Studi Terbaru Temukan Bahaya Pemakaian Kosmetik Mengandung Phthalate Selama Hamil Pada Otak Janin

Apr 13, 2025 07:30 AM - 6 hari yang lalu 7356

Jakarta -

Bunda sebaiknya jeli memilih produk kosmetik dan skincare untuk digunakan selama hamil. Studi terbaru menemukan kandungan phthalate atau ftalat yang ada di produk kosmetik bisa rawan untuk bayi di dalam kandungan.

Para peneliti dari Emory University, The University of North Carolina di Chapel Hill, dan Columbia University menemukan bahwa paparan phthalate pada ibu selama kehamilan dapat memengaruhi metabolisme dan perkembangan otak bayi yang baru lahir. Phthalate adalah sekelompok plasticizer yang banyak digunakan dan umum ditemukan dalam beragam kosmetik dan produk perawatan pribadi, seperti sampo, sabun, dan detergen, serta wadah makanan dan minuman plastik.

Penelitian yang diterbitkan pada tanggal 2 April 2025 di Nature Communications ini menjadi yang pertama kali mengeksplorasi dan menemukan bukti tentang gimana paparan phthalate pada ibu mengandung memengaruhi metabolisme bayi saat lahir. Penelitian sebelumnya sempat menunjukkan bahwa phthalate dapat memengaruhi hormon dan mungkin mengenai dengan akibat kesehatan pada ibu dan bayi.

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa paparan phthalate pada ibu mengandung dapat memengaruhi metabolisme bayi mereka dan juga yang pertama menunjukkan bahwa perubahan biologis ini dapat memengaruhi perkembangan bayi baru lahir," kata penulis pertama studi Susan Hoffman, PhD, dilansir laman resmi Emory University.

"Studi ini menjadi krusial lantaran ada kepercayaan umum yang mengatakan bahwa plasenta dapat melindungi bayi dari banyak unsur berbahaya. Tetapi, studi ini mendukung bahwa phthalate dapat melewati plasenta dan betul-betul bisa memengaruhi biologi bayi apalagi sebelum mereka lahir dan berakibat negatif pada perkembangan mereka seiring berjalannya waktu."

Penulis utama studi guru besar madya di di Rollins School of Public Health, Donghai Liang, PhD, setuju dengan pernyataan Hoffman. Menurutnya, phthalate bahkan bisa menetap di tubuh bayi setelah lahir lantaran paparan yang didapatkan selama di dalam kandungan.

"Kami memandang bahwa begitu ibu mengandung terpapar phthalate, unsur kimia ini tidak hanya masuk ke dalam tubuh mereka dan mengganggu metabolisme ibu, tetapi paparan ini juga memengaruhi metabolisme dan kegunaan saraf bayi yang baru lahir. Kami juga menemukan zat-zat ini tetap ada di dalam tubuh bayi setelah lahir, lantaran kami memandang beberapa indikasi gangguan biologis yang terjadi pada bayi yang berakibat lebih lanjut pada sistem perkembangan sarafnya," ungkap Liang.

Meski studi ini telah menemukan akibat jelek paparan phthalate selama hamil, penelitian di masa mendatang tetap dibutuhkan untuk menindaklanjuti paparan intrauterin yang terukur pada bayi hingga masa kanak-kanak. Hal tersebut dapat membantu para intelektual memahami apakah paparan awal terhadap bahan kimia seperti phthalate dapat memengaruhi perkembangan otak sepanjang masa kanak-kanak dan remaja.

Selain itu, penelitian lebih lanjut juga perlu memeriksa secara jeli molekul-molekul spesifik yang diidentifikasi di studi ini, seperti metabolit tirosin dan triptofan. Salah satu tujuannya adalah menemukan strategi intervensi untuk mengurangi akibat paparan intrauterin, Bunda.

Studi lain yang meneliti ancaman phthalate pada bumil

Studi yang diterbitkan di Environmental Research tahun 2019 juga pernah menemukan ancaman paparan phthalate pada ibu hamil. Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya terpapar phthalate selama kehamilan lebih mungkin mengalami masalah dengan keahlian motorik, ialah keahlian yang digunakan bukan hanya dalam berolahraga tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari.

Studi sebelumnya di JAMA Pediatrics tahun 2018 juga menemukan kaitan serupa, Bunda. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang terpapar phthalate selama kehamilan dapat melahirkan anak yang di kemudian hari mengalami masalah dengan perkembangan bahasanya.

"Jika membandingkan akibat keterlambatan bahasa pada ibu dengan paparan tinggi dengan paparan rendah, risikonya dua kali lipat. Anak yang lahir dari ibu dengan paparan tinggi dua kali lebih mungkin mengalami keterlambatan bahasa," kata salah satu penulis studi dan Department of Environmental Medicine and Public Health at Mount Sinai Icahn School of Medicine, Shanna Swan, dikutip dari CNN.

Demikian studi terbaru yang menjelaskan ancaman paparan unsur phthalate selama kehamilan pada perkembangan otak janin. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi Kincai Media Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya