ILUSTRASI Muslimah bermohon di dekat Kubah Hijau, yang di bawahnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW.
KincaiMedia, JAKARTA -- Jauh sebelum mengenal cinta Khadijah binti Khuwailid, Muhammad SAW pernah menyukai seorang wanita lainnya. Sosok gadis yang disukai beliau itu adalah Fakhitah binti Abu Thalib.
Menurut Ali Audah dalam bukunya, Ali bin Abi Talib: Sampai kepada Hasan dan Husain, salah seorang putri om Rasulullah SAW itu berkawan disapa Um Hani. Upaya Muhammad SAW meminangnya terjadi ketika beliau belum diangkat menjadi utusan Allah.
Muhammad SAW pernah menyampaikan niatnya untuk melamar putri pamannya itu. "Namun, Abu Thalib sudah punya rencana lain untuk anak gadisnya itu," demikian ungkap Ali Audah.
Ada yang "mendahului" beliau. Dialah Hubairah dari kabilah Bani Makhzum. Lelaki ini sudah terlebih dulu melamar Um Hani.
Secara nasab, Hubairah tetap berkerabat dengan Abu Thalib, ialah dari garis ibu (matrilineal). Dia juga dikenal lantaran kekayaannya dan kepandaian bersyair.
Saat itu, Bani Makhzum berkembang cukup pesat. Adapun Bani Hasyim, ialah kabilah tempat Abu Thalib berasal, condong tidak sepesat suku tersebut.
Masyarakat Arab memandang krusial besarnya suatu kabilah, ialah dengan ditopang jumlah anak laki-laki. Pada waktu itu, Bani Makhzum mempunyai lebih banyak keturunan laki-laki daripada Bani Hasyim.
Muhammad SAW menerima keputusan pamannya. Abu Thalib mengatakan kepada kemenakannya itu, dulu Bani Makhzum telah mengawinkan gadis-gadisnya dengan para laki-laki Bani Hasyim.
"Orang yang telah bermurah hati kudu dibalas dengan sikap serupa," kata Abu Thalib.
Perkataan itu juga mengisyaratkan, Abu Thalib memandang bahwa Muhammad SAW saat itu dinilai belum waktunya menikah. Beliau pun mematuhi pengarahan sang paman.