Bersalaman (ilustrasi).
KincaiMedia, JAKARTA -- Anas bin Malik meriwayatkan, tatkala masyarakat Yaman datang ke Madinah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian masyarakat Yaman, dan merekalah orang yang pertama sekali melakukan berjabat tangan."
Tak lama sesudah beliau mengatakan itu, orang-orang pun menyambut kehadiran sejumlah kaum Yaman. Di antara mereka adalah Abdullah bin Qays namalain Abu Musa al-Asy'ari.
Dalam kesempatan lain, Nabi SAW pernah memuji seorang sahabatnya dari negeri Yaman ini. “Wahai Abu Musa, sungguh engkau telah dikaruniai suatu bunyi yang bagus dari family Daud” (HR at-Tirmidzi). Pujian itu menandakan bahwa sosok yang pernah berhijrah ke Negeri Habasyah tersebut piawai membacakan ayat-ayat suci Alquran dengan bunyi nan syahdu.
Abu Musa al-Asy’ari berasal dari Arab selatan alias Yaman. Ketika mendengar berita telah datangnya seorang utusan Allah, laki-laki itu langsung meninggalkan kampung halamannya guna menuju Makkah.
Selang beberapa lama tinggal di kota kelahiran Nabi SAW, dia pun kembali ke negerinya. Di Yaman, Abu Musa al-Asy’ari menyebarkan syiar Islam. Tidak sedikit orang-orang dari kaumnya yang kemudian menjadi Muslim setelah mendengarkan dakwahnya.
Saat berada di Yaman, Abu Musa mendengar berita bahwa sejumlah Muslimin Makkah telah berhijrah ke Habasyah (Etiopia). Dengan membujuk sejumlah kawannya, dia pun turut beranjak ke sana. Rombongan ini berjumlah sekira 50 orang. Termasuk di dalamnya adalah saudara-saudara Abu Musa, ialah Abu Burdah dan Abu Ruhm.
Dengan menumpangi perahu, mereka menyeberangi Laut Merah hingga sampai di Habasyah. Di sana, mereka berjumpa dengan Ja’far bin Abu Thalib dan sahabat-sahabatnya. Ja’far mengatakan, “Sungguh, Rasulullah SAW mengutus dan memerintah kami untuk tinggal di sini (Habasyah). Maka, tinggallah berbareng kami.”
Hingga dimulainya fase hijrah ke Madinah, Abu Musa dan kawan-kawan pun menetap di sana. Begitu mendengar berita hijrahnya Rasul SAW, Abu Musa al-Asy’ari pun hendak turut serta.