Kincai Media - Di era Gen Z kali ini overthinking sudah menjadi perihal yang biasa, ovt (overthinking) seolah menjelma penyakit yang sering menghantui banyak orang. Overthinking sendiri dapat diartikan sebagai sikap berlebihan dalam memikirkan resiko dari tindakan yang bakal kita ambil.
Contoh overthinking “Kalau saya ngelamar kerja di sini, kelak ditolak gak ya? Gimana jika kandas wawancaranya? Apa saya cukup pantas?” hingga akhirnya betul-betul tidak melamar kerja dan terus menjadi pengangguran akibat overthinking.
Kebiasaan overthinking semacam ini tidak boleh terus lestari dalam setiap diri umat muslim, lantaran overthinking adalah salah satu gambaran suudzan kepada Allah Swt. dan suudzan kepada Allah adalah perihal yang tidak layak dilakukan oleh hamba kepada Tuhannya. Harusnya kita kudu selalu husnudzan kepada Allah, lantaran apa yang menjadi ketentuan Allah berjuntai kepada langkah kita beranggapan kepada Allah.
Sebagaimana firmannya dalam hadits Qudsi.
أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya; “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berbicara bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku bakal mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku bakal mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim,].
Namun, sebagaimana manusia yang hatinya selalu berbolak-balik overthinking menjadi sebuah kewajaran, tapi bilamana overthinking ini datang kita kudu berupaya menentangnya. Berikut beberapa solusi islam untuk meredakan overthinking.
Solusi Islam Untuk Umatnya yang Selalu Overthinking
Di dalam Al-Qur`an tidak spesifik menerangkan tentang sikap overthinking manusia tapi lebih kepada kejadian yang semacam dengan overthinking itu, sperti was-was, khauf (takut), hazn (sedih). Tapi dari setiap kekhawatiran tersebut kita kudu ingat bahwa Allah menimpakan tersebut pasti sesuai dengan kadar kekuatan kita.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ
Artinya; “Allah tidak bakal membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”. (QS. Al-Baqarah 286).
Untuk meredakan pikiran semacam itu kita kudu mengupayakan beberapa perihal berikut.
Pertama, Berdzikir, melanggengkan dzikir alias mengingat Allah dapat menjauhkan kita dari overthinking dan diri kita jadi tenang. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Ar-Ra`d ayat 28;
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya; “(yaitu) orang-orang yang beragama dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra`d 28).
Kedua, Senantiasa bersabar dan memperbanyak sholat sunnah, sebagaimana Rasulullah Saw jika beliau mempunyai masalah maka shalatlah beliau untuk meredakan masalah yang beliau terima.
عن حُذَيْفَةُ بن اليمان رضي الله عنه قَالَ : «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
Artinya; “Dari Hudzaifah bin Yaman RA, beliau bersabda; Apabila Rasulullah Saw mengalami kesulitan maka beliau shalat”. (HR. Ahmad)
Solusi kedua ini juga didukung dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah 45;
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ
Artinya; “Mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat”. (QS. Al-Baqarah 45).
Ketiga, Tawakkal, ini adalah solusi terakhir dari setiap keraguan dan kekhawatiran dari angan kita. overthinking sering muncul lantaran kita lupa bahwa hasil semuanya adalah ranah Allah Swt.
Allah Swt menegaskan bahwa setelah kita berkeinginan bakal sesuatu maka kudu tawakkal.
فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya; “Kemudian, andaikan engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran 159).
Tiga solusi di atas bisa kita lakukan setiap kali kita mengalami alias merasakan overthinking. Teruslah berhusnudzan bahwa Allah bakal yang memberikan yang terbaik.
Demikian penjelasan mengenai solusi Islam untuk umatnya yang selalu overthinking. Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam.