Review Novel The Cat Who Saved Books Karya Sosuke Natsukawa

Dec 16, 2024 10:03 AM - 1 bulan yang lalu 70719

The Cat Who Saved Books adalah novel karya Sosuke Natsukawa yang pertama kali diterbitkan oleh Shogakukan pada tahun 2017. Terjemahan bahasa Inggrisnya, yang dilakukan oleh Louise Heal Kawai, diterbitkan pada tahun 2021 oleh HarperVia. Novel ini merupakan karya pertama Natsukawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Lanie Tankard, dalam ulasannya untuk World Literature Today, membandingkan kitab ini dengan The Jungle karya Upton Sinclair lantaran memuat komentar tentang industri penerbitan. Kirkus Reviews memberikan ulasan positif, menggambarkan kitab ini sebagai sesuatu yang “mirip catnip”.

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Sementara itu, Publishers Weekly menganggap karya ini terlalu “sederhana” untuk dianggap substansial, meskipun di sisi lain memuji bahwa kitab ini “penuh angan dan ringan”. Hephzibah Anderson dari The Observer menyebut kitab ini sebagai karya yang “aneh”.

Buku ini telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 14 Juli 2024, dengan ketebalan 200 halaman. Sebelum membaca ulasannya, kenalan dulu yuk dengan Sosuke Natsukawa, penulis kitab ini, Grameds!

Profil Sosuke Natsukawa – Penulis Novel The Cat Who Saved Books

Sinopsis Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Rintaro Natsuki sedang bersiap menutup toko kitab jejak yang diwariskan kepadanya oleh almarhum kakeknya. Namun, tiba-tiba muncul seekor kucing dari tempat yang tak terduga. Kucing yang memperkenalkan dirinya sebagai Tiger itu mengajaknya untuk menyelamatkan buku-buku yang kesenyapan dan tidak dipedulikan. Buku-buku tersebut kudu dibebaskan dari tangan para pemilik yang tak menghargainya.

Maka, dimulailah petualangan mereka ke dalam labirin-labirin misterius untuk menyelamatkan buku-buku itu. Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan beragam karakter: seorang laki-laki yang membiarkan buku-bukunya meninggal di rak, seorang penyiksa kitab yang memotong halaman-halaman agar bisa dibaca lebih cepat, dan seorang penerbit yang hanya mau menerbitkan kitab yang dipastikan laku keras. Pada akhirnya, perjalanan Rintaro dan Tiger memuncak pada tantangan terakhir, sebuah ujian yang hanya bisa dihadapi oleh mereka yang mempunyai keberanian luar biasa untuk memasuki labirin terakhir.

Segalanya bermulai ketika sang Kakek meninggal. Apa yang terjadi setelahnya mungkin susah diterima akal, tetapi realita itu tidak dapat disangkal. Kehilangan ini terasa nyata, seperti terbitnya mentari setiap pagi alias rasa lapar yang menyerang saat siang hari. Rintaro telah mencoba menutup mata, menyumbat telinga, berpura-pura semuanya baik-baik saja, namun kenyataannya tetap tidak berubah: kakeknya tidak bakal kembali.

Rintaro berdiri diam, tak bergerak, menghadapi realita pahit ini. Dari luar, dia tampak seperti pemuda yang tenang dan bisa mengendalikan diri. Namun, beberapa orang yang datang di pemakaman menganggap ketenangannya itu justru menakutkan. Sebagai seorang siswa SMA yang baru kehilangan family terdekatnya secara tiba-tiba, sikapnya terlihat terlalu dingin. Rintaro tetap berada di perspektif ruangan, matanya terus tertuju pada foto kakeknya, seolah terpaku pada sosok yang begitu berfaedah baginya.

Kelebihan dan Kekurangan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Pros & Cons

Pros

  • Mengangkat tema yang sangat banyak.
  • Perkembangan karakter yang sangat terlihat.
  • Dapat menggugah emosi para pembaca.
  • Memberikan pembelajaran yang mendalam.
  • Banyak quotes indah.
  • Pesan yang disampaikan sangat jelas dan kuat. 

