Kincai Media , JAKARTA -- Menurut sejumlah riwayat dan literatur, tradisi khitan atau sunat telah ada sejak era Nabi Adam AS. Bahkan, bangsa-bangsa terdahulu juga melakukan perihal yang sama.
Mengutip keterangan dari Injil Barnabas, Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang berkhitan. Ia melakukannya setelah bertobat kepada Allah dari dosa-dosa yang dilakukannya lantaran melanggar larangan Allah untuk tidak menyantap buah khuldi.
Ketika hukum ini dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS, lantaran pada masa itu banyak keturunan Nabi Adam AS yang telah melupakan hukum ini. Karena itu, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang menjadi fitrah umat manusia itu.
Dalam sejarah Islam, khitan dilakukan Nabi Ibrahim AS. Hal itu disebutkan dalam sebuah sabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA oleh Imam Bukhari, Muslim, Baihaqi, dan Imam Ahmad. Nabi SAW bersabda, "Ibrahim Khalil ar-Rahman berkhitan setelah berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak."
Bangsa antik hingga pra-Nabi
Pada masa Babilonia dan Sumeria Kuno, ialah sekitar tahun 3.500 tahun sebelum Masehi (SM), masyarakat setempat juga sudah melakukan praktik berkhitan. Hal ini diperoleh dari sejumlah prasasti yang berasal dari peradaban bangsa Babilonia dan Sumeria Kuno. Pada prasasti itu, tertulis tentang praktik-praktik berkhitan secara perinci.
Begitu juga pada masa bangsa Mesir Kuno sekitar tahun 2200 SM. Prasasti yang tertulis pada makam Raja Mesir yang berjulukan Tutankhamun, tertulis praktik berkhitan di kalangan raja-raja (Firaun). Prasasti tersebut menggambarkan bahwa mereka menggunakan balsam untuk menghilangkan rasa sakit, saat sebagian kulit kemaluan laki-laki dipotong. Tujuan mereka melaksanakan khitan ini adalah untuk kesehatan.
Tak hanya Babilonia, Sumeria, dan Mesir Kuno, orang-orang Yahudi juga mengenal tradisi berkhitan. Mereka meletakkan perhatian besar terhadap praktik berkhitan ini. Dalam kitab Talmud--tafsir atas Zabur, ialah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud AS--disebutkan, orang yang tidak berkhitan termasuk dalam golongan orang musyrik yang jahat.