Stres Saat Hamil Bisa Turunkan Iq Anak Laki-laki, Bagaimana Dengan Anak Perempuan?

Dec 27, 2024 12:43 PM - 4 minggu yang lalu 35484

Jakarta -

Kehamilan adalah masa yang penuh tantangan bagi seorang ibu. Selain perubahan bentuk yang signifikan, ibu mengandung juga sering kali dihadapkan pada tekanan emosional dan mental. Namun, tahukah Bunda bahwa tingkat stres selama kehamilan rupanya bisa memengaruhi perkembangan otak janin, terutama pada anak laki-laki lho.

Pengaruh stres pada perkembangan otak anak

Studi terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin Bunda. Stres pada ibu mengandung dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang bisa menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin.

Pada janin laki-laki, otak mereka condong lebih peka terhadap perubahan hormonal ini, sehingga dapat mengganggu proses perkembangan kognitif. Dampaknya, anak laki-laki yang ibunya mengalami stres berat selama kehamilan berisiko mempunyai skor IQ yang lebih rendah di masa kanak-kanak dibandingkan dengan anak perempuan.

Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense di Denmark mengatakan terlalu banyak paparan hormon stres selama kehamilan dapat menurunkan IQ anak-anak khususnya anak laki-laki. Mereka menemukan bahwa anak laki-laki yang terpapar kadar kortisol yang lebih tinggi di dalam rahim mempunyai skor IQ yang lebih rendah.   

"Sejauh pengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang menyelidiki hubungan antara kadar kortison urin selama kehamilan dan skor IQ pada anak-anak.

Sementara studi lain hanya mengawasi kortisol yang beredar dalam darah selama kehamilan dan IQ anak, kami adalah yang pertama mengawasi sampel urine dan sampel darah serta menyelidiki anak laki-laki dan wanita secara terpisah," kata penulis utama, Dr. Anja Fenger Dreyer dikutip dari Sciencefokus.

Bagaimana dengan anak perempuan?

Pada anak perempuan, pengaruh stres ibu mengandung terhadap perkembangan otak condong lebih ringan dibandingkan anak laki-laki. Penelitian menunjukkan bahwa anak wanita mempunyai 'perlindungan biologis' yang lebih baik terhadap stres ibu selama kehamilan.

Alhasil para peneliti dari rumah sakit di Denmark itu pun terkejut menemukan bahwa hanya ketika kortisol ditemukan dalam sampel urin, IQ anak wanita menjadi lebih tinggi. Dalam presentasi penelitian mereka di Kongres Endokrinologi Eropa ke-26 di Stockholm, para peneliti mengatakan bahwa anak wanita mungkin kurang sensitif terhadap paparan kortisol lantaran peran plasenta.

Wanita yang mengandung anak wanita selama kehamilan condong mengeluarkan lebih banyak kortisol, tetapi enzim dalam plasenta mengendalikan seberapa banyak kortisol yang mencapai janin. Enzim ini mengubah kortisol menjadi jenis hormon yang tidak aktif yang dikenal sebagai kortison. Para peneliti berpikir bahwa anak laki-laki mungkin lebih rentan terhadap paparan kortisol lantaran mereka tidak mendapatkan faedah dari kegiatan perlindungan enzim ini.

Sementara itu, para mahir percaya bahwa perbedaan ini dipengaruhi oleh hormon seks, seperti testosteron, yang lebih dominan pada janin laki-laki. Hormon ini dapat membikin otak laki-laki lebih mudah terpengaruh oleh hormon stres seperti kortisol yang dilepaskan oleh tubuh ibu.

Selain itu, anak wanita mempunyai dua kromosom X yang diyakini memberikan perlindungan ekstra terhadap stres. Kromosom ini membawa gen yang membantu mengatur respons tubuh terhadap tekanan.

Stres selama kehamilan bisa sebabkan ADHD?

Pada penelitian lainnya yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information, mengatakan bahwa stres ibu selama kehamilan tidak berakibat pada IQ, tetapi justru memengaruhi indikasi ADHD.

Secara klinis, temuan ini menggambarkan pentingnya mengidentifikasi ibu yang mengalami peristiwa yang sangat menegangkan selama kehamilan mereka untuk berpotensi menawarkan support psikologis dan sosial sebagai bagian dari perawatan prenatal mereka.

Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa keturunan yang ibunya mengalami tingkat stres prenatal yang tinggi mengalami penurunan metilasi DNA yang signifikan di korteks frontal dan hipokampus dibandingkan dengan mereka yang ibunya mengalami tingkat stres yang lebih rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa stres ibu selama kehamilan merupakan salah satu aspek yang dapat menyebabkan modifikasi epigenetik. Mungkin saja anak-anak dengan ADHD membawa gen tertentu yang sangat rentan terhadap metilasi saat terpapar aspek lingkungan tertentu, yang bakal muncul sebagai peningkatan indikasi ADHD daripada IQ yang lebih rendah.

Tips mencegah stres saat hamil

Bunda, meskipun stres adalah bagian dari kehidupan, namun jika dibiarkan, stres dapat menimbulkan beragam ancaman bagi kesehatan bentuk dan mental apalagi selama kehamilan. Ada banyak langkah yang bisa Bunda lakukan untuk mengelolanya selama kehamilan:

  1. Luangkan waktu untuk relaksasi: Bunda bisa mencoba yoga prenatal, meditasi, alias sekadar berjalan-jalan santai.
  2. Jaga pola makan yang sehat: Nutrisi yang baik dapat membantu tubuh Bunda lebih tahan terhadap stres.
  3. Komunikasikan perasaan: Jangan ragu untuk berbincang dengan pasangan, keluarga, alias kawan tentang apa yang Bunda rasakan.
  4. Konsultasi dengan dokter: Jika stres terasa berlebihan, konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan support lebih lanjut.
  5. Fokus pada perihal positif: Alihkan perhatian dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti membaca, mendengarkan musik, alias mempersiapkan keperluan bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya