Pembunuhan ABC adalah novel detektif karya penulis Inggris, Agatha Christie, yang menampilkan karakter terkenal Hercule Poirot, Arthur Hastings, dan Kepala Inspektur Japp. Mereka menghadapi serangkaian pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pembunuh misterius yang dikenal sebagai “A.B.C.” Novel ini pertama kali diterbitkan di Inggris oleh Collins Crime Club pada 6 Januari 1936 dengan nilai tujuh shilling dan enam pence (7/6). Di Amerika Serikat, novel ini dirilis oleh Dodd, Mead and Company pada 14 Februari tahun yang sama dengan nilai $2,00.
Adaptasi pertama novel ini adalah movie berjudul The Alphabet Murders (1965) yang dibintangi oleh Tony Randall sebagai Hercule Poirot. Film ini menampilkan pendekatan yang lebih komedi dibandingkan nuansa misterius seperti dalam novelnya. Novel ini juga diadaptasi menjadi drama radio berjudul Poirot – Pembunuhan ABC yang dibintangi John Moffatt dan Simon Williams. Drama ini pertama kali disiarkan di BBC Radio 4 pada tahun 2000 dan telah beberapa kali disiarkan ulang di BBC Radio 4 Extra.
Pada tahun 1992, novel ini diadaptasi menjadi bagian dalam serial televisi Agatha Christie’s Poirot yang tayang di ITV pada 5 Januari 1992. Episode ini dibintangi oleh David Suchet sebagai Hercule Poirot, Hugh Fraser sebagai Kapten Hastings, dan Philip Jackson sebagai Kepala Inspektur Japp. Para pemeran pendukung termasuk Donald Sumpter sebagai Alexander Bonaparte Cust, Donald Douglas sebagai Franklin Clarke, Nicholas Farrell sebagai Donald Fraser, dan Pippa Guard sebagai Megan Barnard. Versi terjemahan novel ini dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 27 November 2017.
Profil Agatha Christie – Penulis Novel Pembunuhan ABC
Dame Agatha Mary Clarissa Christie, Lady Mallowan, DBE (née Miller) adalah seorang penulis asal Inggris yang dikenal luas berkah 66 novel detektif dan 14 kumpulan cerita pendeknya, terutama yang mengisahkan petualangan detektif legendaris Hercule Poirot dan Miss Marple. Selain itu, dia juga menulis novel roman dengan nama pena Mary Westmacott, serta kadang menggunakan nama Agatha Christie Mallowan dalam beberapa karyanya.

Salah satu pencapaiannya yang paling fenomenal adalah drama panggung The Mousetrap, sebuah kisah misteri pembunuhan yang mencetak rekor sebagai pagelaran dengan masa tayang terlama di dunia. Drama ini pertama kali dipentaskan di West End, London, pada tahun 1952 dan terus bersambung hingga kini. Agatha Christie sendiri merupakan salah satu ikon utama dalam “Zaman Keemasan Fiksi Detektif” dan dijuluki sebagai “Ratu Kejahatan” atas kontribusinya dalam aliran ini. Atas dedikasinya terhadap bumi sastra, dia dianugerahi gelar Dame (DBE) oleh Ratu Elizabeth II pada tahun 1971.
Guinness World Records mencatat Agatha Christie sebagai penulis fiksi terlaris sepanjang masa, dengan total penjualan novelnya mencapai dua miliar eksemplar. Menurut Index Translationum UNESCO, karyanya juga menjadi yang paling banyak diterjemahkan dibandingkan penulis perseorangan lainnya. Salah satu bukunya yang paling terkenal, And Then There Were None, menjadi salah satu novel terlaris sepanjang sejarah, dengan lebih dari 100 juta eksemplar terjual.
Sementara itu, The Mousetrap terus mencatat rekor bumi sebagai drama panggung dengan penayangan terlama, dengan lebih dari 27.500 pagelaran sejak debutnya. Meskipun sempat dihentikan sementara akibat lockdown COVID-19 di London pada tahun 2020, pagelaran ini kembali dipentaskan pada tahun 2021, mempertahankan statusnya sebagai salah satu karya teater paling legendaris sepanjang masa.
Sinopsis Novel Pembunuhan ABC
A adalah Andover, tempat Mrs. Ascher ditemukan tewas setelah dipukul hingga mati. B adalah Bexhill, letak di mana Betty Barnard ditemukan tewas akibat dicekik. C adalah Churston, tempat Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh. Di dekat tubuh setiap korban, ditemukan sebuah kitab Panduan Kereta Api ABC yang terbuka di laman yang menunjukkan letak pembunuhan. Polisi tampak kewalahan menghadapi kasus ini. Namun, si pembunuh membikin satu kesalahan fatal — dia berani menantang Hercule Poirot untuk mengungkap identitasnya. Bagaimana kelanjutan kisah ini?
Kelebihan dan Kekurangan Novel Pembunuhan ABC
Pros & Cons
Pros
- Kasus yang unik dan berbeda.
- Gaya narasi yang tidak biasa.