Cons

  • Beberapa frasa dan ungkapan terasa kurang pas.

Kelebihan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

The Cat Who Saved Books adalah novel yang menawarkan begitu banyak tema menarik dalam sebuah kisah yang sederhana dan menghangatkan hati. Dalam perjalanan membaca, pembaca bakal menemukan beragam komponen seperti hubungan keluarga, pertemanan, petualangan, hingga fantasi, yang semuanya menyatu dalam latar toko kitab kecil. Tema-tema ini dipadukan dengan sangat apik sehingga menciptakan cerita yang penuh makna.

Sosuke Natsukawa sukses menghadirkan perkembangan karakter Rintaro Natsuki dengan sangat baik. Dari seorang pemuda yang pendiam dan tampak pasrah pada takdir, dia tumbuh menjadi sosok yang lebih percaya diri, berani mengambil keputusan, dan mulai memahami makna krusial dari hidup serta cinta terhadap buku.

Novel ini juga sukses menggugah emosi para pembaca dengan nuansa sentimental dan idealisme yang terkandung di dalamnya. Bagi para pecinta buku, cerita ini betul-betul menjadi sebuah pengalaman emosional yang bisa mempertegas kepercayaan bahwa membaca bukan hanya sekadar kegiatan, melainkan sebuah perjalanan untuk terus belajar, berpikir, dan percaya pada hal-hal baik. Petualangan di dalam labirin buku, upaya untuk menyelamatkan buku-buku yang “kesepian,” serta pesan tentang cinta membaca, menjadi komponen yang membikin kisah ini terasa sangat relevan bagi kutu buku.

Selain itu, novel ini juga menyajikan banyak quote bagus yang memberikan pembelajaran mendalam tentang kehidupan, empati, dan cinta terhadap literasi. Melalui petualangan Rintaro berbareng Tiger, pembaca bakal diajak untuk merenungkan bahwa kitab dapat menjadi jembatan untuk memahami orang lain dan tempat-tempat yang jauh dari jangkauan kita.

Kata-kata bijak dari mendiang kakek Rintaro juga menambah kedalaman cerita, mengingatkan kita pada nilai-nilai yang sering terlupakan dalam bumi yang serba sigap ini. Meski tergolong novel kecil, kisah ini mempunyai pesan yang kuat: kitab mengajarkan kita tentang kasih sayang dan empati, serta mengingatkan kita bahwa di kembali absurditas hidup, selalu ada keelokan yang layak dirayakan.

Kekurangan Novel The Cat Who Saved Books

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

Penutup

Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)

The Cat Who Saved Books adalah referensi yang tak boleh dilewatkan, terutama bagi Grameds yang mencintai kitab dan menghargai keelokan kata-kata. Novel ini menghadirkan tema-tema universal seperti cinta, kehilangan, dan harapan, yang dirangkai dengan bagus sehingga meninggalkan kesan mendalam. Melalui petualangan magis dan reflektif, pembaca diajak merenungkan makna sejati dari membaca dan pentingnya menjaga warisan literasi.

Salah satu quote berkesan dalam novel ini berbunyi,

“Buku mempunyai kekuatan yang luar biasa. Tapi ingatlah, yang mempunyai kekuatan adalah kitab itu sendiri, bukan kamu.”

Kalimat ini menjadi inti perjalanan Rintaro, sang tokoh utama, yang memahami bahwa kekuatan kitab terletak pada nilainya, bukan pada manipulasi alias pemanfaatan oleh manusia. Pesan ini mengajarkan kita untuk menghormati prinsip kitab dan menjaga nilai-nilainya agar terus hidup.

Novel karya Sosuke Natsukawa ini bukan hanya tentang kisah Rintaro dan kucing ajaibnya, tetapi juga sebuah perenungan mendalam tentang peran pembaca dalam bumi literasi. Dengan bebatan cerita yang sederhana namun penuh makna, The Cat Who Saved Books menjadi referensi yang menginspirasi untuk siapa saja yang mencintai bumi buku.

