Review Novel Satine Karya Ika Natassa

Mar 10, 2025 10:25 AM - 2 minggu yang lalu 23454

Grameds, pernahkah Anda merasa seolah bisa mengendalikan segala aspek dalam hidupmu, tapi realita justru berbicara lain? Jika pernah, itu artinya Anda bakal menemukan gambaran diri dalam Satine, novel terbaru karya Ika Natassa.

Ika Natassa kembali dengan novel terbarunya, Satine, yang menghadirkan perjalanan emosional seorang wanita dalam menemukan kembali makna hidup dan cinta. Menggunakan style berkata yang unik dan perbincangan yang tajam, Ika membangun karakter Satine dengan begitu kuat. Alhasil, pembaca dapat merasakan kegelisahan, kebimbangan, dan pertumbuhan yang dialami Satine.

Satine

Sejak laman pertama, kita diajak untuk menyelami kehidupan Satine yang tampak sempurna sampai akhirnya retakan mini mulai muncul dan mengguncang dunianya. Perkenalannya dengan Ash membuka babak baru yang penuh kejutan di mana hubungan mereka berkembang di luar ekspektasi. Perjalanan mereka bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang gimana menerima diri sendiri dan keberanian untuk melangkah ke arah yang baru.

Daya tarik utama Satine terletak pada narasinya yang lugas dan sarat emosi. Dalam novel ini, Ika sukses menghidupkan chemistry antara Satine dan Ash tanpa terasa berlebihan alias dipaksakan. Dialog yang mengalir dan pandai membikin hubungan keduanya begitu menarik untuk diikuti. Konflik yang muncul pun terasa nyata dan ini mengingatkan kita bahwa sering kali yang kita rencanakan tak selalu melangkah sesuai kehendak.

Selain itu, novel ini juga menyoroti tema kesepian, pencarian jati diri, dan gimana kita sebagai manusia sering kali terjebak dalam ekspektasi yang kita buat sendiri. Pembaca bakal diajak untuk merenung, lho. Misalnya, apakah kebahagiaan sejati datang dari mempunyai kendali penuh atas hidup alias justru dengan menerima ketidakpastian yang ada?

Bagi fans karya-karya Ika Natassa, Satine menawarkan sesuatu yang familiar, tetapi tetap menyegarkan. Dengan style penulisan yang sudah matang dan kedalaman emosi yang lebih kaya, novel ini layak masuk dalam daftar referensi wajib bagi pencinta fiksi romantis Indonesia.

Satine adalah novel yang mengangkat tema kehidupan urban, khususnya kehidupan seorang wanita independen yang kudu menghadapi realita bahwa tidak semua perihal bisa dikendalikan. Novel ini ditulis oleh Ika Natassa, seorang penulis bestseller yang terkenal dengan style narasi yang kuat dan relatable.

Buku ini mengisahkan Satine, seorang wanita yang tampak mempunyai segalanya dalam hidupnya, namun justru merasa kesenyapan dan kehilangan arah. Hingga suatu hari, dia berjumpa dengan Ash, seorang laki-laki asing yang perlahan mengubah langkah pandangnya terhadap kehidupan.

Jika Anda mencari novel yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah emosi dan pikiran, Satine adalah pilihan yang tepat. Novel ini membawa pembaca menyelami perjalanan jiwa seorang wanita yang tampaknya tangguh, tetapi menyimpan emosi kosong di dalamnya. Ika Natassa dengan jeli menggambarkan gimana wanita modern sering kali terjebak dalam ekspektasi yang mereka bangun sendiri.

Profil Ika Natassa: Menulis Romansa Dewasa dengan Gaya Khas

Ika Natassa dikenal sebagai salah satu penulis Indonesia yang konsisten menghadirkan kisah-kisah tentang wanita urban dan dinamika kehidupan mereka. Dikenal lewat novel-novel seperti Critical Eleven dan Antologi Rasa, Ika selalu bisa menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan nyata menggunakan narasi yang mengalir dan perbincangan yang hidup.

Satine

Di kembali statusnya sebagai penulis, Ika Natassa sebenarnya adalah bankir dengan pengalaman berkarier 22 tahun yang telah jatuh cinta pada menulis dan seni bercerita sejak kecil. Satine adalah novel kesebelasnya setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), Twivortiare 2 (2014), Critical Eleven (2015), Underground (2016), Susah Sinyal (2018), The Architecture of Love (2016), dan Heartbreak Motel (2022).

