Tetaplah Berpegang Teguh Dengan Agama, Walaupun Manusia Menyimpang

Dec 02, 2024 06:00 AM - 1 bulan yang lalu 57543

Agama Islam adalah jalan yang lurus dan benar, yang telah diturunkan oleh Allah Ta’ala sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Namun, di era penuh tuduhan ini, semakin banyak orang yang menyimpang dari jalan-Nya, meninggalkan aliran Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta terjerumus ke dalam jalan-jalan kesesatan. Di tengah tantangan ini, umat Islam kudu tetap berpegang teguh pada agama, meskipun bakal terasa berat dan mungkin membikin kita tampak asing di tengah-tengah masyarakat.

Syekh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzhahullah pernah memberikan nasihat yang sangat relevan di era ini. Beliau mengatakan,

تمسك بدينك ولو ضل أكثر الناس ولو أصبحت غريبا بين الناس ، اصبر على هذا ما دام إنك على حق ، لا يهمك أن ترضي فلانا ، أو تغضب فلانا ، لا عليك

“Berpegang teguhlah Anda dengan agamamu, meskipun kebanyakan manusia ini telah (menjadi) sesat. Walaupun Anda bakal menjadi orang yang asing di tengah-tengah manusia. Bersabarlah di atas perkara (agama) ini, selama Anda berada di atas Al-Haq (kebenaran). Janganlah merisaukanmu keridaanmu ataupun kebencianmu terhadap si fulan. Karena semua itu tidak bakal membahayakanmu.” (Syarh Kitab Al-Fitan wal Hawadits, hal. 192)

Nasihat ini mengajarkan kepada kita pentingnya istikamah (keteguhan hati) dalam berpegang pada agama, meskipun banyak orang di sekitar kita mungkin menyimpang dari kebenaran. Islam telah memberikan pedoman yang jelas melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan tugas kita sebagai hamba Allah adalah tetap berada di jalan tersebut, meskipun jalan yang ditempuh oleh kebanyakan orang berlawanan dengan itu.

Keutamaan istikamah di atas jalan kebenaran

Istikamah di atas kepercayaan Islam merupakan suatu tanggungjawab bagi setiap muslim. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, lantaran jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diwasiatkan Allah agar kalian bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153)

Allah Ta’ala telah menyiapkan satu jalan yang lurus bagi hamba-hamba-Nya, ialah kepercayaan Islam, dan Dia memperingatkan kita agar tidak mengikuti jalan-jalan lain yang dapat menyesatkan dan memecah-belah. Jalan yang lurus ini adalah tuntunan yang sudah jelas melalui wahyu Allah, dan tugas kita adalah mengikutinya dengan sepenuh hati, tanpa menyimpang ke jalan yang lain.

Namun, untuk tetap berada di jalan ini tidaklah mudah. Seiring dengan berkembangnya zaman, beragam tuduhan dan ujian datang silih berganti, menggoda manusia untuk keluar dari aliran Islam yang murni. Oleh karenanya, diperlukan kesabaran dan keteguhan hati dalam menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam itu dimulai dalam keadaan asing dan bakal kembali menjadi asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan (ghuraba’).” (HR. Muslim no. 145)

Saudaraku, inilah masa di mana seseorang yang berpegang teguh pada kepercayaan bakal membikin seseorang tampak asing alias terasing di mata kebanyakan orang. Tetapi, justru orang-orang yang terasing inilah yang dijanjikan keberuntungan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lantaran mereka tetap setia pada kebenaran, meskipun bumi di sekeliling mereka telah berubah.

Sikap terhadap penyimpangan di tengah masyarakat

Tidak bisa dipungkiri, di era yang penuh dengan tuduhan ini, semakin banyak orang yang menyimpang dari aliran Islam. Sebagian dari mereka terjebak dalam materialisme, sebagian lainnya mengikuti ideologi-ideologi yang bertentangan dengan agama, dan tidak sedikit yang meremehkan hukum Islam. Di tengah keadaan seperti ini, kita kudu tetap kokoh berpegang pada prinsip-prinsip agama, walaupun terasa sulit.

Allah Ta’ala berfirman,

ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali (pemimpin-pemimpin) selain-Nya, sangat sedikit dari kalian yang mengambil pelajaran (darinya).” (QS. Al-A’raf: 3)

Ikutilah jalan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan jangan pernah terpengaruh oleh pihak-pihak yang menyimpang dari kebenaran. Allah juga memperingatkan bahwa hanya sedikit orang yang mengambil pelajaran dari peringatan-Nya, yang menunjukkan bahwa kebanyakan manusia condong tersesat dari jalan yang benar. Namun, ini tidak boleh menyurutkan semangat kita untuk tetap alim kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah Ta’ala juga berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian beralih dari-Nya, sedangkan kalian mendengar (apa yang diserukan atas kalian).” (QS. Al-Anfal: 20)

Di tengah beragam bujukan bumi dan seruan-seruan yang menyesatkan, kita kudu selalu mengingat bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah perihal yang paling utama. Meskipun perihal ini mungkin membikin kita berseberangan dengan banyak orang, namun selama kita tetap di atas kebenaran, kita tidak perlu khawatir.

Kesabaran di era penuh fitnah

Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi tantangan di era yang penuh dengan tuduhan ini. Syekh Shalih Al-Fauzan hafidzhahullah menekankan pentingnya bersabar ketika kita berpegang pada kebenaran, meskipun bumi di sekitar kita mungkin menolak alias apalagi memusuhi kita. Selama kita berada di atas jalan yang benar, keridaan alias kebencian manusia tidak semestinya menjadi pertimbangan utama.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Pahala bagi orang-orang yang bersabar tidak terbatas. Ini adalah motivasi besar bagi kita untuk tetap teguh dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini, terutama ketika menghadapi beragam ujian dan tekanan dari masyarakat yang semakin jauh dari tuntunan agama.

Oleh karenanya, meskipun berpegang teguh pada kepercayaan Islam adalah sebuah tantangan yang besar. Namun, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Shalih Al-Fauzan hafidzhahullah, kita kudu tetap kokoh dalam memegang kebenaran, meskipun kita menjadi asing di tengah masyarakat. Kesabaran dan keteguhan hati adalah kunci untuk tetap istikamah di atas jalan yang lurus ini.

Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Ta’ala,

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ

“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, lantaran jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am: 153)

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk tetap berpegang teguh pada agama-Nya, serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang beruntung di bumi dan akhirat.

Wallahu A’lam.

***

Penulis: Fauzan Hidayat

Artikel: KincaiMedia

Selengkapnya