Secara umum, osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif berupa tulang rawan pada bagian sendi terus mengalami pengeroposan dan aus. Hal ini kerap kali menyebabkan keluhan penyakit seperti, sendi lutut. Akibatnya timbul rasa kaku pada waktu tertentu apalagi muncul nyeri dengkul saat beraktivitas.
Karena kerusakannya terjadi pada bagian dalam tubuh, sehingga pemeriksaan osteoarthritis dapat diketahui secara pasti dengan rontgen.
Pemeriksaan dengan rontgen osteoarthritis berfaedah untuk mengkonfirmasi ada alias tidak adanya kerusakan kartilago (tulang rawan sendi) yang erat kaitannya dengan indikasi utama OA. Bagaimana ketentuan dalam Pemeriksaan rontgen untuk osteoarthritis? Cek ulasan lengkapnya pada tulisan berikut ini!
Jika Anda mengalami indikasi nyeri dengkul yang sudah terindikasi osteoarthritis, maka pastikan untuk menanganinya dengan berkonsultasi langsung ke master ahli terbaik di Klinik Patella. Yuk, jadwalkan konsultasi Anda segera melalui WA di nomor 0811-8124-2022.
Penyebab Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) merupakan radang sendi yang timbul lantaran adanya kerusakan pada jaringan tulang rawan (kartilago) secara berjenjang sehingga menyebabkan tulang saling bersenggolan secara langsung saat digerakan.
Umumnya ada beberapa aspek yang dapat menyebabkan tulang rawan aus, ialah penuaan, obesitas, riwayat cedera sendi, kegiatan bentuk penuh tekanan yang dilakukan berulang-ulang, serta riwayat family dengan penyakit serupa.
Resiko dari penyakit ini bakal terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Kerusakan tersebut bakal semakin parah dan ditandai dengan penyempitan ruang antar sendi dan tulang, tumbuhnya taji tulang (osteofit) hingga terjadinya sklerosis subkondral yang dapat terlihat pada hasil rontgen X-ray.
Pentingnya Diagnosa Osteoarthritis
Sayangnya, indikasi osteoarthritis nyaris menyerupai penyakit tulang alias sendi lainnya seperti bengkak, nyeri, hingga terasa kaku saat digerakkan.
Seringkali, apalagi terjadi krepitasi alias bunyi berderak saat sendi digerakkan. Kemiripan indikasi osteoarthritis dengan penyakit sendi lainnya inilah yang membikin diagnosa menggunakan rontgen menjadi perihal yang kudu dilakukan. Tujuannya tak lain adalah menentukan manajemen pengobatan osteoarthritis yang tepat.
Sebelum menggunakan rontgen, umumnya diagnosa osteoarthritis bakal dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
- Melakukan wawancara mengenai indikasi yang pasien rasakan untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan penyakit.
- Pemeriksaan fisik.
- Melakukan pemeriksaan medis penunjang dalam corak imaging test seperti rontgen menggunakan sinar X.
- Pemeriksaan darah (jika diperlukan).
Rontgen Osteoarthritis
Sebagai salah satu penyakit dari degenerasi sendi, osteoarthritis mempunyai nyaris tidak mempunyai indikasi bentuk yang nampak dari luar, selain pembengkakan. Oleh lantaran itu, master selalu memberikan diagnosa osteoarthritis dengan rontgen (tes radiologi) agar program penangannya menjadi lebih tepat sasaran.
Tes radiologi dengan X-Ray bisa memberikan gambaran kondisi tulang dan sendi yang krusial untuk menegakan pemeriksaan osteoarthritis. Apabila hasilnya sudah terlihat, ada beberapa aspek dalam hasil imaging yang menunjukkan ciri-ciri osteoarthritis pada gambar Rontgen, yakni:
- Terlihat adanya penyempitan ruang antara tulang dan sendi akibat kartilago (tulang rawan) telah mengalami kerusakan alias lenyap sama sekali.
- Adanya taji tulang (osteofit) pada pinggiran sendi.
