Thr Cair, Ingat Pesan Ulama Turki Soal Pentingnya Hidup Hemat

Mar 21, 2025 11:00 AM - 1 bulan yang lalu 45704

KincaiMedia,JAKARTA -- Sebagian tenaga kerja swasta alias pun pegawai pemerintahan mungkin telah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang dibagikan setiap menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri. THR dibagikan sebagai corak apresiasi kepada tenaga kerja dan sebagai support finansial dalam menyambut hari raya tahun ini.

Namun, saat menerima THR masih banyak orang yang condong boros, sehingga saat lebaran duit THR itu pun sudah habis. Pemborosan dan budaya konsumtif ini bertentangan dengan apa yang diajarkan para ustadz terdahulu tentang pentingnya hidup hemat. 

Dalam kitab Al-Lama'at misalnya, ustadz masyhur asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) menekankan pentingnya hidup hemat. Menurut dia, orang yang irit tidak bakal ditimpa oleh kemiskinan dan kelaparan sebagaimana perihal itu disebutkan oleh sabda Nabi SAW:

“Orang yang hidup irit tidak bakal miskin”.

Said Nursi mengatakan, ada beragam bukti nyata yang menunjukkan bahwa hidup irit menjadi karena diturunkannya keberkahan dan sebagai asas kehidupan yang lebih baik. Di antaranya adalah pengalamannya sendiri serta pengakuan orang-orang yang telah membantu dan menemaninya dalam menjalankan tugasnya. 

"Kadangkala saya dan beberapa kawan mendapatkan sepuluh kali lipat keberkahan lantaran sikap irit tadi," kata Nursi dikutip dari kitab Al-Lama'at laman 271. 

Bahkan sembilan tahun yang lalu, lanjut Nursi, ketika beberapa ketua suku yang diasingkan bersamanya ke Burdur memaksanya untuk menerima amal kekayaan mereka dengan tujuan agar dirinya tidak jatuh miskin lantaran uangnya yang sedikit, Nursi mengatakan kepada para ketua yang kaya raya itu: 

“Meskipun uangku sangat sedikit, namun saya bisa hidup hemat. Aku terbiasa merasa cukup sehingga saya tidak memerlukan support kalian.” 

Akhirnya, Said Nursi menolak tawaran mereka yang berkali-kali tersebut. Dan patut untuk diperhatikan, rupanya sebagian besar orang-orang yang telah menawarkan amal mereka kepada Nursi itu dua tahun kemudian dililit utang lantaran tidak mau bersikap hemat. 

"Sebaliknya, berkah sikap hemat, uangku yang sedikit tadi alhamdulillah tetap cukup hingga tujuh tahun berikutnya. Aku tidak perlu menjatuhkan nilai diriku, tidak sampai meminta support orang, dan tetap tetap bisa berpegang pada prinsip hidupku, ialah al-istighna (tidak berjuntai kepada orang lain)," jelas Nursi. 

Dia pun menegaskan bahwa orang yang tidak bersikap irit bakal jatuh pada kehinaan serta bakal tergelincir ke dalam lembah kerendahan. "Harta yang dipergunakan untuk hidup berlebihan pada era kita sekarang ini merupakan kekayaan yang mahal dan sangat berharga. Sebab, kadangkala dia kudu dibayar dengan kehormatan dan nilai diri," kata Nursi. 

Bahkan, tambah dia, seringkali kesucian kepercayaan dipertaruhkan hanya untuk mendapatkan duit yang sial. Dengan kata lain, seseorang berupaya mendapat beberapa rupiah lewat langkah menggadaikan ratusan juta kekayaan maknawinya. 

Padahal, kata Nursi, jika manusia mau membatasi diri pada kebutuhan pokoknya dan hanya berkonsentrasi padanya, dia bakal mendapatkan rezeki yang bakal menjamin kelangsungan hidupnya dari tempat yang tak disangka-sangka sesuai dengan kandungan firman Allah:

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Artinya: "Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh"  (QS Ad-Zariyat [51] :58)

Bahkan secara tegas dan pasti ayat berikut memberikan agunan tersebut:

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya..." (QS Hud [11] :6)

Selengkapnya