Hampir semua novelnya mencatatkan status best seller di Indonesia dan dia juga mulai menjajal penulisan skenario. Awal pekerjaan di bumi skenario ini dimulai dengan skenario tunggal pertamanya berupa miniseri berjudul Sementara, Selamanya yang banyak dipuji kritikus dan telah dirilis dalam corak kitab di tahun 2020.

Lewat novel debutnya, Ika dinominasikan sebagai Penulis Muda Berbakat dalam penghargaan Khatulistiwa Literary Award pada 2008. Tahun 2015, dia ditunjuk menjadi salah satu delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair. Antologi Rasa, Twivortiare, Critical Eleven, The Architecture of Love, dan Heartbreak Motel telah diadaptasi menjadi movie layar lebar. Ika juga dinominasikan dalam kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik berbareng Alim Sudio untuk movie The Architecture of Love di Festival Film Indonesia 2024.

Dengan rekam jejak yang mengesankan, tidak mengherankan jika setiap karya barunya selalu dinantikan oleh para pembaca setia. Satine menjadi bukti bahwa Ika Natassa terus berkembang sebagai penulis dan tetap relevan dalam bumi sastra Indonesia.

Sinopsis Novel Satine Karya Ika Natassa

“I just need a proper date.”

“Saya hanya butuh kawan bicara.”

Satine

Ada yang bilang hidup yang tertata sempurna seumpama makanan yang dikemas rapi. Semuanya tersusun pada tempatnya, cantik. Lalu, tanpa disangka terjadilah satu peristiwa, bungkusan itu tersenggol, dan isinya berceceran di lantai. Hidup yang selama ini dikenal Satine runtuh saat dia menyadari dirinya tidak lebih dari sekadar wanita kesepian.

Dalam kenekatan seseorang yang selalu bisa menyelesaikan apa pun dalam hidupnya, Satine menemukan solusi yang mempertemukannya dengan laki-laki asing, Ash. Hubungan yang mereka mulai dengan keterikatan perjanjian di atas kertas dan kudu tunduk pada aturan, rupanya tunduk pada gejolak emosi mereka sendiri.

Lalu terjadilah peristiwa demi peristiwa yang menghadirkan pertanyaan: “Jika semua perihal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga kudu takluk pada takdir?”

Kelebihan dan Kekurangan Novel Satine

Satine

Pros & Cons

Pros

  • Gaya penulisan yang unik dan mengalir
  • Karakter utama yang relatable
  • Mengangkat rumor sosial yang relevan
  • Dialog yang kuat dan emosional

Cons

  • Beberapa bagian terasa terlalu filosofis
  • Tempo cerita di awal sedikit lambat

Kelebihan Novel Satine

Satine

Satine menghadirkan eksplorasi emosi yang mendalam dan sangat relatable bagi pembaca, terutama wanita mandiri. Banyak wanita berdikari yang sering kali terlihat kuat di luar, tetapi menyimpan kesenyapan di dalam. Ika Natassa dengan jeli menggambarkan perjalanan emosional tokoh utama, Satine, yang berupaya menghadapi realitas hidupnya. Novel ini bukan hanya tentang romansa, tetapi juga refleksi mengenai kesepian, kemandirian, dan pencarian jati diri di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

Karakter dalam novel ini dibuat dengan sangat hidup dan mempunyai kedalaman psikologis yang kuat. Satine bukan sekadar karakter fiksi.  Lebih dari itu, dia adalah gambaran banyak wanita di bumi nyata yang berupaya terlihat tegar meski ada bagian dari diri yang rapuh. Hubungannya dengan Ash juga memberikan dinamika unik yang memperlihatkan gimana emosi dan logika berkedudukan dalam membentuk hubungan manusia.

Selain itu, style penulisan Ika Natassa yang unik tetap menjadi daya tarik utama dalam Satine. Dengan narasi yang mengalir, perbincangan yang cerdas, dan kutipan-kutipan yang menggugah, pembaca bakal merasa seperti mendengarkan curhatan seorang teman, bukan sekadar membaca novel. Ini membikin Satine terasa ringan, tetapi mempunyai berat emosional yang mendalam. Tak heran jika pembaca bisa larut dalam ceritanya tanpa merasa terbebani.