- Interaksi yang bergerak dan kocak antar karakter.
- Berhasil mengelabui pembaca dengan plotnya.
- Plot twist yang tidak terduga.
- Terdapat unsur humor.
- Gaya penceritaan yang mengalir.
Cons
- Terlalu banyak karakter.
- Petunjuk yang terlalu tersembunyi.
Kelebihan Novel Pembunuhan ABC
Kembali lagi berbareng detektif Poirot, tapi kali ini ceritanya bukan kasus biasa yang biasanya dia hadapi. Biasanya, Poirot terlibat dalam kasus kejahatan internal, di mana para pelaku dan korban mempunyai hubungan family alias mengenal satu sama lain dengan cukup dekat. Namun, kasus dalam Pembunuhan ABC ini berbeda lantaran melibatkan pembunuhan berantai yang dilakukan berasas urutan alfabet, dengan metode Panduan Kereta Api ABC sebagai petunjuk utama. Pola pembunuhan yang sistematis dan misterius ini membikin kasus menjadi jauh lebih rumit dan menantang bagi Poirot. Metode pengungkapan yang dilakukan Poirot dalam menyelesaikan kasus ini sangat cerdas, dan akhir ceritanya betul-betul memuaskan dan tak terduga.
Salah satu kelebihan dari novel ini adalah style penceritaannya yang tidak biasa. Agatha Christie menggunakan dua perspektif pandang dalam penceritaan, ialah narasi orang pertama dari perspektif pandang Kapten Hastings yang membantu Poirot dalam penyelidikan, dan narasi orang ketiga yang memberikan gambaran luas tentang kasus. Pergantian perspektif pandang ini dilakukan dengan sangat mulus, sehingga pembaca tidak merasa bingung alias terganggu. Kehadiran Kapten Hastings dalam cerita juga menjadi komponen yang memperkaya novel ini, terutama lantaran hubungan Hastings dan Poirot yang penuh dinamika. Hastings yang condong berpikir sederhana seringkali berseberangan dengan pola pikir Poirot yang kompleks, menciptakan momen-momen kocak dan menggemaskan di antara mereka.
Selain struktur cerita yang rapi, Agatha Christie juga sangat lihai dalam membangun ketegangan dan menyesatkan pembaca. Di tengah-tengah cerita, pembaca mungkin bakal merasa percaya sudah mengetahui siapa pelakunya — alias apalagi merasa bahwa diri mereka sendiri adalah pelaku — hanya untuk kemudian dikejutkan dengan realita yang berbeda. Christie menggunakan strategi tipu daya dengan sangat cekatan. Petunjuk-petunjuk yang tampak jelas rupanya hanyalah umpan yang menggiring pembaca ke arah yang salah. Ketika kebenaran akhirnya terungkap, pembaca bakal merasa kagum sekaligus sedikit “bodoh” lantaran telah tertipu oleh kepiawaian penulis dalam menyusun plot.
Tidak hanya ketegangan dan misteri, novel ini juga diselingi dengan lawakyang segar. Percakapan antara Hastings dan Poirot sering kali mengundang tawa, terutama ketika Hastings mencoba memahami logika Poirot yang rumit. Sentuhan lawakini memberikan keseimbangan dalam cerita, sehingga pembaca tidak merasa tegang sepanjang waktu.
Plot twist yang dihadirkan dalam Pembunuhan ABC juga sangat memuaskan. Christie sukses menciptakan kejutan yang tidak terduga di akhir cerita. Ketika semua petunjuk terhubung dan kebenaran terungkap, pembaca bakal merasa kagum dengan kepintaran Poirot dalam memecahkan kasus ini. Seperti karya-karya Christie lainnya, novel ini memperlihatkan keahlian sang penulis dalam merangkai cerita dengan struktur yang rapi, logis, dan mengejutkan.
Kekurangan Novel Pembunuhan ABC
Salah satu kekurangan dalam Pembunuhan ABC adalah jumlah karakter yang cukup banyak, sehingga cukup susah bagi pembaca untuk mengingat siapa yang berkedudukan sebagai siapa. Karakter yang muncul tidak hanya para korban dan saksi, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka yang terlibat dalam penyelidikan. Hal ini membikin pembaca kudu berupaya keras untuk menghafal nama dan peran setiap karakter agar tidak kehilangan alur cerita. Meskipun masing-masing karakter mempunyai latar belakang dan motif yang berbeda, banyaknya tokoh terkadang membikin pembaca merasa kewalahan, terutama ketika beberapa di antaranya hanya muncul sejenak tetapi mempunyai pengaruh besar pada jalannya cerita.
