Tiga Metode Dakwah Nabi

Jan 01, 2025 04:27 PM - 3 minggu yang lalu 27995

KincaiMedia, JAKARTA -- Sejak wahyu pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lebih dari 1400 tahun silam, Islam disebarkan melalui dakwah. Rasulullah SAW pun telah memberikan suri teladan tentang cara-cara dakwah.

Merujuk pada sirah Nabawiyah, awalnya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, door to door dari rumah ke rumah. Inilah fase yang penuh tantangan. Betapa jumlah kaum Muslimin saat itu sangat mini jika dibandingkan dengan kaum musyrikin, apalagi para petinggi yang enggan meninggalkan tradisi Jahiliyah.

Selain dari kaum Quraisy, cercaan dan rintangan juga datang dari kalanga family SAW sendiri yang belum menerima aliran Islam. Ambil contoh, Abu Lahab yang banget memusuhi dakwah Islam. Alquran apalagi mengabadikan sifatnya dalam surah al-Lahab.

Segenap ujian dihadapi Nabi SAW dengan penuh kesabaran. Selanjutnya, dakwah Islam dilakukan secara terang-terangan. Banyak peristiwa yang dilalui Nabi SAW untuk menyampaikan risalah Islam, baik selama di Makkah, Madinah, maupun kota-kota sekitar.

Puncaknya, ketika pembebasan Makkah (fathu Makkah) terjadi. Inilah kemenangan yang besar dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW sepanjang hayat. Kemenangan tauhid atas aliran paganisme yang membikin logika bebal, mengunci hati dan pikiran. Kemenangan yang membersihkan Ka'bah, Baitullah yang dibina sejak era Nabi Adam AS lampau Nabi Ibrahim AS; rumah Allah itu sekarang bersih dari berhala-berhala.

Nabi SAW merupakan seorang ummiy. Namun, perihal itu tidak berfaedah beliau SAW menafikan pentingnya metode dakwah melalui tulisan. Maka dari itu, banyak surat-surat yang berisi rayuan memeluk Islam dikirimkannya ke para petinggi bangsa-bangsa dunia, baik di Arab maupun sekitarnya.

Di antara para pemimpin yang menerima surat dari Rasul SAW itu adalah, Raja Heraklius dari Bizantium; Raja Mukaukis dari Mesir; Raja Kisra dari Persia (Iran); serta Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Agar dakwah tepat sasaran, Alquran telah menunjukkan kaidah-kaidahnya. Umpamanya, dalam surah an-Nahl ayat ke-125. Artinya, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan langkah yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Selengkapnya