Yuk, Grameds, nikmati kisah ajaib dalam The Cat Who Saved Books! Segera dapatkan novel ini dan koleksi best seller lainnya hanya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia siap menemani perjalanan literasi kalian dengan produk dan info terbaik.

Penulis: Gabriel

Rekomendasi Buku

Kucing Bernama Dickens

Kucing Bernama Dickens

Aku penyayang kucing. Selalu. Aku menganggap kucing adalah hasil buatan Tuhan yang paling indah. Jadi, membikin kitab yang berisi kumpulan cerita singkat tentang kucing kurasakan sebagai tugas yang sangat menyenangkan, dan saya mulai mencari cerita-cerita tersebut.

Setiap orang yang mempunyai kucing pastilah punya kisah tersendiri, dan kisah-kisah tersebut begitu beraneka warna seperti warna bulu kucing. Aku tidak hanya menginginkan cerita yang beragam, tetapi juga cerita-cerita yang menonjolkan sungguh berartinya kucing dalam kehidupan seseorang. Cerita-cerita yang memperlihatkan keberadaan serta peranan kucing sesuai tugas dan peranan yang diberikan ketika mereka diciptakan di dunia. Cerita-cerita bahwa kucing bakal muncul ketika dibutuhkan.

Dallergut: Toko Penjual Mimpi

 Toko Penjual Mimpi

Ada sebuah desa yang hanya bisa Anda kunjungi dalam tidurmu. Tempat paling terkenal di desa ini adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi yang mengumpulkan dan menjual segala macam mimpi. Toko ini selalu ramai oleh pengguna manusia dan hewan yang mau tidur panjang alias tidur siang. Setiap lantainya dilengkapi dengan mimpi-mimpi dari beragam macam aliran istimewa, termasuk mimpi tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi jelek dan mimpi misterius.

Di toko ini ada Dallergut, si pemilik toko; Penny, tenaga kerja baru yang asal-asalan dan penuh rasa mau tahu; Aganap Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua. Penny ditugaskan untuk bekerja di lantai satu dengan tenaga kerja veteran, Bibi Weather. Namun, pada hari pertama dia bekerja, mimpi yang paling mahal dicuri…. 

Toko Buku Kucing Hitam

Toko Buku Kucing Hitam

Marzio Montecristo, mantan pembimbing matematika dan fans berat cerita kriminal, membuka toko kitab mini di Cagliari dengan spesialisasi novel misteri. Toko bukunya berjulukan “Les Chats Noirs” (Abadi), terinspirasi dari dua Abadi yang berjamu ke toko dan sejak itu tidak pernah pergi. Keduanya menjadi daya tarik toko dengan banyak pengikut di Instagram, menyelamatkan toko dari kebangkrutan akibat kejudesan Marzio. Marzio menamai mereka Miss Marple dan Poirot.

Les Chats Noirs juga mempunyai Klub Buku Detektif Selasa. Geng yang tampak tidak serasi tetapi nyatanya sangat kompak. Bahkan, setahun lalu, Detektif Selasa membantu Angela Dimase, detektif yang juga kawan lama Marzio untuk menyelesaikan suatu kasus. Kini, Angela kembali meminta support mereka untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang sangat kejam. Tiga kasus pembunuhan yang tampak acak, tidak meninggalkan banyak bukti, begitu rapi seolah dilakukan oleh hantu. Pelakunya dijuluki “pembunuh jam pasir” lantaran selalu meninggalkan jam pasir di TKP. Maka, Detektif Selasa berupaya membongkar labirin misteri, di bawah tatapan dua Abadi di Toko Buku Les Chats Noir.

Sumber:

  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Cat_Who_Saved_Books
  • https://www.goodreads.com/book/show/56755560-the-cat-who-saved-books
Selengkapnya