Jika bicara soal premis maka Satine menawarkan sesuatu yang baru dari karya-karya Ika Natassa sebelumnya. Dengan trope arranged relationship alias fake dating, novel ini menyajikan dinamika hubungan yang segar dan penuh kejutan. Ini menjadi tambahan menarik bagi pembaca setia Ika Natassa yang mau memandang gimana penulis favorit mereka mengeksplorasi konsep baru dalam kisah romantis.

Satine tidak hanya menyuguhkan kisah cinta, tetapi juga mempertanyakan konsep takdir dan gimana manusia bisa merayakan kesepian. Dengan pendekatan yang lebih filosofis, novel ini membujuk pembaca untuk merenungkan apakah hidup kita sepenuhnya berada di bawah kendali kita alias sudah ditentukan sejak awal. Sentuhan reflektif ini menjadikan Satine lebih dari sekadar novel romansa biasa, tetapi juga sebuah perjalanan emosional yang menyentuh hati.

Di sisi lain, novel ini juga mengangkat isu-isu sosial yang relevan, seperti tekanan untuk sukses, kesenyapan di tengah hiruk-pikuk kota, serta gimana wanita modern menghadapi ekspektasi yang ada dalam kehidupan mereka. Satine digambarkan sebagai sosok yang mempunyai kendali penuh atas hidupnya, tetapi tetap kudu menghadapi realita bahwa kemandirian tidak selalu berfaedah kebahagiaan. Melalui perjalanannya, pembaca diajak untuk memahami bahwa kesenyapan bukan hanya milik mereka yang sendirian, tetapi juga bisa dirasakan oleh siapa saja, termasuk mereka yang terlihat mempunyai segalanya.

Novel ini juga menyentuh perdebatan antara masculine energy dan feminine energy dalam diri seorang perempuan. Satine digambarkan sebagai sosok yang rasional, mandiri, dan terbiasa mengambil keputusan sendiri—sebuah karakter yang sering dikaitkan dengan masculine energy. Namun, seiring berjalannya cerita, dia mulai menghadapi sisi lain dari dirinya yang lebih intuitif, emosional, dan rentan, yang merupakan bagian dari feminine energy. Perjalanan Satine dalam menemukan keseimbangan antara dua daya ini menjadikan Satine bukan sekadar kisah romansa, tetapi juga refleksi yang relevan bagi banyak wanita modern yang tengah mencari keseimbangan dalam hidup mereka.

Kekurangan Novel Satine

Satine

Pesan Moral dalam Novel Satine

Satine

Salah satu pesan moral yang kuat dalam Satine adalah tentang menerima dan merayakan kesenyapan sebagai bagian dari perjalanan hidup. Novel ini mengajarkan bahwa kesenyapan bukanlah sesuatu yang kudu dihindari alias ditakuti, melainkan sesuatu yang bisa dipahami dan diolah menjadi kekuatan. Satine—yang selama ini hidup dengan penuh kendali dan rasionalitas—akhirnya menyadari bahwa menjadi rentan bukanlah kelemahan. Sebaliknya, keberanian untuk menghadapi kesenyapan dan memahami emosi sendiri adalah corak kekuatan sejati yang sering kali diabaikan.

Selain itu, Satine juga menyampaikan bahwa hidup tidak selalu melangkah sesuai rencana, dan takdir sering kali membawa kita ke jalan yang tak terduga. Melalui hubungan antara Satine dan Ash, novel ini menunjukkan bahwa meskipun segala sesuatu dapat direncanakan dan diatur dengan baik, emosi dan emosi tidak selalu bisa dikendalikan. Terkadang perubahan terbesar dalam hidup datang dari kejadian yang tidak kita duga. Sering kali keberanian untuk menerima perubahan tersebut adalah kunci untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam hidup.

Melalui Satine, Ika Natassa menyampaikan pesan bahwa kehidupan tidak selalu bisa dikendalikan, dan terkadang kita kudu menerima ketidakpastian untuk menemukan makna yang sesungguhnya. Novel ini mengajarkan bahwa menjadi kuat bukan berfaedah tidak boleh merasa rapuh. Terkadang menerima realita adalah corak kekuatan yang sesungguhnya.

