Studi Temukan Kehamilan Bisa Memperbesar Ukuran Usus Bunda Secara Permanen

Apr 09, 2025 05:00 PM - 1 minggu yang lalu 12008

Jakarta -

Kehamilan tak hanya membikin perut Bunda membesar tapi organ bagian dalam (internal) juga mengalami perubahan. Misalnya saja hasil studi yang menemukan kehamilan dapat memperbesar ukuran usus Bunda secara permanen.

Selama kehamilan, tubuh Bunda mengalami perubahan seperti tetek yang membesar, debar jantung saat rehat bertambah cepat, dan organ-organ bergeser untuk mengakomodasi janin yang sedang tumbuh. Temuan intelektual terbaru menambahkan satu perihal lagi dalam daftar perubahan di tubuh, ialah ukuran usus yang bertambah secara drastis.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan 19 Maret di Cell, para peneliti menemukan bahwa kehamilan juga menyebabkan perubahan yang nyata pada tikus. Baru tujuh hari dalam masa kehamilan, usus lembut mulai memanjang, dan pada hari ke-18, usus lembut telah tumbuh 18 persen lebih panjang.

Usus ibu lebih besar untuk menyerap banyak nutrisi?

Kehamilan memperpanjang usus lembut secara permanen pada tikus, meningkatkan penyerapan nutrisi bagi induk dan keturunannya.

Perubahan genetik dan metabolisme mendorong proses ini, dengan protein utama, SGLT3a, yang berkedudukan utama.

Ilmuwan telah lama mengetahui bahwa pada banyak hewan betina saat reproduksi membentuk kembali organ-organ, tetapi baru memahami kehamilan secara unik memengaruhi usus. 

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa usus lalat buah mengembang selama reproduksi, mengisyaratkan pola biologis yang lebih luas. Namun setelah kelahiran, pertumbuhan pada organ ini tak kembali seperti semula. 

Bahkan 35 hari setelah laktasi berakhir, usus lembut tetap lebih panjang, yang menunjukkan adanya perubahan yang memperkuat lama. Menariknya, setelah kehamilan kedua, usus lembut tumbuh lebih panjang daripada saat pertama kali.

Melansir Scitech Daily, seiring dengan ekspansi ini, vili – tonjolan mini yang menyerap nutrisi – tumbuh lebih panjang, dan kripta, tempat sel-sel penghasil vili terbentuk, menjadi lebih dalam. Namun, perubahan ini berkarakter sementara, ukurannya kembali seperti sebelum kehamilan dalam seminggu setelah penyapihan. Tidak seperti usus itu sendiri, vili tidak tumbuh lebih panjang selama kehamilan kedua.

Tim tersebut beranggapan bahwa usus lembut dan vili yang lebih panjang dapat mendukung meningkatnya penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung ibu dan keturunannya selama kehamilan.

Perubahan pada kehamilan

Para intelektual mengubah pola makan tikus, termasuk asupan probiotik, untuk menunjukkan bahwa perubahan fisiologis ini terjadi selama kehamilan terlepas dari perubahan nutrisi. Tim kemudian menyelidiki lebih dalam apa yang terjadi di vili.

Peneliti menemukan bahwa prekursor sel epitel usus tumbuh dengan sigap jumlahnya dan sel-sel yang baru terbentuk beranjak lebih sigap ke vili pada awal kehamilan. Efek ini bersambung setelah lahir hingga menyusui tetapi kembali ke tingkat sebelum kehamilan hanya tujuh hari setelah penyapihan.

Dengan memandang gen mana yang diaktifkan selama kehamilan, para peneliti memandang perubahan genetik terbesar pada enterosit, sel penyerap nutrisi di vili yang diproduksi sel prekursor di kripta. Perubahan ini sebagian besar mengenai dengan peningkatan kegiatan metabolisme.

Salah satu pengaruh metabolisme yang diamati pada tahap yang sangat awal adalah peningkatan protein membran yang disebut SGLT3a. Tidak seperti protein SGLT lainnya, SGLT3a tidak merasakan kadar glukosa di luar sel tetapi merespons natrium dan proton sebagai gantinya. 

Peningkatan SGLT3a bertanggung jawab atas sekitar 45 persen pertumbuhan vili yang dipicu oleh reproduksi, termasuk ekspansi sel, tetapi tidak diperlukan untuk pemanjangan seluruh usus halus.

Yang mengejutkan, melengkapi pola makan tikus betina dengan natrium dapat memicu pertumbuhan vili, apalagi pada tikus perawan.

Tim tersebut percaya bahwa hormon yang dipicu oleh reproduksi dapat berkedudukan dalam mengaktifkan gen untuk SGLT3a, lantaran tikus yang sedang mengandung semu – tikus betina yang kadar hormon kehamilannya meningkat setelah kawin dengan tikus jantan yang mandul – tetap menunjukkan beberapa pertumbuhan vili dan pemanjangan usus.

Irene Miguel-Aliaga, Ketua Kelompok Laboratorium Pengembangan dan Fisiologi Organ di Crick, mengatakan bahwa jarang orang yang berpikir organ berubah ukuran alias penampilan sebagai respons di masa dewasa, daripada perkembangan awal di masa kanak-kanak dan remaja.

Tetapi, usus adalah contoh mencolok tentang gimana tubuh merespons tantangan baru di beragam tahap kehidupan, dalam perihal ini, kehamilan.

“Terjadinya perubahan yang dapat dibalikkan dan tidak dapat dibalikkan dapat mencerminkan pertukaran energi. Mempertahankan usus yang lebih panjang setelah kehamilan pertama dapat 'mempersiapkan' tubuh untuk kehamilan kedua, sementara mengurangi panjang vili kembali ke normal dapat menghentikan penyerapan berlebihan dari makanan meskipun tidak diperlukan," kata Miguel-Aliaga.

Para peneliti sekarang tengah menyelidiki apakah jenis sel lain di usus tikus juga mengalami perombakan selama kehamilan, dan apakah ini terjadi pada manusia, dengan mengawasi panjang usus pada orang yang mempunyai dan tidak mempunyai anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya