Jakarta -
Menyusui diketahui mempunyai banyak faedah termasuk membantu bayi terproteksi dari beragam gangguan kesehatan seperti obesitas di kemudian hari. Namun, studi terbaru klaim menyusui tak cegah obesitas pada anak.
ASI dengan segala nutrisinya memang sangat kondusif dikonsumsi bayi sejak lahir. Selain memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bayi, rasa ASI juga manis alami sehingga kondusif untuk dikonsumsi secara terus menerus tanpa cemas berat bayi jadi berlebihan.
Meski demikian, bayi yang menyusu rupanya juga tidak selamanya kondusif dari ancaman obesitas lho, Bunda. Sebab, menyusui tampaknya tidak melindungi bayi agar tidak menjadi anak yang kelebihan berat badan alias obesitas, menurut sebuah studi Eropa yang melibatkan lebih dari 10.000 ibu dan bayi.
"Ini hanya sebuah realita bahwa mempromosikan pemberian ASI, meskipun merupakan perihal yang baik dan bakal memberikan faedah kesehatan lainnya, tidak mungkin mempunyai pengaruh apa pun dalam membendung epidemi obesitas," kata penulis utama Richard Martin, dari Universitas Bristol, Inggris seperti dikutip dari laman Iol.co.za.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bayi yang disusui condong tidak tumbuh menjadi anak yang obesitas, tetapi penelitian tersebut membandingkan ibu yang memilih untuk menyusui alias tidak, sehingga mereka dan anak-anak mereka bisa saja berbeda dalam hal-hal krusial lainnya, kata para peneliti.
Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association ini melibatkan 17.000 ibu dan bayi mereka di Belarus. Sekitar separuh dari bayi tersebut lahir di rumah sakit bersalin yang menggunakan inisiatif yang dirancang oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk mempromosikan pemberian ASI.
Semua ibu pada awalnya menyusui bayi mereka, jadi penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan berapa lama bayi disusui, bukan apakah mereka disusui sama sekali, kata Martin.
Program untuk mendorong pemberian ASI tampaknya berhasil. Tiga bulan kemudian, 43 persen ibu yang melahirkan di rumah sakit intervensi tetap menyusui secara eksklusif, dibandingkan dengan enam persen ibu dalam golongan pembanding.
Martin mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, penelitian timnya telah menemukan lebih sedikit jangkitan perut dan eksim serta keahlian berpikir dan ingatan yang lebih baik di antara anak-anak dalam golongan promosi menyusui.
Namun, pada tahap uji coba ini, para peneliti membandingkan berat badan dan lemak tubuh pada sekitar 14.000 anak yang dipantau hingga usia 11 tahun dan tidak menemukan perbedaan yang mengenai dengan menyusui. Antara 14 dan 16 persen dari semua anak kelebihan berat badan dan sekitar lima persen mengalami obesitas.
Sementara itu, peneliti lain mengatakan bahwa mereka tetap merasa bahwa memulai menyusui sejak awal dapat membantu menangkal obesitas. Ruth Lawrence, seorang peneliti menyusui dari The University of Rochester Medical Center di New York, mengatakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bayi yang disusui mempunyai kontrol nafsu makan yang lebih baik daripada mereka yang mulai minum susu formula, misalnya.
"Tentu saja mengecewakan lantaran tidak ada perbedaan yang dramatis," kata Lawrence, yang tidak terlibat dalam cerita tersebut, katanya.
Di sisi lain, peneliti lainnya mengatakan penelitian saat ini tidak mengurangi pentingnya menyusui, mengingat faedah lain yang diketahui bagi ibu dan bayi.
"Mungkin kita tidak boleh menggembar-gemborkan menyusui sebagai metode pencegahan obesitas, tetapi tetap saja penting," kata Alison Ventura, seorang intelektual gizi di Universitas Drexel di Philadelphia.
Ia menyarankan agar orang tua baru mempelajari kapan mereka kudu memperkenalkan makanan tertentu ke dalam pola makan bayi mereka, dan dalam porsi berapa, sebagai bagian dari pemikiran untuk meningkatkan pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang.
"Menyusui hanyalah salah satu faktor, dan mungkin penelitian seperti ini menunjukkan bahwa bukan hanya satu aspek yang bakal mengurangi tingkat obesitas, tetapi mungkin lebih merupakan kombinasi dari beragam faktor," katanya.
Di luar hasil penelitian tersebut, menyusui tetap mempunyai faedah krusial untuk bayi ya, Bunda. Termasuk membantu bayi memenuhi nutrisi yang dibutuhkannya sejak lahir. Karenanya, sesuai rekomendasi WHO, bayi perlu disusui secara eksklusif selama 6 bulan sejak lahir dan dilanjutkan hingga usia mereka dua tahun.
Tetap semangat mengASIhi ya, Bunda. Semoga informasinya membantu, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)