Kesimpulan

Satine

Satine bukan sekadar novel, tetapi sebuah kisah yang bisa menggetarkan hati dan menggugah pikiran. Dengan karakter yang begitu dekat dengan kehidupan nyata, alur yang mendalam, serta style penulisan yang khas, kitab ini menawarkan pengalaman membaca yang tak terlupakan. Setiap laman membujuk pembaca untuk merenung, menggali makna kehidupan, dan mungkin menemukan potongan diri mereka dalam kisah Satine.

Bagi Grameds yang tengah mencari referensi yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan refleksi mendalam, novel ini adalah pilihan yang tepat. Jangan ragu untuk menambahkannya ke dalam daftar bacaanmu! Siapkah Anda menyelami bumi Satine dan merasakan emosinya hingga ke relung hati?

Jangan lupa, koleksi kitab menarik lainnya, termasuk novel dengan tema serupa, bisa Anda temukan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berkomitmen untuk menghadirkan buku-buku terbaik yang menginspirasi dan menemani perjalanan literasimu. Yuk, terus eksplorasi dan #TumbuhBersama Gramedia!

Penulis: Gheani Kirani

Rekomendasi Buku

A Very Yuppy Wedding

The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti tangga pekerjaan di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada delapan hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan kajian feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun, di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin kudu mengubah prioritasnya lantaran sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang bakal segera menikahinya. So she should be smiling, right? Not really. Tidak di saat dia kudu memilih antara kedudukan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, sasaran bank yang mencekik, dan ancaman denda lima ratus juta jika dia melanggar perjanjian kerja. Dan tidak ada Manolo Blahnik, Zara alias Marc Jacobs yang bisa memaksanya tersenyum saat dia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan pekerjaan yang telah dia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika dia menghadapi realita bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own individual life. Keputusan apa yang bakal Andrea pilih?

Novel Twivortiare

“Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you comberan one, it sticks to you hard and deep.” Do busy bankers tweet? Yes, they do. Empat tahun setelah Divortiare, Alexandra membuka kembali hidupnya kepada publik melalui akun Twitter @alexandrarheaw. Lembar demi lembar kitab ini adalah hasil “mengintip” kehidupannya sehari-hari, pemikirannya yang witty dan sangat jujur, spontan, chaotic, dan terkadang menusuk, yang akhirnya bakal bisa menjawab pertanyaan: “Dapatkah kita mencintai dan membenci seseorang sedemikian rupa pada saat bersamaan?” Twivortiare adalah kisah klasik tentang cinta dan luka, terangkai dalam tweets, mentions, dan DM yang lahir lewat ujung jemari karakter-karakternya.

 The Architecture Of Love

Buku The Architecture Of Love adalah kitab yang mengisahkan tentang kehidupan penulis muda, Raia Risjad, yang kehilangan sumber inspirasinya setelah berpisah dengan Alam, mantan suaminya. Raia akhirnya pergi ke New York sebagai pelarian dirinya untuk melupakan kenangan masa lampau dan hambatan “writing block” yang dia rasakan. Namun, keputusannya tidak membuahkan hasil, dia tidak dapat menulis satu kata pun. Hingga akhirnya, sahabat Raia, Erin, membujuk Raia untuk datang ke pesta tahun baru di apartemen milik Aga. Raia yang tidak suka keramaian akhirnya memutuskan pergi ke toilet saat tradisi pergantian tahun baru di mulai. Naasnya, pergelangan kakinya terkilir saat keluar dari toilet yang membikin dia pergi ke ruang sebelah untuk mencari sofa agar dia dapat memijat pergelangan kakinya yang terkilir itu. Seperti takdir, musibah yang dia dapatkan itu membikin Raia berjumpa seorang laki-laki yang sedang menggambar di ruangan tersebut, dia adalah River Jusuf. Pertemuan pertama mereka menciptakan pertemuan-pertemuan selanjutnya dan membikin keduanya mempertanyakan pilih pada diri mereka sendiri, apakah memilih untuk membuka kisah cinta baru alias tetap memperkuat di dalam masa lalu.

Selengkapnya