Setelah Menyakiti Hatiku Dan Selingkuh, Suami Kini Terkena Karma Penyakit Misterius

Mar 05, 2025 04:40 PM - 1 minggu yang lalu 10214

Jakarta -

#HaiBunda, saya sekarang memercayai adanya karma. Karena, suami yang menyakiti hati istri itu nyata adanya..

Aku sebenarnya seorang ibu pekerja, tapi kondisi yang ada membikin suamiku menuntutku untuk berhenti. Sebenarnya masa awal pernikahanku melangkah dengan baik dan terasa tenang. Saat baru melahirkan anak pertama, kami dibantu oleh baby sitter setiap harinya.

Pada saat itu, saya pun merasa lega lantaran suamiku adalah bapak yang pro ASI untuk anaknya. Kami bersama-sama belajar tentang pengetahuan menyusui, membeli segala perlengkapannya dan berupaya memahami pengetahuan tentang ASIP. Semua itu kami pelajari berdua betul-betul belajar dari nol demi tumbuh kembang anak kami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Karena sudah merasa kondusif dengan stok ASIP, saya dan suami pun jadi lebih tenang saat bekerja. Karena Si Kecil mempunyai asupan ASIP yang cukup di rumah.

Namun, suatu hari suami mengetahui bahwa rupanya ASIP yang saya simpan setiap hari untuk diberikan ke anakku, tidak diberikan oleh baby sitter. Tak hanya itu, rupanya selama ini anak kami sering diberi minum air putih dan madu. Dan, pada usia tiga bulan sudah diberi makan satu buah pisang!

Hal itu terungkap setelah anak kami rewel tak jelas selama seminggu lantaran perutnya mungkin bermasalah. Mendapati perihal tersebut, suamiku pun murka dan menyuruh saya untuk berakhir bekerja.

Keputusan suami tersebut pun merembet ke mana-mana. Mertua menyalahkan saya lantaran dia tak lagi mendapat 'jatah' gara-gara saya tak bekerja. Pasalnya sekarang penghasilan suami semua saya yang pegang dan saya tak bisa lagi memberikan mereka duit lantaran kami mau tak mau sekarang keterbatasan biaya.

Hidup hanya dari penghasilan suami rupanya sangat tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya kami pun kudu 'numpang' di rumah orang tuaku.

Namun keputusan ini rupanya membikin suamiku malah berubah. Terkadang saya merasa suami menyepelekan kebaikan hati orang tuaku. Bahkan dia sudah berani bermain api di belakangku.

Aku menduga, suami mungkin berpikir kebutuhan anak dan istrinya sudah ditanggung mertua. Sehingga dia sangat percaya saya dan anakku tak bakal susah maupun kelaparan. Sejak pindah rumah dengan orang tuaku, suami meminta penghasilan dia yang sebelumnya selalu kupegang. Aku hanya diberi Rp 200 ribu dan sisanya dia pakai sendiri.

Beberapa waktu belakangan, saya baru mengetahui bahwa duit penghasilan itu dia gunakan untuk bersenang-senang dengan wanita lain. Aku hanya tak bersuara pada saat itu dan berambisi dia segera menyadari kesalahannya dan kembali bertanggung jawab seperti dulu.

Akan tetapi, rupanya hubungan gelap suami bersambung hingga kekasihnya mendatangiku untuk mengetahui kondisi rumah tangga kami yang sebenarnya. Aku pun menyampaikan padanya bahwa rumah tangga kami tak bermasalah dan belum bercerai.

Ternyata wanita itu sedang dalam tahap memperkenalkan suamiku ke family besarnya lantaran mereka bakal melanjutkan ke jenjang lebih lanjut.

Setelah mengetahuinya, saya meminta suami untuk mengembalikanku baik-baik ke orang tuaku, tapi dia tidak mau. Aku heran Bun.. sebenarnya apa yang dia inginkan?!

Akhirnya saya yang memilih untuk mengembalikan dia ke keluarganya. Seluruh keluarganya pun menangis memohon untuk jangan sampai rumah tangga kami retak.

Sungguh saya merasa tolol pada saat itu, mungkin lantaran merasa tak tega pada seluruh keluarganya, saya pun berucap, "Aku mengampunimu, Mas." Setelah itu, kami berdua kembali melanjutkan rumah tangga kami.

Memulai kembali sebuah hubungan yang sudah rusak, tak semudah mulut berbicara ya Bunda. Belum lenyap luka hatiku, ujian-ujian rumah tangga lain datang berkali-kali menghampiri hingga anak kami apalagi terpaksa putus sekolah.

Tiba-tiba saja suamiku terjatuh di tempat kerjanya, kedua kakinya tak bisa menopang badannya, dua tangannya kesemutan. Bahkan untuk menggenggam tangannya pun dia tak bisa. Selama lima bulan, dia melakukan segala kegiatan aktivitasnya dengan bantuan.

Awalnya saya bingung kondisi apa yang menimpanya, seakan dia telah terkena penyakit yang misterius. Kami sudah memeriksakan ke rumah sakit, sudah menjalani tes darah, tes urine, CT scan, USG abdomen, tes sum-sum tulang belakang, apalagi MRI, tapi yang membikin heran semuanya hasilnya normal.

Di akhir pemeriksaan, suamiku pun didiagnosis autoimun. Hingga sekarang kami tetap kudu bolak kembali ke RS untuk terapi dan obat-obatan tak boleh putus.

Mungkinkah ini merupakan karma suami yang telah menghancurkan hatiku dan menghancurkan masa depan anak kami?

- Bunda R, Malang -

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik bakal mendapat bingkisan menarik dari HaiBunda.

(pri/pri)

Selengkapnya