Sering Bilang "tidak" Ke Anak? Waspada Hal Buruk Ini Bisa Terjadi Pada Si Kecil

Feb 02, 2025 04:00 PM - 2 minggu yang lalu 18107

Jakarta -

Bunda termasuk orang tua yang sering mengatakan 'tidak' ketika Si Kecil mau melakukan sesuatu? Jika diucapkan terus-menerus, Bunda perlu waspadai beberapa perihal jelek yang mungkin terjadi.

Ungkapan 'tidak' umumnya digunakan sebagai corak pembatasan alias perlindungan. Sebagai orang tua, Bunda tentu mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anak agar tumbuh dengan baik dan bisa membikin keputusan yang bijak.

Meski begitu, sering mengatakan 'tidak' bakal membikin anak merasa frustrasi dan jengkel lantaran merasa kebebasan yang mereka dapatkan sangat terbatas. Padahal, anak tetap dalam proses pembentukan karakter dan perlu mengeksplorasi sekitarnya.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Mengatakan 'tidak' untuk menghentikan alias mengubah perilaku anak dapat menciptakan emosi bersalah. Padahal, perihal ini diucapkan lantaran Bunda mengkhawatirkan Si Kecil.

"Ketika kita bersandar terlalu keras pada kata 'tidak', anak-anak kita mendengar suaranya tetapi bukan isinya," jelas psikoterapis, Heath Meeks, dikutip dari laman New York Family.

"Dalam jangka panjang, mengatakan 'tidak' terus-menerus tidak bakal menghasilkan apa-apa selain membikin orang tua merasa tidak efektif dan bersalah," sambungnya.

Dampak yang terjadi ketika Bunda sering bilang 'tidak' pada anak

Menilik dari laman Times of India, ada beberapa akibat jelek yang mungkin terjadi pada anak ketika Bunda sering mengatakan 'tidak' pada mereka. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Mengurangi rasa percaya diri dan kemandirian

Ketika anak mendengar kata 'tidak' terus-menerus, mereka bakal meragukan kemampuannya, Bunda. Tidak hanya itu, Si Kecil juga bakal mengurangi keinginannya untuk mencoba hal-hal baru.

Seiring dengan berjalannya waktu, perihal ini bakal membatasi kemandirian anak dan membikin mereka terlalu berjuntai pada persetujuan orang tua.

2. Meningkatkan pemberontakan

Terlalu banyak pembatasan bisa menyebabkan emosi frustrasi dan menyebabkan anak menjadi pemberontak. Mereka mungkin mulai tidak mematuhi patokan alias memaksakan batas sebagai langkah untuk menegaskan kebebasan mereka.

3. Menghambat kreativitas

Ketika anak-anak sering mendengar kata 'tidak', mereka mungkin berakhir mengeksplorasi ide-ide baru alias terlibat dalam kegiatan kreatif. Lingkungan yang membatasi bisa menghalang khayalan dan keahlian memecahkan masalah mereka.

4. Melemahkan komunikasi orang tua

Menggunakan kata 'tidak' secara berlebihan bisa membikin anak merasa tidak didengar alias disalahpahami. Hal ini bakal melemahkan ikatan orang tua dengan anak yang menyebabkan kurangnya kepercayaan dan komunikasi terbuka lantaran anak-anak mungkin berbagi pikiran dan emosi mereka.

5. Menimbulkan rasa takut bakal kegagalan

Penolakan yang terus-menerus dapat menanamkan rasa takut melakukan kesalahan pada anak-anak. Mereka mungkin menjadi terlalu berhati-hati dan menghindari tantangan alias kesempatan yang berisiko menyebabkan kegagalan, yang dapat membatasi pertumbuhan pribadi.

6. Mendorong perilaku negatif

Bila orang tua terlalu sering mengatakan 'tidak', anak-anak mungkin menjadi tidak peka terhadap kata tersebut dan berakhir menanggapinya. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya perlawanan, lantaran mereka tidak lagi memandang kata 'tidak' sebagai batas yang penting.

7. Membangun kebencian

Anak yang sering mendengar kata 'tidak' dapat mengembangkan emosi jengkel terhadap orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, perihal ini dapat menciptakan jarak emosional dan ketegangan dalam hubungan orang tua-anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/mua)

Selengkapnya