KincaiMedia, MAKKAH -- Islam mengatur segala perihal kehidupan mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Berikut tiga etika bangun tidur yang dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya Permulaan Jalan Hidayah, Kitab Panduan Ibadah dan Muamalah.
Pertama, berusaha bangun sebelum terbit fajar.
فَضْلٌ فِي آدَابِ الْإِسْتِيْقَاطِ مِنَ النَّوْمِ
فَإِذَا اسْتَيْقَظْتَ مِنَ النَّوْمِ، فَاجْتَهِدْ أَنْ تَسْتَيْقِظَ قَبْلَ طُلُوْعِ الْفَجْرِ، وَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا يَجْرِي عَلَى قَلْبِكَ وَلِسَانِكَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى: فَقُلْ عِنْدَ ذَلِكَ
Jika telah waktunya bangun tidur maka bersegera bangun. Usahakan bangun sebelum terbit fajar.
Kedua, berzikir dan berdoa
Hendaklah yang pertama kali engkau bisikkan di hatimu dan engkau ucapkan di bibirmu dzikrullah. Lalu, bacalah angan ini:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْعَظَمَةُ وَالسُّلْطَانُ لِلَّهِ، وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإسلام، وَعَلَى كَلِمَةِ الإخلاص، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ: اللَّهُمَّ إِنَّا نسألك أن تَبْعَنَا في هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَنَعُوذُ بِكَ أَنْ تجترَحَ فِيهِ سُوءًا أَوْ نَجْرُهُ إِلَى مُسْلِمٍ، أَوْ يَجْرُهُ أَحَدٌ إِلَيْنَا: نسألك خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرَّ مَا فِيْهِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami kelak bakal kembali. kami masuk di waktu pagi. Kerajaan adalah milik Allah. Segala keagungan dan kemuliaan juga milik Allah. Segala kemegahan dan segala kekuasaan hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Kami masuk di waktu pagi dalam keadaan fitrah Islam, di atas kalimat keikhlasan, di atas kepercayaan Nabi kami Muhammad SAW, dan di atas millah Nabi Ibrahim AS yang selalu bersikap lurus lagi bertawakal diri. Dan sekali-kali Nabi Ibrahim itu bukanlah seorang yang musyrik.
Ya Allah, karena-Mu kami berjumpa pagi hari, dan karena-Mu pula kami berjumpa sore hari, karena-Mu kami hidup, karena-Mu kami mati, dan kepada-Mulah kami bakal kembali.
Ya Allah, kami meminta kapada-Mu agar engkau bangunkan kami pada hari ini untuk dapat melakukan segala kebaikan dan kami berlindung kepada-Mu dari melakukan kejahatan, alias pun membujuk kerabat Muslim kepada keburukan. Kami memohon kepada-Mu bakal kebaikan pada hari ini dan segala kebaikan yang ada di dalamnya, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan segala keburukan yang ada di dalamnya."
(HR Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud dari Hudzaifah dan dari Abu Dzar ra. HR Ibnu Sunni dari Abdullah bin Abu Aufa ra. HR Ibnu Sunni, Nasa'i, Darimi, dari Abdurrahman bin Abzara.
Ketiga, bersegera mengenakan busana jika sebelumnya tidak berpakaian
فَإِذَا لَبِسْتَ ثِيَابَكَ فَانُو بِهِ امْتِقَالَ أَوَامِرِ اللهِ تَعَالَى فِي سَتْرِ عَوْرَتِكَ، وَاحْذَرْ أَنْ يَكُونَ فَصَدُكَ مِنْ لِبَاسِكَ مُرَاءَاةَ الْخَلْقِ فَتَخْسَرُ
Setelah itu, andaikan engkau mengenakan pakaianmu maka hendaklah niatmu melakukannya demi melaksanakan perintah Allah untuk menutup auratmu. Dan janganlah engkau beriktikad mengenakan busana itu untuk pamer kepada mahkluk, lantaran perihal itu bakal membuatmu mendapat kerugian.