Tak Bisa Shalat Tarawih Karena Sibuk Bekerja? Ingat Pesan Nabi Ini

Mar 05, 2025 08:09 PM - 1 minggu yang lalu 7459

Jamaah melaksanakan shalat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (28/2/2025).

KincaiMedia, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan adalah kesempatan besar bagi tiap Muslim untuk memanen pahala. Dengan melakukan pelbagai amal, baik wajib maupun sunah, mereka mendambakan pembebasan dan ridha Allah SWT.

Di luar tanggungjawab berpuasa, ada pelbagai ibadah yang menjadi unik Ramadhan. Di antaranya adalah shalat tarawih. Tak sedikit kaum Muslimin yang menargetkan dirinya agar bisa mengikuti shalat tarawih secara penuh (full) di setiap malam-malam Ramadhan.

Tak ada yang salah dengan sasaran itu. Bagaimanapun, patut diketahui pula bahwa norma shalat tarawih adalah sunah, bukan wajib. Nabi Muhammad SAW pun menegaskan kesunahan ibadah ini dalam sabda berikut.

"Dari ‘Aisyah, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lampau banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga alias keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi), tetapi Rasulullah SAW justru tidak keluar menemui mereka.

Pagi harinya, beliau bersabda, 'Sunguh saya lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi saya tidak datang ke masjid lantaran saya takut sekali jika shalat ini diwajibkan pada kalian.' ‘Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan'" (HR Bukhari dan Muslim).

Di sisi lain, mencari nafkah untuk family adalah sebuah kebutuhan. Khususnya bagi seorang suami alias kepala keluarga, ini merupakan kewajiban.

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا

“Dan tanggungjawab ayah memberi makan dan busana kepada para ibu dengan langkah makruf” (QS. Al-Baqarah [2]: 233).

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً

“Hendaklah orang yang bisa memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari kekayaan yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak bakal memberikan kelapangan sesudah kesempitan (QS At-Talaq: 7).

Selengkapnya