Tradisi Dan Malam Nisfu Syaban

Feb 02, 2025 05:34 PM - 1 minggu yang lalu 11367

KincaiMedia, BANDUNG -- Malam Nisfu Syaban merupakan malam pada tanggal 15 Sya'ban. Malam ini bagi sebagian kalangan dianggap spesial lantaran mempunyai keutamaan. Namun ada perbedaan pendapat soal sabda yang menjadi dasar keistimewaan malam Nisfu Sya'ban.

Ustadz Bachtiar Nasir menerangan memang banyak sekali sabda yang meriwayatkan tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban. Sebagian ustadz mengatakan, tidak ada satu pun sabda sahih tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban. Sedangkan, sebagian ustadz sabda mengatakan, ada riwayat yang lantaran banyaknya sanad sabda tersebut maka dia menjadi sahih alias paling tidak menjadi hasan yang bisa dijadikan sebagai sandaran.

Sebagaimana yang ditegaskan Syekh Albani tentang sabda berikut ini. Mu'adz bin Jabal RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Pada malam Nisfu Sya'ban, Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk selain orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban).

Albani mengatakan dalam kitab Silsilah al-Shahihah bahwa sabda ini sahih yang diriwayatkan dari beberapa orang sahabat dari sanad yang berbeda-beda yang semuanya saling mendukung, ialah dari Mu'adz bin Jabal, Abu Tsa'labah, Abdullah bin 'Amru, Abu Musa al-Asy'ari, Abu Hurairah, Abu Bakar, Auf bin Malik, dan Aisyah.

Berdasarkan perbedaan penilaian terhadap hadis-hadis tersebut maka para ustadz juga berbeda pendapat tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban itu. Sebagian mengatakan malam Nisfu Sya'ban tidak mempunyai keistimewaan dan sama seperti malam-malam lainnya sedangkan sebagian lain mengatakan malam itu mempunyai keutamaan.

Ustadz Bachtiar menambahkan, Al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwazi menegaskan bahwa semua hadis-hadis ini secara keseluruhan (hadis tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban) merupakan hujah ke atas mereka yang beranggapan bahwa tidak ada sabda yang sahih tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban.

Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidha' al-Shirath al-Mustaqim juga mengatakan banyak sekali diriwayatkan tentang keistimewaan malam Nisfu Sya'ban ini hadis-hadis Nabi SAW dan atsar-atsar (perkataan sahabat) yang menunjukkan bahwa malam ini memang ada keutamaannya. Sedangkan, mengenai ibadah unik alias shalat unik yang dilakukan pada malam ini maka para ustadz mengatakan tidak ada dasar dan dalilnya dalam syara'.

Pendiri Pusat Kajian Hadis KH Dr Ahmad Lutfi Fathullah menegaskan sabda soal ibadah shalat malam dan puasa unik Nisfu Sya'ban mempunyai derajat dhaif. Meski demikian, yang didasarkan pada sabda dhaif tidak berfaedah kudu dilarang. Yang dilarang adalah ketika kita menjadikan ibadah sunah sebagai kewajiban, alias ketika kita melebih-lebihkan pahala ibadah sunah.

Tentang pelandasan terhadap sabda dhaif ini, ustadz beranggapan bahwa sabda lemah dapat digunakan untuk fadhail al-a'maal (keutamaan amal). Jadi, ketika tidak ada sabda shahih yang membahas ibadah tertentu dan itu tidak ber tentangan dengan hukum agama, sabda lemah dapat digunakan. Tapi, papar Kiai Lutfi, ketika tetap ada sabda shahih, sebaiknya menggunakan yang shahih.

Soal menghidupkan malam dan berpuasa pada Nisfu Sya'ban, tidak ada sabda shahih yang membahasnya. Untuk itu, sabda dhaif di atas dapat digunakan. Namun, tentu saja, dengan catatan-catatan khusus.

Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki menerangkan masyarakat Islam Betawi sudah terbiasa mengisi malam Nisfu Sya'ban dengan beragam syiar.

Menurutnya masyarakat Muslim di Mesir dan Yaman telah melaksanakan perihal tersebut dan menjadi tradisi. Ritual peribadatan Nisfu Sya`ban kemudian masuk ke Indonesia, khususnya ke Betawi, yang menurut perkiraan dibawa oleh para ustadz alias habaib dari Yaman. Sehingga wajar jika ritual peribadatan Nishfu Sya`ban di Betawi khususnya, tidak jauh berbeda dengan yang ada di Yaman.

Ustadz Kiki menuturkan, di masyarakat Betawi, peringatan Nisfu Sya'ban seakan telah menjadi kegiatan wajib seperti halnya Maulidan dan Rajaban, yang dilakukan di masjid dan mushala setelah shalat Maghrib. Urutan peringatan Nisfu Sya`ban secara umum adalah sebagai berikut: pertama, pemberian kata pengantar dari seorang ustaz alias ustad setempat yang berisi tentang perihal Nisfu Sya`ban;

Kedua, membaca tahlil; ketiga, membaca surat Yasin tiga kali yang setelah referensi surat Yasin yang pertama dilanjutkan dengan bermohon meminta kepada Allah SWT Agar diberikan kesehatan dan diperpanjangkan umurnya, setelah referensi surat Yasin yang kedua dilanjutkan dengan angan agar Allah memberikan rezeki yang berlimpah dan halal. Setelah referensi Yasin yang ketiga dilanjutkan dengan angan agar Allah SWT menetapkan ketaatan dan Islam, dan keempat, membacakan angan Nisfu Sya`ban sekaligus menutup kegiatan peringatan Nisfu Sya`ban. 

sumber : Dok Republika

Selengkapnya