- Tergambar adanya kista baker akibat kelenjar sinovial meradang dan mengakibatkan penumpukan cairan pada belakang lutut.
- Terlihat penebalan pada lapisan tulang di bawah kartilago (sklerosis subkondral) sebagai tanda akhir dari OA dan mengarah para penyakit yang lebih kronis.
Hasil Rontgen Osteoarthritis
Pemeriksaan rontgen X-ray dapat digunakan untuk menunjang pemeriksaan bentuk sehingga dapat menentukan diagnosa dengan optimal. Tak hanya itu, hasil X-ray pun dapat memberikan gambaran tingkat keparahan OA yang dialami oleh pasien.
Kellgren-Lawrence membagi derajat pengelompokkan radiografi hasil rontgen osteoarthritis pada dengkul maupun bagian tubuh lainnya beberapa tingkatan, yakni:
- Derajat 0 (Normal) hasil X-ray tidak menunjukan gambaran radiografis yang abnormal.
- Derajat 1 (Meragukan) jika hasil radiografi menunjukkan adanya osteofit kecil.
- Derajat 2 (Minimal) gambaran imaging menunjukan adanya osteofit namun ruang sendi tetap normal.
- Derajat 3 (Sedang) adanya gambaran osteofit yang jelas disertai penyempitan ruang sendi.
- Derajat 4 (Berat) hasil menggambarkan penyempitan celah sendi yang cukup berat disertai dengan adanya Sklerosis.
Derajat pengelompokkan tersebut merupakan salah satu langkah rontgen mendeteksi osteoarthritis berasas tingkat keparahannya sehingga bisa menentukan pengobatan terbaik dan tepat bagi para penderita.
Kelebihan dan Kekurangan Diagnosa Rontgen
Rontgen alias X-ray merupakan metode imaging alias pencitraan yang paling sederhana. Meski sederhana, Rontgen dapat membantu master dalam menegakkan pemeriksaan penyakit apalagi membantu dalam proses pengobatan.
Sayangnya, penggunaan X-ray yang berlebihan juga rupanya menimbulkan pengaruh negatif bagi penggunanya. Sebagai bahan pertimbangan, berikut kami sampaikan kelebihan dan kekurangan diagnosa Rontgen.
Kelebihan Diagnosa Rontgen
Umumnya, pemeriksaan radiologi untuk osteoarthritis menawarkan beragam kemudahan tidak hanya bagi para master namun juga penderita, yaitu:
- Hasil rontgen sendi termasuk rontgen dengkul dapat diketahui dalam waktu yang sigap sehingga sangat efektif dari segi waktu.
- Hampir tersedia di beragam akomodasi kesehatan.
- Tidak menimbulkan pengaruh samping jangka pendek seperti mual, pusing, gatal, syok anafilaktik ataupun perubahan tekanan darah.
- Hasil rontgen dapat memperlihatkan secara perincian kondisi di dalam tubuh yang tidak bisa dilihat dari pemeriksaan luar saja.
- Dapat membantu menentukan diagnosa yang tepat dan derajat keparahan dari penderita.
Kekurangan Diagnosa Rontgen
Dilihat dari sisi hasil, diagnosa Rontgen mempunyai kekurangan lantaran hanya bisa memberikan gambaran 2D, sehingga kerap terjadi gambaran tumpang tindih organ alias overlap.
Tak hanya itu, pemeriksaan Rontgen pun tidak dapat memberikan gambaran struktur jaringan lunak yang mungkin saja menyertai OA alias kemungkinan diagnosa lainnya.
Disamping itu penggunaan Rontgen yang terlalu sering, mempunyai akibat negatif bagi kesehatan penggunanya. Berikut pengaruh samping Rontgen terhadap kesehatan pasien:
- Berpotensi meningkatkan akibat kanker lantaran dapat menimbulkan kerusakan DNA jika terlalu sering dilakukan.
- Mempengaruhi janin jika pemindaian dilakukan di area ginjal, pinggul, pelvis dan abdomen.
Pengobatan Setelah Diagnosis Osteoarthritis
Setelah pemeriksaan rontgen dilakukan dan diagnosa osteoarthritis beserta derajat keparahannya telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya yang master lakukan adalah memberikan rangkaian pengobatan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Umumnya, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan osteoarthritis, diantaranya adalah:
Terapi non farmakologis
Pengobatan osteoarthritis dengan terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan langkah memberikan edukasi mengenai degenerasi sendi yang tengah dialami pasien hingga mengubah style hidup.
Biasanya, langkah ini direkomendasikan untuk penderita yang mengalami osteoarthritis lantaran masalah kelebihan berat badan sehingga tekanan pada dengkul menjadi semakin besar.
Fisioterapi
Selain itu, fisioterapi juga disarankan dengan program yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Langkah ini perlu dilakukan untuk melengkapi semua metode terapi osteoarthritis lainnya. Tujuannya adalah untuk melatih otot serta sendi agar dapat berfaedah seperti sedia kala.
Terapi Farmakologis
Umumnya, osteoarthritis dapat menyebabkan nyeri dan peradangan sehingga master bakal menyarankan prosedur pengobatan untuk meredakan kedua perihal tersebut terlebih dahulu. Beberapa jenis obat untuk membantu meredakan indikasi osteoarthritis adalah:
- Parasetamol: digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada sendi.
- Obat anti inflamasi non steroid: obat ini dapat mengurangi radang pada sendi.
- Pemberian suplemen: suplemen diharapkan dapat memperbaiki tulang rawan yang rusak, salah satu suplemen OA adalah glukosamin yang dapat mendukung pertumbuhan tulang rawan.
Terapi Bedah
Namun krusial untuk diingat, obat-obatan tidak dapat mengembalikan kondisi tulang rawan yang sudah aus dan hanya dapat meredakan pembengkakan nya saja.
Oleh lantaran itu, langkah terakhir jika penderita sudah susah beraktivitas lantaran osteoarthritis ialah dengan tindakan pembedahan.
Prosedur ini dilakukan jika terapi pengetahuan obat dan non pengetahuan obat tidak berpengaruh signifikan dalam meminimalisir indikasi yang muncul. Beberapa tindakan alias operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi OA antara lain adalah:
- Sinovektomi: operasi untuk mengangkat sebagian alias seluruh sinovium agar nyeri sendi akibat OA dapat berkurang.
- Osteotomi: operasi untuk memperbaiki deformitas tulang akibat OA sehingga posisi, letak dan bentuknya menjadi lebih baik dan dapat mengurangi rasa nyeri pasien.
- Penggantian sendi: operasi ini perlu dilakukan jika OA telah merusak sendi secara keseluruhan, bedah ini dilakukan dengan menggantikan sendi yang rusak dengan sendi buatan dari bahan metal.
Diagnosa Keluhan Nyeri Lutut Anda hanya di Klinik Patella
Rontgen alias X-ray merupakan pemeriksaan penunjang dasar yang dapat mendukung validitas diagnosa osteoarthritis sehingga master dapat menentukan langkah penanganan yang tepat.
Diagnosis OA dinyatakan positif jika hasil rontgen menunjukan adanya taji tulang alias osteofit yang merupakan parameter dari adanya kerusakan tulang rawan.
Oleh lantaran itu, jika Anda mulai mengalami nyeri dengkul yang cukup mengganggu kegiatan dan tidak kunjung membaik, pastikan untuk datang langsung ke klinik yang unik untuk menangani indikasi tersebut, ialah Klinik Patella.
Di Klinik Patella, master ahli berilmu bakal membantu Anda melakukan diagnosa dan memberikan penanganan yang tepat agar tubuh dapat pulih secara optimal.
Yuk, jadwalkan konsultasi keluhan Anda dengan master ahli ortopedi kami melalui melalui WA di nomor 0811-8124-2022. Atau, Anda bisa langsung mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.