan menuju pemahaman, dan dari keakuan menuju cinta universal. Dengan begitu, kedamaian tidak hanya menjadi impian, tetapi juga sesuatu yang nyata dan dapat dirasakan.

Grameds, itu dia ulasan kitab The Way of Peace karya James Allen. Yuk segera dapatkan kitab The Way of Peace dan karya-karya James Allen lainnya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan info terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!

Penulis: Gabriel

Rekomendasi Buku

The Shining Gateway

The Shining Gateway

Para fans tulisan-tulisan James Allen di seluruh bumi bakal menyambut dengan sukacita buah pena lainnya yang andal. Pada karya ini kita menemukan Sang Perenung dalam salah satu paparannya yang paling dalam, tetapi paling gamblang. Sungguh mengagumkan dia membahas asas-asas fundamental!

Di sini pembaca tidak bakal menemukan pernyataan umum yang samar-samar, lantaran sang penulis mengurai setiap perincian pengalaman manusia dengan penuh penghargaan.

Byways to Blessedness

Byways to Blessedness

Lihatlah gimana segala sesuatu di bumi material tercipta dari permulaan yang kecil. Sungai yang paling perkasa pada awalnya hanyalah sebuah anak sungai yang di permukaannya bisa dilompati oleh belalang dan lampau beterbangan, air bah bermulai dari tetes-tetes hujan; pohon ek yang kukuh, yang handal menahan angin besar melewati beribu-ribu musim dingin, awalnya adalah sebutir biji: dan api mini dari korek api, yang dibuang sembarangan, bisa menjadi penyebab hangusnya seluruh kota.

Men and Systems

Men and Systems

Manusia menderita lantaran dirinya sendiri. Di mana ada akibat, di situ ada sebab. Tempatnya ada di dalam diri, bukan di luar diri. Hal-hal yang dituai manusia saat ini adalah dari jenis yang sama dengan yang mereka semai sebelumnya. Orang yang baik pada hari ini mungkin menuai hasil dari kejahatan di masa lalu; orang yang jahat pada hari ini mungkin menuai hasil dari kebaikan di masa lalu. Dengan demikian, prinsip ilahiah ini menguarkan sinar yang menerangi kasus-kasus (yang cukup mum) di mana orang baik menderita dan gagal, dan orang jahat menikmati dan makmur. Segala sesuatu sebagaimana adanya tidak muncul tanpa sebab.

Sumber:

  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Way_of_Peace
  • https://www.goodreads.com/book/show/6067554-the-way-of-peace
Selengkapnya