Suami Tidak Akur Dengan Mertua Dan Sebaliknya, Harus Bagaimana? Ini Kata Pakar

Jakarta -

Ketika memutuskan untuk menikah, Bunda tidak hanya membangun family dengan pasangan, tetapi juga keluarganya. Namun, gimana jika pasangan justru tidak akur dengan mertua dan sebaliknya?

Bertengkar dengan mertua adalah perihal yang wajar dalam setiap keluarga. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang tidak selaras dengan mertua dapat meningkatkan akibat perceraian pada pasangan, Bunda.

Meski begitu, hanya lantaran tidak sependapat dengan mertua, bukan berfaedah pernikahan Bunda bakal hancur. Dengan sedikit kesabaran dan pengertian, Bunda dapat belajar untuk menghadapi situasi susah dan membangun hubungan yang sehat dengan mertua. Lantas, gimana caranya?

Cara menghadapi pasangan yang tidak akur dengan mertua

Begitu menikah, orang tua dan kerabat kandung pasangan menjadi bagian dari hidup Bunda. Memiliki bentrok dengan mereka tentunya bukan perihal baik dalam hubungan keluarga. Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hubungan family agar tetap harmonis.

1. Komunikasi dengan pasangan

Melansir dari laman Verywell mind, langkah pertama adalah membicarakan kekhawatiran dengan pasangan. Mereka mungkin sama sekali tidak menyadari ketegangan yang ada di keluarga, dan mereka dapat membantu memediasi situasi tersebut.

Dalam beberapa kasus, mereka mungkin berbincang dengan personil family alias mengambil langkah untuk kombinasi tangan dalam bentrok sebelum bertambah parah.

2. Hindari topik sensitif dengan mertua

Ada beberapa topik yang mungkin dapat menimbulkan bentrok antara pasangan dengan mertua. Baik itu politik, agama, alias gaya parenting, sebaiknya hindari beberapa topik tersebut. Jika tidak dapat menghindari, hormati dan coba untuk memandang segala sesuatu dari perspektif pandang mertua.

3. Tetapkan batas dengan mertua

Penting untuk menetapkan batas dengan mertua, terutama jika mereka sombong alias suka mencampuri kehidupan rumah tangga anaknya.

Contoh batas yang dapat dilakukan adalah menciptakan ekspektasi seputar tradisi family dan hari raya, membikin pedoman tentang kunjungan keluarga, hingga menetapkan berapa banyak waktu yang bakal dihabiskan bersama.

Beri tahu mereka apa yang membikin Bunda dan pasangan nyaman alias tidak. Hindari takut untuk tetap pada pendirian.

4. Hindari mengabaikan masalah

Melansir dari laman BRIDES, mengabaikan masalah bukan jawabannya. Jika perilaku mertua berakibat jelek pada pernikahan anaknya, mengabaikan tidak menyelesaikan masalah apapun, Bunda.

Mengabaikan situasi yang menantang memang menjaga kedamaian, tetapi mengatasi masalah secara langsung bakal meningkatkan kualitas hidup.

5. Mencari saran dan dukungan

Jika kesulitan menghadapi mertua, krusial untuk mencari support dari seseorang yang dapat memberikan nasihat yang tidak memihak.

Ini bisa berupa kawan alias kerabat yang tidak terlibat dalam situasi tersebut. Mereka dapat menawarkan dukungan.

Bagaimana baiknya suami jika istri bentrok dengan mertua?

Psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani, MPSi., Psikolog, menjelaskan bahwa suami perlu menormalisasikan istri yang sedang mengekspresikan emosi kecewanya.

“Kalau suami diaduin, baiknya yang dilakukan lebih ke pengesahan emosi. Berusaha mengerti istrinya. Misal dengan bilang, ‘Iya ya sayang, ibu memang orangnya begitu. Wajar jika Anda kesal’. Kayak menormalisasi emosi istrinya,” ujar Sri, dikutip dari laman detikcom, Jumat (29/11/2024).

Sri juga menyarankan kepada para suami untuk tidak memarahi istri ketika mereka sedang jengkel dengan mertua. Menurutnya perihal itu bisa saja membikin istri sakit hati.

“Toh ibunya kan enggak ada di situ. Jadi si anak, si suami ini bersikap baik sama istrinyalah. At least menguatkan istrinya lantaran kan pasti berat banget untuk si istri mesti ‘bersaing’ alias menghadapi si ibu mertuanya,” tutur Sri.

Bagi Bunda yang mau sharing  soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)