KincaiMedia,JAKARTA -- Ulama mengingatkan saat bulan puasa Ramadhan, umat Islam jangan terlalu banyak makan. Walaupun makanannya halal, perihal ini sebagaimana dijelaskan, Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.
Imam Al Ghazali mengingatkan bahwa jangan terlalu banyak makan saat berbuka puasa, sehingga perut tidak sampai kekenyangan. Sebab, tidak ada kantung yang sangat dibenci Allah SWT selain perut manusia yang terisi terlalu penuh, hingga kekenyangan.
Bagaimana orang dapat mengambil hikmah puasa jika pada saat berbuka puasa melahap makanan hingga kekenyangan. Karena membalas lapar dan hausnya di siang hari?
Padahal, tujuan puasa adalah mengosongkan perut dan memperbaiki sistem kerjanya untuk mengendalikan hawa nafsu, serta untuk meningkatkan kualitas ketakwaan.
Jika orang berpuasa dengan perut terisi penuh makanan dari pagi sampai petang, maka dorongan hawa nafsu lah yang muncul, dan dia bakal dikuasai oleh ketamakan serta sikap rakus sepanjang hari.
Ulama terkemuka berjulukan komplit Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali juga mengingatkan agar Muslim yang berupasa tetap memelihara qalbu agar tetap khusyu kepada Allah SWT, melalui sikap takut dan berharap, juga dengan sabar dan doa.
Sebab, orang yang berpuasa tidak mengetahui apakah puasanya diterima alias ditolak, apakah termasuk seorang yang dekat dengan Allah SWT alias tidak? Sudah menjadi tanggungjawab bagi setiap hamba untuk melakukan ibadah yang terbaik kepada Allah SWT.
Sebagaimana diriwayatkan bahwa suatu ketika al-Hasan al-Bashri Rahimahullah melintas di depan sekelompok orang yang sedang bermain-main dan bersenang-senang sembari tertawa riang di siang hari bulan Ramadhan.
Al-Hasan al-Bashri berbicara kepada mereka, "Allah SWT menjadikan bulan suci Ramadhan ini agar orang-orang menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, dan bersegera untuk berlomba-lomba meraih ibadah yang shalih."
Tujuan puasa Ramadhan adalah untuk berlomba-kımba dalam kebaikan, guna meraih salah satu sifat Ilahiah, ialah Maha Suci Allah SWT dari doyan makan dan minum. Hamba-hamba Allah SWT mewujudkannya melalui langkah melaksanakan puasa, untuk menahan diri dari lapar dan haus, serta mengikuti dorongan malaikat muqarrabin dan menghancurkan dorongan setan.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai derajat paling mulia di antara makhluk lainnya, lantaran manusia dianugerahi logika oleh Allah SWT yang dengannya manusia dapat berpikir dan mengendalikan hawa nafsunya.
Namun, kadangkala manusia jatuh ke derajat binatang, malah lebih rendah lagi, lantaran tidak bisa mengendalikan hawa nafsu.
Akan tetapi, di pihak lain, derajat manusia bisa sama dengar para malaikat, malah mungkin bakal lebih tinggi darinya Malaikat adalah makhluk yang senantiasa alim dan dekat kepada Allah SWT.
Hamba yang mengikuti dorongan malaikat dengan ketaatannya, niscaya dekat kepada Allah SWT sebagaimana dekatnya para malaikat. Kedekatan kepada Allah SWTdi sini hanya menunjuk kepada sifat, tidak menunjuk kepada tempat, ruang maupun waktu. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa itu amanah, oleh lantaran itu, hendaklah setiap orang di antara kalian memelihara amanahnya."