Jakarta -
Sejak anak lahir, Bunda dan Ayah pasti selalu datang dan ikut andil dalam beragam urusan Si Kecil. Namun, sampai kapan Bunda dan Ayah boleh ikut kombinasi dalam urusan anak?
Peran orang tua dalam pendidikan anak di sekolah sangatlah penting. Di sini, Bunda dan Ayah berfaedah sebagai pendukung emosional yang membantu anak mengatasi tantangan akademik dan sosial.
"Ketika orang tua terlibat secara positif seperti memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan anak mengenai pengalaman belajar mereka dan membantu anak saat dia menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas, maka anak condong menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik," papar psikolog pendidikan, Madeline Jessica, M.Psi., Psikolog, ketika diwawancara HaiBunda beberapa waktu yang lalu.
"Selain itu, orang tua juga berkedudukan dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung di rumah," sambungnya.
Psikolog Madeline turut menjelaskan bahwa lingkungan belajar yang kondusif sangat berkedudukan krusial bagi perkembangan keahlian akademik anak. Ini juga bakal membentuk kebiasaan belajar yang baik sejak usia dini, Bunda.
Meski begitu, tidak seluruh urusan anak di sekolah perlu kombinasi tangan orang tua. Lantas, seperti apa batasannya?
Batasan orang tua boleh ikut kombinasi urusan anak
Menurut Madeline, penelitian menjelaskan bahwa orang tua dibatasi dalam mengelola support yang diberikan pada anak. Dalam kata lain, mereka tidak boleh mengerjakan tugas anak apalagi menentukan ekstrakurikuler yang kudu diikuti.
"Dikutip dari penelitian mengenai Parental Involvement, batas keterlibatan orang tua terletak pada gimana mereka mengelola support yang diberikan kepada anak. Orang tua semestinya tidak mengerjakan tugas sekolah anak, memilih kawan sekelompok, alias menentukan ekstrakurikuler yang kudu diikuti anak," tutur Madeline.
"Meskipun memberikan pengarahan alias saran adalah perihal yang positif, orang tua kudu memberi anak ruang untuk membikin keputusan sendiri, yang akhirnya bakal meningkatkan keahlian pengambilan keputusan dan tanggung jawab mereka," lanjutnya.
Keterlibatan orang tua dalam setiap urusan anak semestinya menjadi sebuah support yang memfasilitasi perkembangan anak dan bukan menjadi sebuah kontrol, Bunda. Hal ini berfaedah bahwa orang tua juga kudu menghormati keputusan anak dalam pengambilan keputusan.
Ketika orang tua terlibat secara seimbang, anak bakal terdorong sukses dalam sisi akademik serta perkembangan lainnya.
"Keterlibatan orang tua yang seimbang, ialah memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara berdikari namun tetap ada untuk memberi support dan arahan, merupakan pendekatan yang optimal untuk mendorong kesuksesan akademik dan pengembangan pribadi anak," ujar psikolog yang berpraktik di daerah Jakarta ini.
Tanda anak bisa mengurus urusannya secara mandiri
Ilustrasi/Foto: Getty Images/FatCamera
Dalam wawancara yang sama, Madeline mengungkap bahwa anak bakal memperlihatkan tanda-tanda ketika mereka siap mengurus urusan sekolah secara mandiri. Tanda-tanda ini umumnya mulai terlihat ketika mereka ada di usia sekolah dasar.
"Orang tua dapat mulai membiarkan anak mengurus urusan sekolah secara berdikari saat anak menunjukkan kesiapan kognitif, emosional, dan sosial, biasanya pada usia sekolah dasar," katanya.
Kemandirian anak bakal berkembang optimal ketika Bunda dan Ayah memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk anak mengambil keputusan sendiri. Biarkan mereka mengatur tugas sekolah hingga memilih kegiatan ekstrakurikuler.
"Dalam konteks ekstrakurikuler, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatan yang diminati dapat meningkatkan motivasi intrinsik dan keterlibatan mereka," ujar Madeline.
Demikian info tentang sejauh mana orang tua boleh ikut kombinasi urusan anak, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)