Masjid an-Nilin di Sudan.
Kincai Media , JAKARTA -- Sebagai sebuah negara berpenduduk kebanyakan Muslim, Sudan mempunyai banyak masjid. Di antaranya berdiri dengan sokongan pemerintah.
Salah satu masjid negara di sana adalah Masjid Raya an-Nilin. Rumah ibadah ini berlokasi di Omburdman. Persisnya berada di sisi barat tepian Sungai Nil yang membelah kota tersebut.
Penamaan masjid ini berasal dari posisi geografisnya. Bila dilihat dari atas, tampak bahwa kompleks rumah ibadah tersebut berada di dekat pertemuan dua bagian utama Sungai Nil, ialah Sungai Nil Putih dan Sungai Nil Biru. Oleh lantaran itu, namanya menjadi an-Nilin yang berfaedah `dua sungai Nil.'
Masjid Raya an-Nilin dibangun pada periode 1970-an alias ketika Gaafar Nimeiry menjadi presiden Sudan. Dia sendiri mengepalai negara tersebut dari tahun 1969 hingga 1985. Sejak awal perencanaan, Nimeiry bervisi menjadikan an-Nilin masjid kebanggaan nasional Sudan. Untuk itu, pembangunan masjid itu menggunakan tenaga-tenaga mahir dari dalam negeri.
Pada 1983, masjid ini secara resmi di buka untuk umum. Situs Aga Khan menyebutkan, kreasi Masjid Raya an-Nilin merupakan karya seorang mahasiswa departemen arsitektur Universitas Khartoum. Mahasiswa ini sebelumnya memenangkan sayembara kreasi yang digelar presiden Sudan saat itu untuk menjaring ide-ide terbaik buatan anak negeri setempat.
Desainnya tergolong unik. Tidak seperti masjid-masjid biasa, an-Nilin didominasi kubah raksasa yang berbentuk separuh bola. Dengan begitu, gedung utama Masjid Raya an-Nilin merupakan lingkaran sempurna jika dilihat dari atas. Kubah tersebut terbuat dari bahan dasar aluminium. Permukaan kubah raksasa ini menonjolkan pola-pola tertentu sehingga bentuknya menjadi seperti permata.
Sisi interiornya pun tak kalah mempesona. Ruangan tempat jamaah melaksanakan shalat didekorasi dengan mewah. Langit-langitnya terbuat dari kayu berbobot tinggi. Pada permukaannya, terdapat pola-pola geometris yang sambung-menyambung membentuk mozaik. Bagian tersebut merupakan sisi-dalam kubah separuh bola yang menaungi masjid ini. Karena bentuknya itu, genting gedung tersebut seluruhnya disangga tembok sirkular. Artinya, tidak ada pilar yang menghujam di lantai sehingga ruangan shalat terasa lebih luas.