Kincai Media , JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan utama, termasuk dalam perihal mengajarkan hikmah dan kebaikan. Beliau adalah sosok pembimbing yang pandai (fathanah) dan komunikatif (tabligh).
Dalam mendidik kaum Muslimin, Rasulullah SAW tidak hanya lugas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Begitu pula sebaliknya. Nabi SAW kadang kala mengusulkan pertanyaan secara retoris kepada umatnya.
Dengan teknik demikian, beliau menstimulus keingintahuan dan perhatian para pengikutnya. Pada akhirnya, para sahabat beliau pun lebih bisa memahami kandungan aliran Islam yang Nabi SAW ajarkan.
Cara tersebut pernah dialami Mu’adz bin Jabal.
Saat sedang menempuh perjalanan, Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Maukah engkau saya beri tahukan tentang pokok, tiang, dan puncak amal?” Mu’adz pun mengiyakan. Lantas, beliau meneruskan penjelasannya, “Pokok kebaikan adalah Islam. Tiang-tiangnya adalah shalat. Puncaknya adalah jihad di jalan Allah.”
Tidak hanya sampai di situ. Rasulullah SAW kembali bertanya retoris, “Maukah engkau saya beri tahu tentang kunci perkara itu semua?” Mu’adz mengangguk. Maka, beliau menyentuh lidahnya dengan ujung jari, “Jagalah ini (lisan).”
“Apakah setiap manusia bakal dimintai pertanggungjawaban dari ucapan-ucapannya?” tanya sang sahabat.
“Semoga engkau selamat. Tidaklah manusia dicampakkan ke dalam neraka dengan langkah diseret pada wajahnya alias dahinya selain disebabkan oleh kata-kata yang diucapkan oleh mulut mereka,” sabda Rasul SAW.
Di samping bercerita alias tanya-jawab, beliau juga menggunakan pengajaran yang variatif. Metode tersebut dilakukan untuk menghindari rasa jenuh yang mungkin saja muncul dari rutinitas. Selain itu, langkah berselang-seling juga berfaedah membikin para pendengar lebih terkesan.
Menurut kesaksian Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW memilih hari-hari tertentu untuk menyampaikan mau’idzah kepada para sahabat. “Sebab, beliau cemas kami merasa bosan,” kata Ibnu Mas’ud. Mau’idzah itu dapat diartikan sebagai pidato alias nasihat yang berisi peringatan kepada umat.