Selain itu, petunjuk yang disebar sepanjang cerita terkadang terasa terlalu tersembunyi alias samar. Agatha Christie memang terkenal dengan teknik pengalihan perhatian, tetapi dalam kasus ini, beberapa petunjuk terasa nyaris tak terlihat alias terlampau tersamar, sehingga pembaca susah untuk ikut menebak arah cerita. Hal ini bisa membikin pembaca merasa sedikit kekecewaan lantaran tidak mempunyai cukup “bekal” untuk ikut menyusun teori berbareng Poirot. Namun, bagi pembaca yang menyukai tantangan dan kejutan di akhir cerita, komponen ini bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Pesan Moral Novel Pembunuhan ABC
Pesan moral yang bisa dipetik dari Pembunuhan ABC adalah tentang gimana pengetahuan dan kepintaran bisa menjadi senjata yang mematikan jika tidak diimbangi dengan budi pekerti dan hati nurani. Pelaku dalam cerita ini menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan ilusi yang sempurna, memanipulasi situasi, dan memperdaya banyak orang. Tapi di situlah letak ancaman sebenarnya — ketika kepintaran tidak diimbangi dengan moralitas, maka manusia bisa terjebak dalam kemauan untuk melakukan hal-hal di luar kendalinya, termasuk dalam menentukan kehidupan orang.
Kita perlu menyadari bahwa kepintaran dan pengetahuan saja tidak cukup untuk menjalani hidup yang benar. Tanpa budi pekerti, kepintaran bisa berubah menjadi senjata yang melukai orang lain, apalagi diri sendiri. Grameds mungkin pernah merasa tahu segalanya, merasa bisa mengendalikan situasi — tapi bukankah itu malah yang menjadi akar dari banyak konflik? Pembunuhan ABC mengingatkan kita bahwa menjadi pandai itu penting, tapi menjadi manusia yang bijak jauh lebih penting. Kecerdasan semestinya membikin kita rendah hati, bukan merasa superior atas orang lain. Karena pada akhirnya, kebijaksanaan sejati adalah ketika kita bisa menggunakan pengetahuan kita untuk kebaikan, bukan untuk mempermainkan hidup orang lain.
Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari novel Pembunuhan ABC karya Agatha Christie. Penasaran bakal pelaku di kembali misteri yang berliku ini? Daripada Grameds penasaran, yuk langsung saja dapatkan kitab ini hanya di Gramedia.com! Oh iya, selain novel Pembunuhan ABC, kamu juga bisa mendapatkan banyak karya Agatha Christie lainnya di Gramedia.com dan toko Gramedia terdekat! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menghadirkan info dan produk terbaik untukmu! Yuk, sama-sama kita #TumbuhBersama dengan Gramedia.
Penulis: Gabriela Estefania
Rekomendasi Buku
Misteri Di Styles (The Mysterious Affair At Styles)
Siapa yang meracuni Emily Inglethorpe yang kaya, dan gimana si pembunuh masuk serta melarikan diri dari kamarnya yang terkunci? Kasus ini diperumit banyaknya orang yang punya motif untuk membunuh korban—mulai dari suami baru korban hingga ke dua anak tirinya, pelayannya yang temperamental, serta gadis elok yang bekerja di toko obat rumah sakit. Novel ini menjadi debut yang brilian bagi Detektif Belgia Hercule Poirot dan jadi titik awal Agatha Christie sebagai Ratu Misteri.
Miss Marple’s Final Cases (Kasus-Kasus Terakhir Miss Marple)
Pria tidak dikenal muncul di gereja dengan luka tembak di tubuhnya. Seorang laki-laki tua eksentrik meninggalkan teka-teki kekayaan karun untuk para mahir waris. Kelakuan asing sang penunggu rumah hingga menyebabkan kecelakaan kuda yang mencurigakan. Kasus demi kasus mencekam dan mempunyai satu persamaan, tetapi semua sukses dipecahkan dengan brilian oleh Miss Marple. Buku Miss Marple’s Final Cases (Kasus-Kasus Terakhir Miss Marple) merupakan kumpulan cerita dari kasus-kasus Miss Marple karya Agatha Christie. Buku ini pertama kali terbit tahun 1979 dan menjadi seri terakhir dari petualangan Miss Marple. Pembaca bakal ikut berpetualangan untuk menyelesaikan 8 kasus dari 8 cerita yang terdapat dalam buku.
Masalah di Teluk Pollensa (Problem at Pollensa Bay and Other Stories)
Masalah di Teluk Pollensa adalah sebuah kitab setebal 272 laman berisi tokoh-tokoh detektif kesayangan Agatha Christie—Hercule Poirot, Parker Pyne, Mr. Satterthwaite, dan Harley Quinn yang menyelesaikan kasus dengan langkah unik mereka sendiri.
Parker Pyne berjuntai pada intuisinya tentang sifat dasar manusia untuk menyelesaikan Masalah di Teluk Pollensa. Sementara Mr. Satterthwaite mencari inspirasi melalui kerja samanya dengan Mr. Quin yang misterius di kasus Perangkat Minum Teh Harlequin. Lalu, Poirot, yang keahlian analisisnya diuji sedemikian rupa di kasus Iris Kuning ketika dia menerima telepon misterius tentang masalah hidup dan mati.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_A.B.C._Murders
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Agatha_Christie
- https://www.goodreads.com/book/show/15990336-pembunuhan-abc—the-abc-murders