Starlink Elon Musk Untung Besar Dari Tarif Trump, Begini Faktanya

May 08, 2025 07:27 AM - 1 minggu yang lalu 12282

Kincai Media – Kebijakan tarif impor pemerintahan Donald Trump telah memicu gejolak ekonomi global. Namun di kembali tekanan finansial yang dirasakan banyak negara, ada satu nama yang justru menuai untung besar: Elon Musk dan perusahaan satelit internetnya, Starlink.

Laporan eksklusif dari Washington Post mengungkap gimana negara-negara yang terkena akibat tarif Trump beramai-ramai menjalin kerja sama dengan Starlink. Lesotho, misalnya, yang tiba-tiba dikenai pajak impor 50%, langsung menandatangani perjanjian dengan Starlink dua minggu setelah pengumuman tarif.

Presiden Trump dan Elon Musk bersalaman di sebuah acara

Strategi Diplomasi Digital

Menurut arsip internal Departemen Luar Negeri AS yang diperoleh Washington Post, Lesotho secara definitif menyebut kerja sama dengan Starlink sebagai “bukti niat baik” dalam negosiasi perdagangan dengan AS. Pola serupa terlihat di Bangladesh, Kongo, India, Pakistan, Somalia, dan Vietnam—semuanya mempercepat proses persetujuan Starlink berbarengan dengan pembicaraan tarif.

“Ini bukan kebetulan,” tulis analis kebijakan teknologi di Post. “Negara-negara ini membaca situasi dengan cermat. Berbisnis dengan perusahaan milik tokoh dekat Trump bisa menjadi kartu as dalam negosiasi.”

Perang Satelit AS vs China

Di kembali layar, motif geopolitik tampak lebih jelas. AS sedang berkompetisi dengan China untuk mendominasi pasar internet satelit global. Perusahaan China seperti Galaxy Space dikabarkan sedang mengembangkan pengganti Starlink.

“Ini soal pengaruh digital,” jelas master hubungan internasional. “Dengan memasang prasarana internetnya, AS sekaligus menanamkan ketergantungan teknologi di negara-negara berkembang.”

Ilustrasi persaingan teknologi satelit

Elon Musk: Antara Bisnis dan Politik

Posisi unik Musk—sebagai CEO SpaceX sekaligus figur yang kerap berinteraksi dengan Trump—menimbulkan pertanyaan etis. Meski pemerintah AS menyangkal secara resmi mendorong Starlink, kebenaran bahwa Musk pernah menjadi personil tim transisi Trump di 2016 membikin banyak pihak meragukan netralitas kebijakan ini.

India, salah satu pasar terbesar Starlink, dilaporkan memangkas birokrasi untuk izin operasional perusahaan. Sebuah langkah yang dianggap tidak biasa mengingat ketatnya izin telekomunikasi di sana.

Artikel terkait: Elon Musk dan Kontroversi Boikot Tesla-Starlink

Di tengah kompleksitas ini, satu perihal yang pasti: geopolitik abad 21 tidak lagi hanya tentang minyak alias senjata, melainkan konektivitas digital. Dan Musk, dengan jaringan satelitnya, sedang berada di pusat permainan.

Selengkapnya